Sandiaga: Santri Digitalpreneur Tingkatkan Kapasitas SDM dan Membuka Lapangan Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno meminta dan mendorong para santri untuk terus beradaptasi sesuai perkembangan zaman khususnya digital.
Sandi mengajak dan mengundang seluruh pesantren untuk menghidupkan dan melanjutkan semangat perjuangan dengan menunjukan bahwa santri Indonesia mampu memenangkan persaingan global dengan menghasilkan karya-karya terbaik.
Menurut Sandi, dalam menghadapi era industri 4.0 yang serba digital, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang profesional, kempetitif dan kompeten. Tidak hanya pelajar, mahasiswa, industri, akademisi dan masyarakat umum, keberadaan para santri yang kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi digital sekaligus teguh menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur bangsa yang baik.
Pendidikan bagi umat manusa adalah kebutuhan yang mutlak sehingga harus dipenuhi. Menurut Sandi, seiring perkembangan teknologi maka pola pikir para pelajar juga mengikuti perkembangan zaman sehingga banyak juga keinginan para santri untuk menjalani cita-citanya maka tuntutan terhadap peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana mencapai cita-cita tersebut akan semakin tinggi seiring dengan tuntutan hidup yang mana semakin kompleks. Oleh karena itu, kedudukan antara pendidikan dalam berbagai bentuk atau modelnya akan selalu berinteraksi dengan dinamika masyarakat sepanjang waktu.
Hal ini mengingat jumlah santri yang sangat besar dan tersebar diseluruh Indonesia, keberadaan para santri diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian khususnya sektor teknologi dan digital. "Kami berharap para santri akan menjadi new content creator yang dapat menghasilkan karya dan produk kreatif digital yang berkualitas dan dapat menjadi media dakwah serta berguna bagi kemaslahatan umat, bangsa dan negara," ujar Sandi.
Dalam sejarah Indonesia, pondok pesantren telah menorehkan peranannya yang penting bagi pembangunan bangsa, hingga kini pesantren tetap diakui sebagai lumbung ilmu dan kawah pembinaan moral dan mental generasi muda. Salah satunya, Pondok Pesantren Darunnajah yang terus mengembangkan pendidikan dan juga para santrinya untuk dapat terus mengikuti perkembangan zaman terutama dalam era digital saat ini.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk kreatif Muhammad Neil El Himam menambahkan, sejak di launching di September lalu, sudah ada 500 santri lebih yang terdaftar. Dengan pelatihan selama dua bulan dari Oktober hingga November, para santri yang tergabung sebagai peserta Santri Digitalpreneur Indonesia telah selesai menjalani program pelatihan yang telah dilakukan sebanyak 24 kali pertemuan.
“Jadi ada tiga jenis pelatihan, yaitu animasi dua dimensi, animasi tiga dimensi dan pelatihan Creative Audio Production. Alhamdulillah program pelatihan Santri Digitalpreneur Indonesia telah berjalan sukses hingga hari terakhir,” katanya.
Sandi menegaskan, para santri telah dibekali ilmu-ilmu terkait dengan program pelatihan yang dipilih, dan pihaknya berharap ilmu tersebut dapat menjadi bekal para santri untuk bisa melakukan dakwah digital, membuat konten-konten Islami digital, dan menghasilkan Intelectual Property (IP) baru sehingga mampu bersaing di industri kreatif dan digital dengan tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah.
”Saya berharap santri digitalpreneur bisa tetap terjaga dan para peserta yang telah mengikuti pelatihan ini dapat terus aktif dengan membuat konten-konten kreatif digital dan saling bekerja sama sehingga akan dapat lahir konten kreatif digital Islami yang dapat diterima oleh masyarakat dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru,” katanya.
Sandi mengajak dan mengundang seluruh pesantren untuk menghidupkan dan melanjutkan semangat perjuangan dengan menunjukan bahwa santri Indonesia mampu memenangkan persaingan global dengan menghasilkan karya-karya terbaik.
Menurut Sandi, dalam menghadapi era industri 4.0 yang serba digital, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia yang profesional, kempetitif dan kompeten. Tidak hanya pelajar, mahasiswa, industri, akademisi dan masyarakat umum, keberadaan para santri yang kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi digital sekaligus teguh menjaga tradisi dan nilai-nilai luhur bangsa yang baik.
Pendidikan bagi umat manusa adalah kebutuhan yang mutlak sehingga harus dipenuhi. Menurut Sandi, seiring perkembangan teknologi maka pola pikir para pelajar juga mengikuti perkembangan zaman sehingga banyak juga keinginan para santri untuk menjalani cita-citanya maka tuntutan terhadap peningkatan mutu pendidikan sebagai sarana mencapai cita-cita tersebut akan semakin tinggi seiring dengan tuntutan hidup yang mana semakin kompleks. Oleh karena itu, kedudukan antara pendidikan dalam berbagai bentuk atau modelnya akan selalu berinteraksi dengan dinamika masyarakat sepanjang waktu.
Hal ini mengingat jumlah santri yang sangat besar dan tersebar diseluruh Indonesia, keberadaan para santri diharapkan dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan perekonomian khususnya sektor teknologi dan digital. "Kami berharap para santri akan menjadi new content creator yang dapat menghasilkan karya dan produk kreatif digital yang berkualitas dan dapat menjadi media dakwah serta berguna bagi kemaslahatan umat, bangsa dan negara," ujar Sandi.
Dalam sejarah Indonesia, pondok pesantren telah menorehkan peranannya yang penting bagi pembangunan bangsa, hingga kini pesantren tetap diakui sebagai lumbung ilmu dan kawah pembinaan moral dan mental generasi muda. Salah satunya, Pondok Pesantren Darunnajah yang terus mengembangkan pendidikan dan juga para santrinya untuk dapat terus mengikuti perkembangan zaman terutama dalam era digital saat ini.
Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk kreatif Muhammad Neil El Himam menambahkan, sejak di launching di September lalu, sudah ada 500 santri lebih yang terdaftar. Dengan pelatihan selama dua bulan dari Oktober hingga November, para santri yang tergabung sebagai peserta Santri Digitalpreneur Indonesia telah selesai menjalani program pelatihan yang telah dilakukan sebanyak 24 kali pertemuan.
“Jadi ada tiga jenis pelatihan, yaitu animasi dua dimensi, animasi tiga dimensi dan pelatihan Creative Audio Production. Alhamdulillah program pelatihan Santri Digitalpreneur Indonesia telah berjalan sukses hingga hari terakhir,” katanya.
Sandi menegaskan, para santri telah dibekali ilmu-ilmu terkait dengan program pelatihan yang dipilih, dan pihaknya berharap ilmu tersebut dapat menjadi bekal para santri untuk bisa melakukan dakwah digital, membuat konten-konten Islami digital, dan menghasilkan Intelectual Property (IP) baru sehingga mampu bersaing di industri kreatif dan digital dengan tetap menjunjung tinggi akhlakul karimah.
”Saya berharap santri digitalpreneur bisa tetap terjaga dan para peserta yang telah mengikuti pelatihan ini dapat terus aktif dengan membuat konten-konten kreatif digital dan saling bekerja sama sehingga akan dapat lahir konten kreatif digital Islami yang dapat diterima oleh masyarakat dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru,” katanya.
(cip)