Potret Perjuangan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam 8 Bab Buku Mengabdi untuk Rakyat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto meluncurkan buku berjudul 'Mengabdi untuk Rakyat'. Buku karya jurnalis senior Yadi Hendriana dan Herik Kurniawan itu berisi tentang dedikasi Hadi Tjahjanto sebagai prajurit TNI profesional dan selama menjadi panglima TNI.
Buku yang disusun dalam 8 bab dengan 161 halaman ini dibuka dengan sekelumit kisah masa kecil Hadi Tjahjanto yang sangat bersahaja sebagai anak seorang Sersan. Cita-citanya menjadi prajurit TNI tercapai setelah berhasil masuk Akademi Angkatan Udara (AAU). Kebersahajaan Hadi Tjahjanto terus melekat hingga kemudian mendapat kepercayaan menjadi Panglima TNI.
"Kewajiban TNI adalah Mengabdi Untuk Rakyat, prajurit TNI harus siap di mana pun, kapan pun dibutuhkan, sebagai bagian dari rakyat, TNI selalu siap di garda paling depan dalam mengamankan NKRI," kata Hadi Tjahjanto mengomentari terbitnya buku "Mengabdi Untuk Rakyat", Senin (29/11/2021).
Baca juga: Marsekal TNI Hadi Tjahjanto: Saya Pamit Undur Diri
Hadi Tjahjanto memegang komitmen mengembangkan TNI dan meningkatkan profesionalisme para prajuritnya. Saat menjadi Panglima TNI, ia membentuk sejumlah kesatuan baru, antara lain Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI dan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Kesatuan-kesatuan itu dibentuk sesuai kebutuhan dan tantangan zaman yang terus berubah dan semakin meningkatnya ancama nyata.
Latihan gabungan berskala besar, termasuk yang melibatkan negara sahabat juga digelar oleh Hadi Tjahjanto. Mengantisipasi perkembangan teknologi yang semakin hebat, ia memperkuat Satuan Siber dengan meresmikan Sistem Siber TNI. Sitem siber menjadi salah satu pertahanan dalam menghadapi tantangan di masa mendatang yang kian kompleks. Dalam hal ini Hadi Tjahjanto dapat melihat jauh tantangan yang akan dihadapi, di mana pertempuran tidak hanya secara fisik, tapi sudah masuk ke era pertempuran asimetris.
Kerja keras Hadi Tjahjanto dalam menjalin persahabatan dengan negara sahabat mendapat pengakuan dan penghargaan.
Berbagai tantangan berhasil dihadapi Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI. Saat Pemilu, baik Pilpres maupun Pileg dan Pilkada, ia sukses menjaga netralitas TNI agar tidak terseret dalam arus politik. Bersinergi dengan Polri, TNI sukses menjaga stabilitas keamanan nasional di tengah pesta demokrasi. Membangun dan menjaga kesinambungan sinergi dengan Polri menjadi salah satu kunci keberhasilan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, sebagai Panglima TNI dalam menjaga stabilitas keamanan dalam negeri.
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri Apresiasi Serbuan Vaksinasi dan Baksos Akabri 90
Bagi Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, NKRI adalah rumah besar yang akan dijaga dan dipertahankan sampai akhir hayat. Berbagai situasi yang tidak menentu di sejumlah daerah di Tanah Air dihadapi dan ditangani secara tegas tapi tetap humanis.
Salah satu wilayah yang menjadi perhatian khusus Hadi Tjahjanto adalah Papua. Berbagai persoalan di Papua mulai dari teroris, sparatisme hingga persoalan politik dan ekonomi diselesaikan melalui pendekatan secara dialogis dan humanis. Begitu juga dengan persoalan di sejumlah daerah lainya.
