Semua Pihak Berkontribusi Cegah Kenaikan Kasus Covid-19 Libur Nataru
loading...
A
A
A
Pada kesempatan yang sama, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sub Bidang Mitigasi, Falla Adinda menegaskan besarnya peran pemerintah daerah dalam upaya menekan risiko penularan diakibatkan oleh mobilitas libur Nataru, termasuk mencegah kerumunan dan memastikan masyarakat mematuhi aturan.
“Selama tidak ada perpindahan manusia, maka kasus infeksi atau penularan bisa ditekan,” kata Falla.
Ia mengharapkan masyarakat memahami, bahwa pembatasan mobilitas ditetapkan bukan untuk menghambat pulihnya perekonomian, melainkan untuk mencoba mengendalikan Covid-19 agar pada bulan-bulan berikutnya, Indonesia bisa mempertahankan situasi yang telah membaik saat ini.
“Kebijakan (PPKM) diambil untuk menyelamatkan yang paling penting dulu, yaitu nyawa manusia,” ujar Falla yang juga seorang dokter ini.
Terkait kesadaran protokol kesehatan, menurut Falla perubahan perilaku sudah ada dalam masyarakat. “Sudah terbentuk berkat bantuan masyarakat, media, nakes, dan lain lain, untuk bisa saling mengingatkan kalau inilah new normal,” paparnya.
Selanjutnya, masyarakat perlu menghidupkan pola pikir bahwa hidup harus selalu berhati -hati dan peka terhadap kondisi dan data di tempat mereka berpijak. Kepekaan tersebut, kata Falla, akan membuat masyarakat dapat lebih adaptif menyikapi perkembangan yang ada.
“Pada dasarnya, aturan prokes tidak ada perubahan dari awal pandemi. Dengan menerapkan hal-hal tersebut setidaknya kita berkontribusi menurunkan kasus, jadi bukan kita yang menularkan atau tertular. Itu harus tetap dijalankan.”
Sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi mobilitas, masyarakat juga beradaptasi untuk memanfaatkan waktu di rumah dengan kegiatan-kegiatan produktif. Misalnya, dengan melakukan aktivitas bersama orang tua dan anak, membuat produk keterampilan atau prakarya.
Salah satunya, prakarya dari kardus Prakardus yang mudah digarap di rumah karena dilengkapi petunjuk pembuatan dan alatnya. Hasil akhirnya juga berupa barang yang dapat dipakai anak, seperti lampu, tempat pensil, atau kalender.
Pendiri Prakardus, Muhammad Luqman Baehaqi menjelaskan bahwa karena tidak bepergian, maka antusiasme masyarakat akan produk prakarya makin tinggi.
“Selama tidak ada perpindahan manusia, maka kasus infeksi atau penularan bisa ditekan,” kata Falla.
Ia mengharapkan masyarakat memahami, bahwa pembatasan mobilitas ditetapkan bukan untuk menghambat pulihnya perekonomian, melainkan untuk mencoba mengendalikan Covid-19 agar pada bulan-bulan berikutnya, Indonesia bisa mempertahankan situasi yang telah membaik saat ini.
“Kebijakan (PPKM) diambil untuk menyelamatkan yang paling penting dulu, yaitu nyawa manusia,” ujar Falla yang juga seorang dokter ini.
Terkait kesadaran protokol kesehatan, menurut Falla perubahan perilaku sudah ada dalam masyarakat. “Sudah terbentuk berkat bantuan masyarakat, media, nakes, dan lain lain, untuk bisa saling mengingatkan kalau inilah new normal,” paparnya.
Selanjutnya, masyarakat perlu menghidupkan pola pikir bahwa hidup harus selalu berhati -hati dan peka terhadap kondisi dan data di tempat mereka berpijak. Kepekaan tersebut, kata Falla, akan membuat masyarakat dapat lebih adaptif menyikapi perkembangan yang ada.
“Pada dasarnya, aturan prokes tidak ada perubahan dari awal pandemi. Dengan menerapkan hal-hal tersebut setidaknya kita berkontribusi menurunkan kasus, jadi bukan kita yang menularkan atau tertular. Itu harus tetap dijalankan.”
Sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi mobilitas, masyarakat juga beradaptasi untuk memanfaatkan waktu di rumah dengan kegiatan-kegiatan produktif. Misalnya, dengan melakukan aktivitas bersama orang tua dan anak, membuat produk keterampilan atau prakarya.
Salah satunya, prakarya dari kardus Prakardus yang mudah digarap di rumah karena dilengkapi petunjuk pembuatan dan alatnya. Hasil akhirnya juga berupa barang yang dapat dipakai anak, seperti lampu, tempat pensil, atau kalender.
Pendiri Prakardus, Muhammad Luqman Baehaqi menjelaskan bahwa karena tidak bepergian, maka antusiasme masyarakat akan produk prakarya makin tinggi.