Fahri Hamzah Anggap Capres Jawa Sentris: Lebih Baik Presiden Dipilih MPR

Senin, 15 November 2021 - 04:14 WIB
loading...
Fahri Hamzah Anggap...
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menyarankan sistem pemilihan anggota legislatif diubah menjadi pemilihan distrik dan MPR yang dihasilkannya memilih presiden. Foto/ist.
A A A
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku bingung melihat bagaimana para elite mengatur calon presiden ( capres ). Dia melihat capres yang ditawarkan hanya dari Jakarta dan Jawa. Padahal Indonesia begitu luas.

“Saya bingung dengan cara orang-orang Jakarta ngatur copras-capres ini. Seolah Indonesia Raya ini hanya ada Jakarta dan Jawa. Kalau nyali kalian kuat, buka lapangan pertandingan di seluruh Indonesia sejak awal. Tarung terbuka adu gagasan dengan jagoan lokal. Jawab isu-isu mereka!” cuit Fahri di akunnya @Fahrihamzah dikutip Senin (15/11/2021).

Wakil Ketua Umum DPN Gelora Indonesia ini juga menantang para elite politik yang digadang-adang sebagai capres itu untuk adu gagasan soal apa yang akan diperbuat untuk Indonesia

Mau ngapain kalian di sabang-merauke, miangas-pulau rote. Berani gak? Debat di IPB soal pertanian, di uncen soal masa depan papua, soal batubara dan masa depan bumi di kalimantan, soal budaya di UGM, soal Teknologi di ITB, soal ekonomi di Airlangga, soal INTIM di Unhas, dll,” sambungnya.



Fahri meyakini masyarakat pun ingin mendengar gagasan-gagasan para capres tersebut mengenai isu-isu strategis nasional, soal kebangsaan, dan posisi Indonesia di kancah internasional.

“Mau enggak kalian keliling debat soal pancasila di lemhanas dan pesantren-pesantren, soal relasi agama dan negara di Depan para pemuka agama-agama, dan soal agenda strategis pendidikan bangsa di depan para guru besar? Soal cara memberantas korupsi di depan fakultas hukum dan soal lainya,” tantang Fahri.

“Kita ingin dengar sikap copras-capres soal konflik dan dagang antara negara2 besar khususnya Amerika dan China, lalu posisi kita di laut china selatan serta gagasan apa untuk kerjasama pasifik. Bagaimana masa depan ASEAN dan GNB serta serangakain inisiatif RI dari masa lalu?” sambungnya.

Fahri menganggap wajar keinginannya dan orang-orang yang setuju dengannya. Sebab sayang Indonesia yang luas dan besar hanya bisa memunculkan dua calon pemimpin, terlebih kalau orangnya sama.

“Maafkan jika saya membayangkan suatu yang ideal sebab negara ini layak mendapatkan yang paling ideal. Janganlah lagi pemilihan pemimpin kayak kemarin, beli kucing dalam karung dengan debat ala kelompencapir. Out of the blue alias ujug-ujug calon tinggal dua podo ae sami mawon,” ucapnya.



Mantan anggota Komisi III DPR ini meyakini bahwa elite politik Indonesia tahu mereka tengah ditipu mekanisme pilpres, atau sengaja menipu diri sendiri. Dia menyayangkan kalau pilpres langsung saat ini dilaksanakan sekadar basa-basi. Padahal, kalau mau Indonesia bisa menggunakan sistem tak langsung.

Untuk itu, Fahri menyarankan agar baiknya sistem pemilu legislatif (pileg) diubah menjadi sistem pemilihan distrik, dan anggota MPR hasil pemilihan distrik itu yang memilih presiden.

“Daripada kita memilih sistem pilpres langsung tapi gak ada copras capres yang mau tarung terbuka ya mendingan pileg dibuat sidtim distrik lalu MPR memilih presiden dari anggota MPR terpilih. Keduanya lebih jelas dan terus terang. Gak nipu diri dan adu domba rakyat,” kata Fahri.



Karena, dia melihat, capres-capresan ini mereduksi kebesaran negara Indonesia, bahkan seperti penipuan para elite politik di Jakarta kepada seluruh rakyat Indonesia. Kenapa masalah capres ini selalu Jakarta sentris dan itu hal yang menyebalkan baginya.

“Lama-lama copras capres ini mereduksi kebesaran republik ini. Semacam penipuan elite jakarta terhadap rakyat di se-antero negeri. Kita harus koreksi sirkus jakarta sentris ini. Indonesia luas, rakyatnya banyak dan beragam. Masak pemimpinnya cuman 2 alternatif. Menyebalkan!” tukasnya.

“Jika rakyatnya banyak, pulaunya banyak, yg bisa mimpin pasti banyak. Petarungnya banyak, maka akan membuat yang terbaik dari seluruh negeri tampil. Mantan bupati dan walikota, mantan gubernur dan politisi daerah kawakan. Banyak sekali yg perlu masuk gelanggang,” kata Fahri.
(muh)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1490 seconds (0.1#10.140)