Jaga Keselamatan Masyarakat, BMKG Lakukan Sejumlah Inovasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) terus menggeber inovasi teknologi dan layanan. Hal ini untuk memperkuat layanan multisektor, dalam rangka menjaga keselamatan masyarakat dan menunjang pembangunan nasional.
Baca Juga: BMKG
Baca juga: BMKG Ungkap 185 Kali Gempa Merusak Selama Periode 2008-2021
"Berbagai inovasi yang diluncurkan BMKG harus sudah teruji dan langsung dapat diterapkan dalam kegiatan operasional. Tidak lain untuk menjawab, mengantisipasi dan mengatasi berbagai tantangan dan dinamika global yang semakin kompleks," kata Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Jumat (31/12/2021).
Dwikorita mengungkapkan, baru-baru ini BMKG mempublikasikan sedikitnya enam produk inovasi teknologi terapan yang telah dilakukan dalam waktu satu tahun terakhir.
Diseminasi bertema 'Unboxing Produk Inovasi Teknologi Tahun 2021' memperkenalkan sejumlah produk yang berhasil diciptakan oleh anak-anak bangsa ASN BMKG yang bersinergi dengan berbagai pihak.
"Yaitu di Bidang Meteorologi melalui model InaNWP dan Inarason Versi 2. Model InaNWP merupakan model regional yang dikembangkan oleh BMKG dengan menggunakan Weather Research Forecasting (WRF) yang berasimilasi dengan data observasi BMKG," ungkap Dwikorita.
"Inovasi InaNWP bertujuan untuk menyediakan informasi prakiraan cuaca jangka pendek yang berkualitas dengan memanfaatkan data-data observasi lokal di wilayah Indonesia hasil sinergisitas penelitian antar unit di lingkungan BMKG serta lembaga lain di luar BMKG," tambahnya.
Inarason sendiri lanjut dia, merupakan sebuah sistem berbasis web untuk integrasi radiosonde seluruh stasiun pengamatan di Indonesia yang bertujuan membantu forecaster dalam membuat analisa udara atas mengenai fenomena atmosfer/cuaca Indonesia.
"Inarason Versi 2 ini merupakan pengembangan aplikasi tahun sebelumnya dengan menambahkan fitur monitoring cold surge berdasarkan output parameter model dan observasi menggunakan radiosonde," ucapnya.
Selanjutnya kata Dwikorita, pada Bidang Klimatologi yaitu 'Api Khatulistiwa' (Aplikasi Peringatan Dini Kebakaran Hutan dan Tutupan Lahan Berbasis Hotspot dan Iklim Wilayah ASEAN) Versi 2.
Kata dia, produk ini merupakan informasi peringatan dini yang berisi informasi prakiraan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan jangka panjang dengan skala waktu prediksi 7 bulan ke depan.
"Api Khatulistiwa Versi 2 ini merupakan pengembangan produk sebelumnya dengan menambahkan input parameter baru yaitu hari tanpa hujan (HTH)," ujarnya.
Berikutnya Dwikorita mengatakan, di Bidang Geofisika telah menghasilkan 3 produk yaitu SSQES, Getsafe, dan B-Value. Seismic Station Quality Evaluation System (SSQES) merupakan sistem pemantauan otomatis kualitas data secara semi real-time, harian, dan bulanan, serta sistem evaluasi kualitas data bersifat objektif yang menggunakan beberapa parameter.
Menurutnya, informasi kualitas stasiun seismik yang dihasilkan dari sistem ini dapat digunakan untuk peningkatan akurasi informasi gempa bumi dan tsunami dan optimalisasi pemeliharaan stasiun seismik.
Getsafe merupakan prototype aplikasi yang dikembangkan untuk membantu masyarakat dalam memahami wilayahnya terhadap bencana gempabumi dan tsunami.
"Dengan adanya aplikasi ini diharapkan menjadi sarana edukasi masyarakat untuk memahami ancaman bahaya gempabumi dan tsunami di sekitar wilayah mereka," jelasnya.
