Ginandjar: Iklim Demokrasi Sudah Bagus, Jangan Diperangkap Pihak yang Rindukan Otoriter
loading...
A
A
A
Ginandjar meyakini Jokowi tidak akan mengutak-atik pemilu. Ginandjar menilai, Jokowi akan lebih concerned untuk meninggalkan legacy-nya. "Tentu beliau ingin dicatat dalam sejarah sebagai Presiden yang baik, great president. Tahun-tahun terakhirnya akan dicurahkan ke arah itu. Tidak mungkin beliau membiarkan tahun-tahun sisa menjadi sia-sia apalagi digunakan untuk tujuan jangka pendek seperti mengutak atik pemilu," analisis Ginandjar.
Jokowi, katanya berkepentingan bahwa penggantinya mengapresiasi semua yang telah dilakukannya, serta mau dan mampu melanjutkan agenda-agendanya, seperti Ibu Kota baru. "Saya kira di tahun-tahun terakhir beliau ingin meninggalkan kesan kenegarawanan," imbuhnya.
Berdasarkan hasil survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) calon presiden yang akan diminati pada 2024 adalah capres berkriteria cerdas, dan visioner, bergeser dari kriteria sebelumnya yang mengutamakan kriteria merakyat.
Ginandjar menyatakan, semua adjective itu baik. "Tapi bagaimana kita bisa tahu seseorang memiliki ciri-ciri seperti itu? Yang kita dengar dari kaum politisi semuanya yang baik-baik saja, enak didengar, normatif. Semua serba optik," tuturnya.
Yang lebih substansial, katanya adalah track record, apa yang telah dihasilkan dan sikapnya yang terekam terhadap masalah yang menjadi perhatian dan kepentingan rakyat. Salah satu yang memiliki kriteria tersebut adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Golkar sudah sepakat mendukung Ketumnya itu sebagai Capres 2024.
Di mata Ginandjar, pilihan itu sudah pas. Sebab, Airlangga bukan semata politisi tetapi juga teknokrat yang sudah terbukti mumpuni. "Prestasi pemerintah sekarang yang sukses menangani pandemi dan sekaligus memulihkan ekonomi, adalah prestasi Airlangga yang ditunjuk Presiden untuk memimpin kedua tugas yang berkait satu sama lain itu," ucap Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) di era Orde Baru tersebut.
Di antara nama-nama yang disebut-sebut punya potensi atau minat jadi Presiden, secara obyektif Airlangga adalah yang paling mampu dan sudah terbukti. "Prestasinya tidak ada yang bisa meragukan. Objektif sajalah kita," tegasnya.
"Lihat saja contoh pemimpin kita di masa lalu maupun di negara lain. Yang penting buat pemilih adalah kepada siapa rakyat mempercayakan nasib dan masa depannya," beber Ginandjar.
Golkar sendiri dipastikan solid mengusung Airlangga. Dikatakan Ginandjar, Golkar sebagai partai punya sejarah panjang. Juga, tradisi dan doktrin kekaryaan yang tertanam kuat.
Sejak reformasi pimpinan Golkar selalu dipilih secara demokratis. Yang membedakannya dengan partai-partai besar lainnya, Golkar tidak ada "pemiliknya". Tidak ada seseorang atau keluarga memiliki hak lebih dari yang lain. Golkar dikenal sebagai partai kader.
Jokowi, katanya berkepentingan bahwa penggantinya mengapresiasi semua yang telah dilakukannya, serta mau dan mampu melanjutkan agenda-agendanya, seperti Ibu Kota baru. "Saya kira di tahun-tahun terakhir beliau ingin meninggalkan kesan kenegarawanan," imbuhnya.
Berdasarkan hasil survei KedaiKOPI (Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia) calon presiden yang akan diminati pada 2024 adalah capres berkriteria cerdas, dan visioner, bergeser dari kriteria sebelumnya yang mengutamakan kriteria merakyat.
Ginandjar menyatakan, semua adjective itu baik. "Tapi bagaimana kita bisa tahu seseorang memiliki ciri-ciri seperti itu? Yang kita dengar dari kaum politisi semuanya yang baik-baik saja, enak didengar, normatif. Semua serba optik," tuturnya.
Yang lebih substansial, katanya adalah track record, apa yang telah dihasilkan dan sikapnya yang terekam terhadap masalah yang menjadi perhatian dan kepentingan rakyat. Salah satu yang memiliki kriteria tersebut adalah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Golkar sudah sepakat mendukung Ketumnya itu sebagai Capres 2024.
Di mata Ginandjar, pilihan itu sudah pas. Sebab, Airlangga bukan semata politisi tetapi juga teknokrat yang sudah terbukti mumpuni. "Prestasi pemerintah sekarang yang sukses menangani pandemi dan sekaligus memulihkan ekonomi, adalah prestasi Airlangga yang ditunjuk Presiden untuk memimpin kedua tugas yang berkait satu sama lain itu," ucap Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) di era Orde Baru tersebut.
Di antara nama-nama yang disebut-sebut punya potensi atau minat jadi Presiden, secara obyektif Airlangga adalah yang paling mampu dan sudah terbukti. "Prestasinya tidak ada yang bisa meragukan. Objektif sajalah kita," tegasnya.
"Lihat saja contoh pemimpin kita di masa lalu maupun di negara lain. Yang penting buat pemilih adalah kepada siapa rakyat mempercayakan nasib dan masa depannya," beber Ginandjar.
Golkar sendiri dipastikan solid mengusung Airlangga. Dikatakan Ginandjar, Golkar sebagai partai punya sejarah panjang. Juga, tradisi dan doktrin kekaryaan yang tertanam kuat.
Sejak reformasi pimpinan Golkar selalu dipilih secara demokratis. Yang membedakannya dengan partai-partai besar lainnya, Golkar tidak ada "pemiliknya". Tidak ada seseorang atau keluarga memiliki hak lebih dari yang lain. Golkar dikenal sebagai partai kader.
Lihat Juga :