Jansen Demokrat Tes PCR: Saat Dicolok Terbayang Aku Memperkaya Pejabat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon baru saja menjalani tes PCR . Lewat akun Twitter, dia mengungkapkan isi kepalanya ketika harus menjalani tes untuk kebutuhan penerbangannya itu.
”Utk kebutuhan terbang aku barusan test PCR. Yg terbayang dipikiran ketika dicolok malah ‘aku memperkaya orang dan pejabat lagi ini, bukan aku negatif apa positif ya’. Jgn salahkan orang berpikir begini dan kedepan apapun kebijakan pemerintah soal PCR ini publik menanggapi sinis,” tulis Jansen, Senin (22/11/2021).
Menurut Jansen memang berat sebuah kebijakan diterapkan tanpa kepercayaan publik. Sudah sejak lama masyarakat mempertanyakan kebijakan wajib PCR yang tarifnya mahal. Belakangan akhirnya mencuat dugaan keterlibatan pejabat dalam jejaring bisnis tes PCR.
”Akhirnya jd tidak dipercaya. Apalagi soal PCR ini hampir semua kita rakyat sdh pernah ngalami sekali PCR bayar berjuta-juta sampai hari ini ratusan ribu,” cuit alumnus Universitas Airlangga itu.
Jansen menyatakan bahwa sejak dulu sikapnya soal PCR jelas. Bagi dia, tes PCR memang dibutuhkan karena itulah golden standard yang berlaku di seluruh dunia utk memastikan seseorang positif Covid-19 atau tidak. Namun untuk menggunakannya sebagai syarat penerbangan adalah salah kaprah.
”Tp utk screening cukup antigen. PCR yg mahal ini baru digunakan tegakkan hasil antigen yg reaktif/positif. Agar tdk menguras kantong rakyat juga,” kata Jansen.
Lihat Juga: Audiensi ke Kompolnas, RPA Perindo Minta Kasus KDRT oleh Oknum Pejabat Negara Dibuka Lagi
”Utk kebutuhan terbang aku barusan test PCR. Yg terbayang dipikiran ketika dicolok malah ‘aku memperkaya orang dan pejabat lagi ini, bukan aku negatif apa positif ya’. Jgn salahkan orang berpikir begini dan kedepan apapun kebijakan pemerintah soal PCR ini publik menanggapi sinis,” tulis Jansen, Senin (22/11/2021).
Menurut Jansen memang berat sebuah kebijakan diterapkan tanpa kepercayaan publik. Sudah sejak lama masyarakat mempertanyakan kebijakan wajib PCR yang tarifnya mahal. Belakangan akhirnya mencuat dugaan keterlibatan pejabat dalam jejaring bisnis tes PCR.
”Akhirnya jd tidak dipercaya. Apalagi soal PCR ini hampir semua kita rakyat sdh pernah ngalami sekali PCR bayar berjuta-juta sampai hari ini ratusan ribu,” cuit alumnus Universitas Airlangga itu.
Jansen menyatakan bahwa sejak dulu sikapnya soal PCR jelas. Bagi dia, tes PCR memang dibutuhkan karena itulah golden standard yang berlaku di seluruh dunia utk memastikan seseorang positif Covid-19 atau tidak. Namun untuk menggunakannya sebagai syarat penerbangan adalah salah kaprah.
”Tp utk screening cukup antigen. PCR yg mahal ini baru digunakan tegakkan hasil antigen yg reaktif/positif. Agar tdk menguras kantong rakyat juga,” kata Jansen.
Lihat Juga: Audiensi ke Kompolnas, RPA Perindo Minta Kasus KDRT oleh Oknum Pejabat Negara Dibuka Lagi
(muh)