Serangan Darat dan Udara Para Capres: Bagi-Bagi Sembako hingga Eksis di Medsos

Kamis, 06 Januari 2022 - 08:55 WIB
loading...
Serangan Darat dan Udara...
Para tokoh yang namanya acapkali masuk bursa capres 2024 di berbagai survei juga sudah mulai aktif menjalankan serangan udara dan darat agar lebih dikenal masyarakat. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Geliat Pilpres 2024 sudah mulai menghangat sejak beberapa bulan belakangan. Mulai dari banyaknya lembaga survei yang mengumumkan hasil surveinya masing-masing mengenai elektabilitas para calon kandidat, deklarasi dukungan relawan untuk sejumlah tokoh, hingga pertemuan sejumlah elite partai politik yang turut membicarakan kontestasi lima tahunan itu.

Nah, para tokoh yang namanya acapkali masuk bursa capres 2024 di berbagai survei juga sudah mulai aktif menjalankan serangan udara dan darat agar lebih dikenal masyarakat. Aktif di media sosial dan media massa, pemasangan baliho dan semacamnya, bagi-bagi sembako bergambar tokoh, serta blusukan alias keliling daerah sudah dilakukan mereka.

Serangan darat dan udara itu diprediksi akan terus dilakukan para calon kandidat mulai tahun 2022 ini. Ya, dua tahun menuju Pilpres 2024 adalah waktu yang cukup untuk memperkenalkan diri ke masyarakat.





Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menilai kombinasi serangan darat dan udara perlu dilakukan para bakal capres menuju 2024. Kunto mengatakan, efektif atau tidaknya kampanye untuk pilpres dalam dua tahun ke depan tergantung dari seberapa bagus masing-masing kandidat tersebut melakukan orkestrasi komunikasi publik atau kampanyenya.

"Jadi misalnya kalau yang di media sosial atau di YouTube terus, tapi enggak turun ke lapangan, lalu tidak melakukan kunjungan ke komunitas-komunitas, atau tidak menggarap media massa, tentu juga akan kalah dibandingkan mereka yang secara cantik melakukan orkestrasi," kata Kunto kepada SINDOnews, Rabu (5/1/2022).

Menurut dia, terjun langsung ke lapangan penting dilakukan para bakal capres selain muncul di YouTube atau media sosial dan media massa. "Jadi, menurut saya ini adalah kombinasi, untuk mengatur ini kan butuh ritme, butuh ketukan yang pas, butuh isu yang tepat untuk kontennya, butuh irama enak, butuh nada dan tone yang tidak monoton, menurut saya itu cara yang harus dilakukan para kandidat presiden untuk 2024," tuturnya.



Dia menilai itu merupakan perpaduan antara sains atau ilmu pengetahuan dan seni. "Karena masalah komunikasi ke publik atau orkestrasi itu juga terdapat seni di dalamnya," pungkasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2658 seconds (0.1#10.140)