PBNU dan Baznas Tanda Tangani Kerja Sama Bangun Rumah Sehat di Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU ) bersama Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas ) menandatangani kesepakatan bersama (MoU) sekaligus peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sehat Baznas-NU, di Jalan Kawi-Kawi Bawah A Nomor 41, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (15/11/2021).
"Alhamdulillah sore hari ini kita menandatangani MoU antara Baznas RI dengan NU membangun rumah sehat di (jalan) Kawi-Kawi ini. Walaupun sederhana kelihatannya, tetapi kita sudah memulai dan banyak berbuat. Sudah banyak program yang sudah kita selesaikan," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj usai melakukan peletakan batu pertama bersama Ketua Baznas KH Noor Achmad.
Tampak hadir beberapa pengurus harian PBNU antara lain Ketua PBNU Robikin Emhas dan Syahrizal Syarif, Bendahara Umum PBNU H Bina Suhendra, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Andi Najmi Fuaidi dan Ulil Abshar Hadrawi.
Baca juga: Konsep Rumah Sehat Tren Generasi Muda
Hadir pula Ketua Satgas Covid-19 PBNU Makky Zamzami, Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif, Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifuddin, dan Lurah Johar Baru Siwanto, serta para Pimpinan Baznas RI.
Kiai Said mengatakan, saat ini PBNU sudah memiliki tujuh rumah sakit. Pembangunan rumah sehat bersama Baznas ini akan menjadi layanan kesehatan yang kedelapan dengan kepemilikan atas nama PBNU.
"Prinsip kesehatan sangat penting, apalagi di pandemi ini. Terasa sekali kita kekurangan rumah sakit, kekurangan tenaga kesehatan. (Dan) semua RSNU konsentrasi terhadap penanganan pandemi Covid-19 seperti di Demak, Jepara, Tuban, Kediri, Surabaya," katanya.
Pembangunan Rumah Sehat Baznas-NU ini diperkirakan memakan biaya sebesar Rp10 miliar. Namun Kiai Said tidak mempermasalahkan hal itu asalkan digunakan untuk kemaslahatan dan bermanfaat bagi banyak orang.
Baca juga: Pemko Pekanbaru Bantu Kebutuhan OTG Positif Covid-19 di Rumah Sehat
"Uang zakat itu yang penting disalurkan untuk maslahat umat Islam. Bisa bertanggung jawab, yang penting itu. Tidak dikorupsi. Mudah-mudahan 6-7 bulan sudah selesai pembangunan. Tenaga kesehatannya dari PBNU dan nanti akan dibantu dari Baznas," katanya.
Ditegaskan, PBNU berkomitmen terhadap kesehatan umat, terutama dari kalangan Nahdliyin. Selama pandemi Covid-19, telah banyak tenaga dan relawan kesehatan dari NU yang ikut berjuang. Salah satunya dari Lembaga Kesehatan (LK) NU.
"Tenaga kesehatan kita pun yang berjuang dalam Covid-19 nanti kemarin sangat banyak, LKNU bersama TNI-Polri melakukan vaksinasi. Banyak sekali. Kita peduli sekali (pada kesehatan)," kata Kiai Said.
Ketua Panitia Pembangunan Rumah Sehat Baznas-NU, Mardini memastikan bahwa pihaknya telah memiliki sertifikat hak guna bangunan atas nama PBNU. Dijelaskan, pembangunan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik.
Di dalam peraturan tersebut ada beberapa persyaratan yang akan dipenuhi oleh Rumah Sakit Baznas-NU itu. Di antaranya standar ruangan bangunan dan prasarana klinik. Di Jalan Kawi-Kawi itu akan dibangun sekitar 1.240 meter persegi. Sementara luas tanah ada 590 meter persegi.
"Tetapi yang akan dibangun 1.240 meter persegi, ditambah prasarana parkir menjadi 1570 meter persegi," kata Mardini.
Di lantai pertama, akan terdiri dari beberapa ruang. Antara lain ruang pendaftaran, apotek, kasir, dokter umum, dokter gigi, UGD, ruang tunggu, toilet, gudang, parkir mobil, dan tangga. Sementara di lantai dua akan dibuat ruang dokter, ruang USG, ruang inap pasca-persalinan.
