KRI Parang TNI AL Tarik Kapal Pengungsi Rohingya dari Tengah Laut
loading...
A
A
A
JAKARTA - TNI Angkatan Laut (AL) mengerahkan KRI Parang-647 untuk menarik kapal pengungsi Rohingya dari perairan Bireun menuju Pelabuhan Kruengkeukuh, Kota Lhokseumawe. Kapal itu diketahui membawa lebih dari 100 orang.
Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojo menuturkan, lokasi ini dipilih mengingat perlunya sarana labuh agar tidak terjadi keramaian yang dapat mengganggu jalannya proses pemeriksaan kesehatan. Dirinya mengatakan penarikan telah dilaksanakan sejak pukul 06.00 WIB pagi.
Menurut dia, upaya itu dilakukan setelah kondisi cukup terang dan aman untuk proses pengikatan dan penarikan kapal di tengah ombak laut lepas. "Estimasi akan tiba di Pelabuhan Kruengkeukuh Lhokseumawe sekitar pukul 18.30 WIB," jelas Julius, Kamis (30/12/2021).
Julius menambahkan, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono telah memerintahkan prajuritnya untuk melaksanakan penarikan. Tindakan tersebut semata-mata didasari pemenuhan unsur kemanusiaan.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia memutuskan menampung pengungsi Rohingya yang terapung-apung di perairan Bireun, Aceh. Keputusan diambil karena alasan kemanusiaan mengingat sebagian besar pengungsi adalah anak-anak dan perempuan.
"Pemerintah Indonesia pada hari ini Rabu, 29 Desember 2021 memutuskan atas nama kemanusiaan, akan menampung pengungsi Rohingya yang saat ini terapung-apung di atas sebuah kapal di lautan dekat Kabupaten Bireuen, Aceh," ujar Armed.
Kadispenal Laksma TNI Julius Widjojo menuturkan, lokasi ini dipilih mengingat perlunya sarana labuh agar tidak terjadi keramaian yang dapat mengganggu jalannya proses pemeriksaan kesehatan. Dirinya mengatakan penarikan telah dilaksanakan sejak pukul 06.00 WIB pagi.
Menurut dia, upaya itu dilakukan setelah kondisi cukup terang dan aman untuk proses pengikatan dan penarikan kapal di tengah ombak laut lepas. "Estimasi akan tiba di Pelabuhan Kruengkeukuh Lhokseumawe sekitar pukul 18.30 WIB," jelas Julius, Kamis (30/12/2021).
Julius menambahkan, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono telah memerintahkan prajuritnya untuk melaksanakan penarikan. Tindakan tersebut semata-mata didasari pemenuhan unsur kemanusiaan.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia memutuskan menampung pengungsi Rohingya yang terapung-apung di perairan Bireun, Aceh. Keputusan diambil karena alasan kemanusiaan mengingat sebagian besar pengungsi adalah anak-anak dan perempuan.
"Pemerintah Indonesia pada hari ini Rabu, 29 Desember 2021 memutuskan atas nama kemanusiaan, akan menampung pengungsi Rohingya yang saat ini terapung-apung di atas sebuah kapal di lautan dekat Kabupaten Bireuen, Aceh," ujar Armed.
(cip)