Cara Instan Pejabat dan Politisi Dongkrak Popularitas

Sabtu, 08 Januari 2022 - 09:30 WIB
loading...
A A A
Bahkan, Twitter salah satu jejaring sosial yang sudah menjadi bagian dari pola komunikasi masyarakat saat ini. Aplikasi ini sangat populer, hal ini terlihat dari jumlah pengguna yang mengalami kenaikan dari 27% di 2020 menjadi 56% di 2021 dan postingan tweet yang tergolong besar setiap harinya. Selain itu, media sosial Twitter bisa menangkap data percakapan berita dari media online yang membahas sebuah topik. "Proses yang dilakukan ketika menganalisis adalah keyword, karena keyword itulah cara untuk mengenal percakapan, cukup dengan memberikan kata kunci saja," terangnya.

Sebagai contoh ketika akan menganalisis Twitter, sebenarnya bisa menangkap informasi dari kanal YouTube atau informasi dari Facebook dan dari platform lainnya yang sedang menjadi bahasan terkini untuk kemudian dikirim ke Twitter dengan menambahkan tagar (hashtag) hingga menjadi ramai diperbincangkan.

Selain itu, media yang sangat luar biasa dipakai untuk pansos yaitu Whatsaap. "Aplikasi ini sangat luar biasa, whatsapp memang tidak bisa kita monitor tetapi di dalamnya ada difusi informasi yang datang dari platform lain bisa dengan mudah tersebar. Misalnya, ada narasi tentang tokoh politik yang disebarkan melalui Twitter, tentunya secara cepat bisa tersebar ke whatsapp," ungkapnya.

Sekarang ini yang menarik adalah tik-tok, Ismail melihat jika dahulu media sosial ini dijadikan tempat entertainment, tetapi sekarang sudah mulai berpindah haluan menjadi tempat untuk mengekspresikan posisi politik. Contohnya saat RUU omnibus law di sahkan, platform media sosial ini ramai mendapatkan perhatian dan sangat cepat menyebar. "Sehingga platform ini sangat efektif dalam mempengarhi sudut pandang seseorang,"jelas Ismail.

Dirinya pun menyarankan, agar masyarakat harus mengetahui batasan-batasan dalam bermedia sosial. "Kembali lagi harus ada pendidikan soal yang mana harus ditampilkan dan tidak boleh ditampilkan. Masyarakat juga harus membaca ketentuan yang ada di setiap platform media sosial tersebut,"kata Ismail.

Akibat Kepercayaan Diri Rendah
Perilaku pansos berakar dari penghayatan self-esteem yang rendah. Sehingga cenderung membuat seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain. Psikolog klinis Alvieni Angelica mengatakan, mereka yang seperti itu juga akan merasa hanya dengan menggunakan eksistensi orang lain yang biasanya orang yang populer saja mereka dapat dianggap.

Perbedaan perilaku pansos biasanya muncul dari perbedaan tahapan usia dan latar belakang kehidupan seseorang. Itu akan mempengaruhi terbentuknya kepribadian serta perspektif terhadap diri sendiri dan kehidupan. "Ada yang menampilkan diri lebih pada penampilan karena mungkin pernah mengalami body- shaming. Namun ada juga yang menampilkan diri lebih pada kesuksesan karir dan lingkaran pertemanan dari kalangan atas karena mungkin dulu pernah memiliki pengalaman rendah diri dari faktor ekonomi dan masih banyak lagi," ungkapnya.

Founder Enlightmind ini menambahkan, sebenarnya ada beberapa perilaku pansos yang positif. Seperti membuat postingan donasi dengan bercerita mengenai tempat yang didonasikan sehingga menginspirasi perbuatan baik. Sering kini dijumpai banyak orang di media sosial yang melakukan fund raising atau patungan untuk membantu pihak yang membutuhkan.

Pansos dengan seseorang atau tempat yang akan dibantu itu tentu pansos yang ada manfaatnya bagi penerima. Namun, tentu diperlukan pertanggungjawaban yang besar untuk ini, seseorang yang melakukan penggalangan dana harus amanah dalam menyalurkan donasi dari banyak pihak. Pansos dari aktivitas ini tentu akan membuat orang lain juga akan simpati dan mendapat citra positif karena dipersepsikan menjadi seseorang yang senang membantu orang.

"Selain itu bisa juga postingan terkait dengan hobi-hobi unik seperti pemanfaatan barang bekas dan hal lain yang dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Mengajak berperilaku hidup sehat dengan memposting olahraga atau makanan sehat atas saran chef tertentu juga dapat dilakukan," pungkasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0415 seconds (0.1#10.140)