Di saat berbagai wilayah di Indonesia dilanda bencana, Hadi Tjahjanto hadir di tengah masyarakat. Ia memerintahkan kepada prajurit TNI untuk terjun langsung membantu menangani korban bencana. Begitu juga dengan armada TNI dikerahkan untuk mendistribukan berbagai bahan bantuan bagi korban bencana.
Buku yang disusun dalam 8 bab dengan 161 halaman ini dibuka dengan sekelumit kisah masa kecil Hadi Tjahjanto yang sangat bersahaja sebagai anak seorang Sersan. Cita-citanya menjadi prajurit TNI tercapai setelah berhasil masuk Akademi Angkatan Udara (AAU). Kebersahajaan Hadi Tjahjanto terus melekat hingga kemudian mendapat kepercayaan menjadi Panglima TNI.
"Kewajiban TNI adalah Mengabdi Untuk Rakyat, prajurit TNI harus siap di mana pun, kapan pun dibutuhkan, sebagai bagian dari rakyat, TNI selalu siap di garda paling depan dalam mengamankan NKRI," kata Hadi Tjahjanto mengomentari terbitnya buku "Mengabdi Untuk Rakyat", Senin (29/11/2021).
Baca juga: Marsekal TNI Hadi Tjahjanto: Saya Pamit Undur Diri
Hadi Tjahjanto memegang komitmen mengembangkan TNI dan meningkatkan profesionalisme para prajuritnya. Saat menjadi Panglima TNI, ia membentuk sejumlah kesatuan baru, antara lain Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI dan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Kesatuan-kesatuan itu dibentuk sesuai kebutuhan dan tantangan zaman yang terus berubah dan semakin meningkatnya ancama nyata.
Latihan gabungan berskala besar, termasuk yang melibatkan negara sahabat juga digelar oleh Hadi Tjahjanto. Mengantisipasi perkembangan teknologi yang semakin hebat, ia memperkuat Satuan Siber dengan meresmikan Sistem Siber TNI. Sitem siber menjadi salah satu pertahanan dalam menghadapi tantangan di masa mendatang yang kian kompleks. Dalam hal ini Hadi Tjahjanto dapat melihat jauh tantangan yang akan dihadapi, di mana pertempuran tidak hanya secara fisik, tapi sudah masuk ke era pertempuran asimetris.
Kerja keras Hadi Tjahjanto dalam menjalin persahabatan dengan negara sahabat mendapat pengakuan dan penghargaan.
Berbagai tantangan berhasil dihadapi Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI. Saat Pemilu, baik Pilpres maupun Pileg dan Pilkada, ia sukses menjaga netralitas TNI agar tidak terseret dalam arus politik. Bersinergi dengan Polri, TNI sukses menjaga stabilitas keamanan nasional di tengah pesta demokrasi. Membangun dan menjaga kesinambungan sinergi dengan Polri menjadi salah satu kunci keberhasilan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, sebagai Panglima TNI dalam menjaga stabilitas keamanan dalam negeri.
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri Apresiasi Serbuan Vaksinasi dan Baksos Akabri 90
Bagi Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, NKRI adalah rumah besar yang akan dijaga dan dipertahankan sampai akhir hayat. Berbagai situasi yang tidak menentu di sejumlah daerah di Tanah Air dihadapi dan ditangani secara tegas tapi tetap humanis.
Salah satu wilayah yang menjadi perhatian khusus Hadi Tjahjanto adalah Papua. Berbagai persoalan di Papua mulai dari teroris, sparatisme hingga persoalan politik dan ekonomi diselesaikan melalui pendekatan secara dialogis dan humanis. Begitu juga dengan persoalan di sejumlah daerah lainya.
Di saat berbagai wilayah di Indonesia dilanda bencana, Hadi Tjahjanto hadir di tengah masyarakat. Ia memerintahkan kepada prajurit TNI untuk terjun langsung membantu menangani korban bencana. Begitu juga dengan armada TNI dikerahkan untuk mendistribukan berbagai bahan bantuan bagi korban bencana.