"Jadi di sini ada melakukan persalinan sehingga ada ruang pasca-persalinan. (Kemudian di lantai dua) ada ruang perawat, administrasi, kantor, laboratorium, ruang ASI, toilet pria dan wanita, dapur, dan ruang servis lainnya. Di lantai tiga, ada ruang inap sebanyak 18 kamar. Termasuk kamar mandi, tangga," kata Mardini.
Di lantai empat, sama seperti lantai tiga yakni terdapat ruang inap sebanyak 18 kamar. Namun di lantai empat ini akan dikhususkan bagi Nahdliyin yang datang ke Jakarta tetapi tidak memiliki tempat tinggal. "Insyaallah rumah sehat ini akan dilengkapi dengan lift yang akan kita gunakan," kata Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan (LWP) PBNU itu.
Estimasi biaya pembangunan
Mardini kemudian merincikan estimasi pembiayaan dari rencana pembangunan Rumah Sehat Baznas-NU ini. Biaya untuk membangun lantai satu dengan luas 1.240 meter persegi sebesar Rp992 juta. Lantai dua seluas 400 meter persegi, mencapai biaya Rp1,574 miliar.
Sementara lantai tiga dengan luas 295 meter persegi memiliki estimasi biaya sebesar Rp1,185 miliar. Kemudian lantai empat seluas 295 meter persegi, biaya yang akan digunakan senilai Rp1,485 miliar.
"(Dan) ada penunjang lainnya yaitu parkir dan koridor, serta ruang belakang itu ada 330 meter persegi, kira-kira Rp405 juta. Termasuk fondasi dan mekanika engineering kira-kira Rp7,721 miliar," katanya.
"Ditambah untuk kelengkapan dokter atau fasilitas Rumah Sehat Baznas-NU ini kurang lebih Rp2,5 miliar. Jadi total keseluruhan kira-kira Rp10,2 miliar. Dana pembangunan rumah sehat ini akan didukung oleh Baznas RI," kata Mardini.
"Alhamdulillah sore hari ini kita menandatangani MoU antara Baznas RI dengan NU membangun rumah sehat di (jalan) Kawi-Kawi ini. Walaupun sederhana kelihatannya, tetapi kita sudah memulai dan banyak berbuat. Sudah banyak program yang sudah kita selesaikan," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj usai melakukan peletakan batu pertama bersama Ketua Baznas KH Noor Achmad.
Tampak hadir beberapa pengurus harian PBNU antara lain Ketua PBNU Robikin Emhas dan Syahrizal Syarif, Bendahara Umum PBNU H Bina Suhendra, Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Andi Najmi Fuaidi dan Ulil Abshar Hadrawi.
Baca juga: Konsep Rumah Sehat Tren Generasi Muda
Hadir pula Ketua Satgas Covid-19 PBNU Makky Zamzami, Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif, Ketua PCNU Jakarta Pusat Gus Syaifuddin, dan Lurah Johar Baru Siwanto, serta para Pimpinan Baznas RI.
Kiai Said mengatakan, saat ini PBNU sudah memiliki tujuh rumah sakit. Pembangunan rumah sehat bersama Baznas ini akan menjadi layanan kesehatan yang kedelapan dengan kepemilikan atas nama PBNU.
"Prinsip kesehatan sangat penting, apalagi di pandemi ini. Terasa sekali kita kekurangan rumah sakit, kekurangan tenaga kesehatan. (Dan) semua RSNU konsentrasi terhadap penanganan pandemi Covid-19 seperti di Demak, Jepara, Tuban, Kediri, Surabaya," katanya.
Pembangunan Rumah Sehat Baznas-NU ini diperkirakan memakan biaya sebesar Rp10 miliar. Namun Kiai Said tidak mempermasalahkan hal itu asalkan digunakan untuk kemaslahatan dan bermanfaat bagi banyak orang.
