Kritik Jokowi saat Acara MUI, Anwar Abbas Dinilai Tak Memuliakan Tamu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas terus menjadi perbincangan hangat paska mengeritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rumah Gerakan 98 Arif Bawono mengatakan, sikap Anwar Abbas yang mengeritik Presiden Jokowi saat hendak membuka kegiatan Kongres Ekonomi Umat itu jauh dari adab seorang ulama dalam menghormati tamu dan juga penguasa. Apalagi kegiatan itu digagas oleh MUI. ”Dalam Islam memuliakan tamu merupakan kewajiban. Jangankan mempermalukannya di depan umum, bahkan kita diizinkan membatalkan puasa sunah semata-mata untuk menemani tamu bersantap di ruma kita,” kata Arif Bawono, Senin (20/12/2021)
Dalam melakukan kritik atau koreksi terhadap penguasa, kata dia, adabnya adalah dilakukan secara langsung dan rahasia. Untuk itu, sekiranya itu dimaksudkan sebagai kritik ulama terhadap penguasa atau presiden pun cara dan kontennya tak layak. Sementara dari sisi konten, kata pria yang akrab disapa Boy, tidak ada yang istimewa. ”Tak heran jika Jokowi langsung menjawab tanpa teks. Sebab apa yang disebut kritikan Anwar Abbas itu sebenarnya sudah setengah jalan dilakukan koreksi dan solusinya di pemerintaan Jokowi ini,” katanya.
Boy lantas mengemukakan fakta kalau ujaran Anwar ini meskipun kosong namun kemudian menjadi sumber kegaduhan. Mereka yang merasa sebagai oposisi Jokowi lantas melihat ini sebagai aksi heroik. Kegaduhan pun terjadi dengan mengabaikan fakta kalau Jokowi telah menjawab langsung kritik tersebut. Di ruang publik seolah-olah Anwar Abbas ini berhasil membuka aib sebua rezim yang selama ini. “Padahal kalau kita rajin baca, hal itu adalah persoalan yang terus terjadi sejak zaman Orde Baru. Justru di era Jokowi ini mulai ada perbaikan,” katanya.
Dalam catatan Boy, ini bukan kali pertama Anwar membuat kegaduhan yang tak perlu. Sebelumya dia juga sempat viral karena dengan emosional menyatakan lebih baik Republik Indonesia saja yang dibubarkan saat merespons tagar bubarkan MUI yang sedang trending.
Anwar seolah abai kalau saat itu, bahkan saat ini tengah terjadi trust issue antara pemerintah dengan sebagian kalangan umat Islam. Alih-alih mengambil posisi sebagai pencerah dan juru damai Anwar juga seolah menyiram bensin ke dalam bara. Dia menyarankan agar MUI mencopot sosok Anwar Abbas dan mengganti dengan sosok yang lebih sejuk dan teduh.
Dia menambahkan jika Anwar ingin tampil heroik di mata oposisi selayaknya tidak menunggangi MUI. "Sebab MUI seyogyanya merupakan payung bagi seluruh umat Islam sekaligus mewakili kepentingan umat dalam berbicara dengan penguasa," katanya.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Rumah Gerakan 98 Arif Bawono mengatakan, sikap Anwar Abbas yang mengeritik Presiden Jokowi saat hendak membuka kegiatan Kongres Ekonomi Umat itu jauh dari adab seorang ulama dalam menghormati tamu dan juga penguasa. Apalagi kegiatan itu digagas oleh MUI. ”Dalam Islam memuliakan tamu merupakan kewajiban. Jangankan mempermalukannya di depan umum, bahkan kita diizinkan membatalkan puasa sunah semata-mata untuk menemani tamu bersantap di ruma kita,” kata Arif Bawono, Senin (20/12/2021)
Dalam melakukan kritik atau koreksi terhadap penguasa, kata dia, adabnya adalah dilakukan secara langsung dan rahasia. Untuk itu, sekiranya itu dimaksudkan sebagai kritik ulama terhadap penguasa atau presiden pun cara dan kontennya tak layak. Sementara dari sisi konten, kata pria yang akrab disapa Boy, tidak ada yang istimewa. ”Tak heran jika Jokowi langsung menjawab tanpa teks. Sebab apa yang disebut kritikan Anwar Abbas itu sebenarnya sudah setengah jalan dilakukan koreksi dan solusinya di pemerintaan Jokowi ini,” katanya.
Boy lantas mengemukakan fakta kalau ujaran Anwar ini meskipun kosong namun kemudian menjadi sumber kegaduhan. Mereka yang merasa sebagai oposisi Jokowi lantas melihat ini sebagai aksi heroik. Kegaduhan pun terjadi dengan mengabaikan fakta kalau Jokowi telah menjawab langsung kritik tersebut. Di ruang publik seolah-olah Anwar Abbas ini berhasil membuka aib sebua rezim yang selama ini. “Padahal kalau kita rajin baca, hal itu adalah persoalan yang terus terjadi sejak zaman Orde Baru. Justru di era Jokowi ini mulai ada perbaikan,” katanya.
Dalam catatan Boy, ini bukan kali pertama Anwar membuat kegaduhan yang tak perlu. Sebelumya dia juga sempat viral karena dengan emosional menyatakan lebih baik Republik Indonesia saja yang dibubarkan saat merespons tagar bubarkan MUI yang sedang trending.
Anwar seolah abai kalau saat itu, bahkan saat ini tengah terjadi trust issue antara pemerintah dengan sebagian kalangan umat Islam. Alih-alih mengambil posisi sebagai pencerah dan juru damai Anwar juga seolah menyiram bensin ke dalam bara. Dia menyarankan agar MUI mencopot sosok Anwar Abbas dan mengganti dengan sosok yang lebih sejuk dan teduh.
Dia menambahkan jika Anwar ingin tampil heroik di mata oposisi selayaknya tidak menunggangi MUI. "Sebab MUI seyogyanya merupakan payung bagi seluruh umat Islam sekaligus mewakili kepentingan umat dalam berbicara dengan penguasa," katanya.
(cip)