Pengurus Sudah Terbentuk, Pengamat Nilai PBNU Makin Inklusif
loading...

Pengamat politik Universitas Paramadina, Septa Dinata. Foto/Ist
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) resmi mengeluarkan daftar jajaran kepengurusan lengkap periode 2022-2027 melalui konferensi pers. Salah satu yang menarik perhatian adalah banyaknya wajah politikus yang muncul dalam daftar tersebut.
Baca juga: 6 Istilah dalam Kepengurusan PBNU, Ini Makna dan Tugasnya
Pengamat politik Universitas Paramadina, Septa Dinata menilai, ini konsisten dengan pendirian KH Yahya Cholil Staquf, untuk menjadikan NU rumah bagi semua.
Baca juga: KH Cholil Nafis, Ulama Muda yang Masuk dalam Jajaran Rais Syuriah PBNU
"Sepintas memang bertolak belakang dengan misi Gus Yahya untuk menjaga NU dari politik praktis. Tapi jika dilihat lebih jauh, ini bagian dari strategi, agar NU tidak lagi dikooptasi oleh PKB," kata Septa, Rabu (12/1/2022).
Septa menilai, strategi ini sangat cerdas. Menurutnya, dengan mengakomodir politikus dari berbagai macam warna bendera, membuat kekuatan NU lebih besar.
"Strategi ini akan membuat kekuatan NU tersebar di mana-mana. Di sisi lain juga tidak realistis bagi NU untuk tidak mengakomodir politisi di kepengurusannya" terang Septa.
Septa menjelaskan, NU lebih tepat menjadi kekuatan inklusif ketimbang ekslusif. Jika menjadi kekuatan ekslusif, NU justru menjadi kecil.
"Kekuatan inklusif seperti garam yang ada rasanya, tapi enggak kelihatan dan menggarami semua aspek politik. Jika dipaksa menjadi kekuatan ekslusif, NU menjadi kecil. Ya jadinya sebanyak suara PKB itu. Ibarat raksasa besar yang selama ini dipaksa pakai baju kecil, yaitu PKB. Pasti akan robek," jelasnya.
Namun menurut Septa, yang perlu menjadi catatan adalah posisi sekretaris jenderal yang diisi oleh Saifullah Yusuf yang merupakan kepala daerah aktif.
"Gus Ipul itu kan wali kota. Aktifitasnya banyak di daerah. Ini mesti diantisipsi," pungkasnya.
Berikut sejumlah nama yang masuk dalam pengurus PBNU periode 2022-2027 di bawah Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf. Di antaranya Saifullah Yusuf, Nusron Wahid, Khofifah Indar Parawansa, Alissa Qotrunnada, Mardani Maming, Ahmad Mustofa Bisri, Miftachul Akhyar (Rais Aam), HM Asorun Ni'am Sholeh, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, KH Ahmad Said Asrori, dan lainnya.
Baca juga: 6 Istilah dalam Kepengurusan PBNU, Ini Makna dan Tugasnya
Pengamat politik Universitas Paramadina, Septa Dinata menilai, ini konsisten dengan pendirian KH Yahya Cholil Staquf, untuk menjadikan NU rumah bagi semua.
Baca juga: KH Cholil Nafis, Ulama Muda yang Masuk dalam Jajaran Rais Syuriah PBNU
"Sepintas memang bertolak belakang dengan misi Gus Yahya untuk menjaga NU dari politik praktis. Tapi jika dilihat lebih jauh, ini bagian dari strategi, agar NU tidak lagi dikooptasi oleh PKB," kata Septa, Rabu (12/1/2022).
Septa menilai, strategi ini sangat cerdas. Menurutnya, dengan mengakomodir politikus dari berbagai macam warna bendera, membuat kekuatan NU lebih besar.
"Strategi ini akan membuat kekuatan NU tersebar di mana-mana. Di sisi lain juga tidak realistis bagi NU untuk tidak mengakomodir politisi di kepengurusannya" terang Septa.
Septa menjelaskan, NU lebih tepat menjadi kekuatan inklusif ketimbang ekslusif. Jika menjadi kekuatan ekslusif, NU justru menjadi kecil.
"Kekuatan inklusif seperti garam yang ada rasanya, tapi enggak kelihatan dan menggarami semua aspek politik. Jika dipaksa menjadi kekuatan ekslusif, NU menjadi kecil. Ya jadinya sebanyak suara PKB itu. Ibarat raksasa besar yang selama ini dipaksa pakai baju kecil, yaitu PKB. Pasti akan robek," jelasnya.
Namun menurut Septa, yang perlu menjadi catatan adalah posisi sekretaris jenderal yang diisi oleh Saifullah Yusuf yang merupakan kepala daerah aktif.
"Gus Ipul itu kan wali kota. Aktifitasnya banyak di daerah. Ini mesti diantisipsi," pungkasnya.
Berikut sejumlah nama yang masuk dalam pengurus PBNU periode 2022-2027 di bawah Ketua Umum KH Yahya Cholil Staquf. Di antaranya Saifullah Yusuf, Nusron Wahid, Khofifah Indar Parawansa, Alissa Qotrunnada, Mardani Maming, Ahmad Mustofa Bisri, Miftachul Akhyar (Rais Aam), HM Asorun Ni'am Sholeh, Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf, KH Ahmad Said Asrori, dan lainnya.
(maf)
Lihat Juga :