Baca juga: Pemko Pekanbaru Bantu Kebutuhan OTG Positif Covid-19 di Rumah Sehat
"Uang zakat itu yang penting disalurkan untuk maslahat umat Islam. Bisa bertanggung jawab, yang penting itu. Tidak dikorupsi. Mudah-mudahan 6-7 bulan sudah selesai pembangunan. Tenaga kesehatannya dari PBNU dan nanti akan dibantu dari Baznas," katanya.
Ditegaskan, PBNU berkomitmen terhadap kesehatan umat, terutama dari kalangan Nahdliyin. Selama pandemi Covid-19, telah banyak tenaga dan relawan kesehatan dari NU yang ikut berjuang. Salah satunya dari Lembaga Kesehatan (LK) NU.
"Tenaga kesehatan kita pun yang berjuang dalam Covid-19 nanti kemarin sangat banyak, LKNU bersama TNI-Polri melakukan vaksinasi. Banyak sekali. Kita peduli sekali (pada kesehatan)," kata Kiai Said.
Ketua Panitia Pembangunan Rumah Sehat Baznas-NU, Mardini memastikan bahwa pihaknya telah memiliki sertifikat hak guna bangunan atas nama PBNU. Dijelaskan, pembangunan tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik.
Di dalam peraturan tersebut ada beberapa persyaratan yang akan dipenuhi oleh Rumah Sakit Baznas-NU itu. Di antaranya standar ruangan bangunan dan prasarana klinik. Di Jalan Kawi-Kawi itu akan dibangun sekitar 1.240 meter persegi. Sementara luas tanah ada 590 meter persegi.
"Tetapi yang akan dibangun 1.240 meter persegi, ditambah prasarana parkir menjadi 1570 meter persegi," kata Mardini.
Di lantai pertama, akan terdiri dari beberapa ruang. Antara lain ruang pendaftaran, apotek, kasir, dokter umum, dokter gigi, UGD, ruang tunggu, toilet, gudang, parkir mobil, dan tangga. Sementara di lantai dua akan dibuat ruang dokter, ruang USG, ruang inap pasca-persalinan.
"Jadi di sini ada melakukan persalinan sehingga ada ruang pasca-persalinan. (Kemudian di lantai dua) ada ruang perawat, administrasi, kantor, laboratorium, ruang ASI, toilet pria dan wanita, dapur, dan ruang servis lainnya. Di lantai tiga, ada ruang inap sebanyak 18 kamar. Termasuk kamar mandi, tangga," kata Mardini.
Di lantai empat, sama seperti lantai tiga yakni terdapat ruang inap sebanyak 18 kamar. Namun di lantai empat ini akan dikhususkan bagi Nahdliyin yang datang ke Jakarta tetapi tidak memiliki tempat tinggal. "Insyaallah rumah sehat ini akan dilengkapi dengan lift yang akan kita gunakan," kata Ketua Lembaga Wakaf dan Pertanahan (LWP) PBNU itu.
Estimasi biaya pembangunan
Mardini kemudian merincikan estimasi pembiayaan dari rencana pembangunan Rumah Sehat Baznas-NU ini. Biaya untuk membangun lantai satu dengan luas 1.240 meter persegi sebesar Rp992 juta. Lantai dua seluas 400 meter persegi, mencapai biaya Rp1,574 miliar.
Sementara lantai tiga dengan luas 295 meter persegi memiliki estimasi biaya sebesar Rp1,185 miliar. Kemudian lantai empat seluas 295 meter persegi, biaya yang akan digunakan senilai Rp1,485 miliar.
"(Dan) ada penunjang lainnya yaitu parkir dan koridor, serta ruang belakang itu ada 330 meter persegi, kira-kira Rp405 juta. Termasuk fondasi dan mekanika engineering kira-kira Rp7,721 miliar," katanya.
"Ditambah untuk kelengkapan dokter atau fasilitas Rumah Sehat Baznas-NU ini kurang lebih Rp2,5 miliar. Jadi total keseluruhan kira-kira Rp10,2 miliar. Dana pembangunan rumah sehat ini akan didukung oleh Baznas RI," kata Mardini.
(abd)