"Sistem monitoring B-value merupakan sistem monitoring dengan melakukan analisa B- value secara spasial dan temporal. Pengembangan sistem monitoring b value ini untuk memudahkan dalam memonitor prekursor gempabumi," sambungnya.
Baca Juga: BMKG
Baca juga: BMKG Ungkap 185 Kali Gempa Merusak Selama Periode 2008-2021
"Berbagai inovasi yang diluncurkan BMKG harus sudah teruji dan langsung dapat diterapkan dalam kegiatan operasional. Tidak lain untuk menjawab, mengantisipasi dan mengatasi berbagai tantangan dan dinamika global yang semakin kompleks," kata Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Jumat (31/12/2021).
Dwikorita mengungkapkan, baru-baru ini BMKG mempublikasikan sedikitnya enam produk inovasi teknologi terapan yang telah dilakukan dalam waktu satu tahun terakhir.
Diseminasi bertema 'Unboxing Produk Inovasi Teknologi Tahun 2021' memperkenalkan sejumlah produk yang berhasil diciptakan oleh anak-anak bangsa ASN BMKG yang bersinergi dengan berbagai pihak.
"Yaitu di Bidang Meteorologi melalui model InaNWP dan Inarason Versi 2. Model InaNWP merupakan model regional yang dikembangkan oleh BMKG dengan menggunakan Weather Research Forecasting (WRF) yang berasimilasi dengan data observasi BMKG," ungkap Dwikorita.
"Inovasi InaNWP bertujuan untuk menyediakan informasi prakiraan cuaca jangka pendek yang berkualitas dengan memanfaatkan data-data observasi lokal di wilayah Indonesia hasil sinergisitas penelitian antar unit di lingkungan BMKG serta lembaga lain di luar BMKG," tambahnya.
Inarason sendiri lanjut dia, merupakan sebuah sistem berbasis web untuk integrasi radiosonde seluruh stasiun pengamatan di Indonesia yang bertujuan membantu forecaster dalam membuat analisa udara atas mengenai fenomena atmosfer/cuaca Indonesia.
"Inarason Versi 2 ini merupakan pengembangan aplikasi tahun sebelumnya dengan menambahkan fitur monitoring cold surge berdasarkan output parameter model dan observasi menggunakan radiosonde," ucapnya.
Selanjutnya kata Dwikorita, pada Bidang Klimatologi yaitu 'Api Khatulistiwa' (Aplikasi Peringatan Dini Kebakaran Hutan dan Tutupan Lahan Berbasis Hotspot dan Iklim Wilayah ASEAN) Versi 2.
Kata dia, produk ini merupakan informasi peringatan dini yang berisi informasi prakiraan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan jangka panjang dengan skala waktu prediksi 7 bulan ke depan.
"Api Khatulistiwa Versi 2 ini merupakan pengembangan produk sebelumnya dengan menambahkan input parameter baru yaitu hari tanpa hujan (HTH)," ujarnya.
Berikutnya Dwikorita mengatakan, di Bidang Geofisika telah menghasilkan 3 produk yaitu SSQES, Getsafe, dan B-Value. Seismic Station Quality Evaluation System (SSQES) merupakan sistem pemantauan otomatis kualitas data secara semi real-time, harian, dan bulanan, serta sistem evaluasi kualitas data bersifat objektif yang menggunakan beberapa parameter.
Menurutnya, informasi kualitas stasiun seismik yang dihasilkan dari sistem ini dapat digunakan untuk peningkatan akurasi informasi gempa bumi dan tsunami dan optimalisasi pemeliharaan stasiun seismik.
Getsafe merupakan prototype aplikasi yang dikembangkan untuk membantu masyarakat dalam memahami wilayahnya terhadap bencana gempabumi dan tsunami.
"Dengan adanya aplikasi ini diharapkan menjadi sarana edukasi masyarakat untuk memahami ancaman bahaya gempabumi dan tsunami di sekitar wilayah mereka," jelasnya.
"Sistem monitoring B-value merupakan sistem monitoring dengan melakukan analisa B- value secara spasial dan temporal. Pengembangan sistem monitoring b value ini untuk memudahkan dalam memonitor prekursor gempabumi," sambungnya.
(maf)