Cerita Mahfud MD saat Awal Pandemi Covid-19: Mau Beli Masker, Keduluan Korsel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengenang masa awal pandemi Covid-19 di Indonesia. Saat itu, dia bahkan kesulitan untuk mendapatkan masker.
"Ketika Covid-19 ini sudah mulai masuk ke Indonesia, kita semua panik, karena masker tidak ada, waktu itu siapa yang mau beli masker, saya di Jakarta mau cari masker enggak ada, sudah dibeli orang, ditumpuk dan ditimbun," kata Mahfud dalam webinar Universitas Islam Indonesia (UII) dikutip pada Jumat (19/11/2021).
Selain itu, kata dia, produk lainnya yang dibutuhkan seperti desinfektan saat itu pun sulit didapatkan. Dia menilai masyarakat menjadi panik lantaran sulit mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan untuk menghindari Covid-19.
"Saya minta tolong ke TNI karena kebetulan sespri saya jenderal, 'tolong saya belikan masker buat anak saya di Surabaya'. Karena di sana enggak ada masker. Antre dari pagi sampai siang enggak kebagian. Disinfektan enggak ada, saya minta tolong dibelikan lalu dikirim," tuturnya.
Dia juga mengungkapkan bagaimana keseriusan pemerintah dalam mengatasi kelangkaan masker. Indonesia saat itu sudah telah berupaya melakukan diplomasi, salah satunya ke Paris, Prancis.
"Kita sudah berlomba ke Paris ada katanya, ketika kita mau beli enggak ada sudah mau dibeli orang lain, Prancis pun masih cari dari luar," ungkapnya.
Kemudian, dia menjelaskan Indonesia sebenarnya punya pabrik yang memproduksi masker di Tangerang. Saat itu, pemerintah berupaya membeli masker yang ada di pabrik itu untuk dibagikan ke masyarakat, namun sayangnya Korea Selatan (Korsel) terlebih dulu membelinya.
Mendengar kabar itu, pemerintah langsung melakukan komunikasi intens dengan otoritas Korea Selatan. "Kita telepon Korea itu kamu mau jual berapa? Di Korea itu ngimpor dari pabrik kami di Indonesia, 'sekian-sekian harganya, saya beli sekarang'. Pemerintah beli, dibagilah masker itu," pungkasnya.
Lihat Juga: Kunker ke Luar Negeri Dibatasi, Mahfud MD: Jika Dibahas di Lembaga Politik Ada Saja Alasan Pembenaran
"Ketika Covid-19 ini sudah mulai masuk ke Indonesia, kita semua panik, karena masker tidak ada, waktu itu siapa yang mau beli masker, saya di Jakarta mau cari masker enggak ada, sudah dibeli orang, ditumpuk dan ditimbun," kata Mahfud dalam webinar Universitas Islam Indonesia (UII) dikutip pada Jumat (19/11/2021).
Selain itu, kata dia, produk lainnya yang dibutuhkan seperti desinfektan saat itu pun sulit didapatkan. Dia menilai masyarakat menjadi panik lantaran sulit mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan untuk menghindari Covid-19.
"Saya minta tolong ke TNI karena kebetulan sespri saya jenderal, 'tolong saya belikan masker buat anak saya di Surabaya'. Karena di sana enggak ada masker. Antre dari pagi sampai siang enggak kebagian. Disinfektan enggak ada, saya minta tolong dibelikan lalu dikirim," tuturnya.
Dia juga mengungkapkan bagaimana keseriusan pemerintah dalam mengatasi kelangkaan masker. Indonesia saat itu sudah telah berupaya melakukan diplomasi, salah satunya ke Paris, Prancis.
"Kita sudah berlomba ke Paris ada katanya, ketika kita mau beli enggak ada sudah mau dibeli orang lain, Prancis pun masih cari dari luar," ungkapnya.
Kemudian, dia menjelaskan Indonesia sebenarnya punya pabrik yang memproduksi masker di Tangerang. Saat itu, pemerintah berupaya membeli masker yang ada di pabrik itu untuk dibagikan ke masyarakat, namun sayangnya Korea Selatan (Korsel) terlebih dulu membelinya.
Mendengar kabar itu, pemerintah langsung melakukan komunikasi intens dengan otoritas Korea Selatan. "Kita telepon Korea itu kamu mau jual berapa? Di Korea itu ngimpor dari pabrik kami di Indonesia, 'sekian-sekian harganya, saya beli sekarang'. Pemerintah beli, dibagilah masker itu," pungkasnya.
Lihat Juga: Kunker ke Luar Negeri Dibatasi, Mahfud MD: Jika Dibahas di Lembaga Politik Ada Saja Alasan Pembenaran
(rca)