Marwan Jafar: The New Normal, Hikmah untuk Kebangkitan Bangsa
loading...
A
A
A
Inspirasi Hadratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan tokoh pergerakan lainnya, lanjutnya, tak lepas dari kematangan berfikir dalam upaya mengambil sari pati filosifi sejarah dari peristiwa hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW yang begitu jujur (Al-Amin).
Madinah menjadi sebuah ruang dakwah baru bagi Rasulullah SAW. Berawal dari respon orang-orang Yatsrib (Madinah) yang datang ke Mekkah pada Bulan Haji, atau yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Aqabah, antara lain kesediaan mereka mau mengubah sikap dan perilaku dari negatif menjadi positif atau berakhlak mulia, dari yang tertinggal menjadi maju. (Lihat grafis: Lima Arahan Jokowi Untuk Pemulihan Ekonomi Nasional )
Itu semua, tak lepas dari strategi Rasulullah SAW membangun pusat penggemblengan mental dan akhlak berupa masjid, menciptakan persaudaraan baru dan toleransi, membangun pranata sosial dan pemerintahan dengan konstitusi baru (Piagam Madinah).
"Inilah wujud dari era keemasan yang dicita-citakan, lalu berkembang sampai abad ke sembilan hingga ke-13, ditandai dengan era perkembangan ilmiah, religius, filsafat dan kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," katanya.
Dalam konteks inilah, mantan Menteri Desa, PDTT menegaskan, bangsa ini telah memiliki modal tata nilai luhur berupa Pancasila dan konstitusi UUD 1945 yang menginspirasi seluruh kebijakan berbangsa dan bernegara.
"Di era The New Normal ini, hendaknya jadi momentum untuk mendorong penuh pemerintah perlu memfokuskan kebijakan jangka pendeknya, yakni pada aspek kesehatan masyarakat serta pemenuhan sarpras kesehatan dan SDM dokter maupun tenaga medis, sembari meminimalkan dampak secara ekonomi bagi masyarakat sekaligus", tegasnya.
Hal ini menjadi formula atau model pendekatan khas bangsa kita, yaitu dobel gardan, di satu sisi pendisiplinan protokol kesehatan di semua aspek dan bersamaan itu pula perlu meningkatkan daya beli masyarakat.
Marwan menilai, kebijakan tersebut telah dilakukan oleh pemerintah, baik kebijakan pendisiplinan masyarakat, tentu harus dengan kebijakan pendisiplinan secara sangat tegas, dan disertai penegakan hukum secara adil dan tegas pula. Juga program-program-pemerintah yang bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19, namun perlu implementasi di lapangan secara lebih tegas lagi.
2. Perlunya terus mendorong kebijakan pemerintah melakukan akselerasi kebijakan sektor-sektor usaha dan industri secara lebih luas, baik berskala besar, menengah dan kecil. Dengan kebijakan ini, maka trend perlambatan ekonomi domestik bisa ditekan sekaligus me-recovery ekonomi nasional.
"Selain itu, ada sejumlah sektor ekonomi yang tidak terlalu terdampak Covid-19, seperti sektor yang saya sebut sebagai ruralisasi, baik pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, juga sektor industri seperti sektor kesehatan, farmasi, minyak dan gas bumi, makanan, telekomunikasi dan logistik yang perlu didorong untuk segera bangkit sehingga dapat menekan angka pengangguran," katanya.
Madinah menjadi sebuah ruang dakwah baru bagi Rasulullah SAW. Berawal dari respon orang-orang Yatsrib (Madinah) yang datang ke Mekkah pada Bulan Haji, atau yang kemudian dikenal dengan Perjanjian Aqabah, antara lain kesediaan mereka mau mengubah sikap dan perilaku dari negatif menjadi positif atau berakhlak mulia, dari yang tertinggal menjadi maju. (Lihat grafis: Lima Arahan Jokowi Untuk Pemulihan Ekonomi Nasional )
Itu semua, tak lepas dari strategi Rasulullah SAW membangun pusat penggemblengan mental dan akhlak berupa masjid, menciptakan persaudaraan baru dan toleransi, membangun pranata sosial dan pemerintahan dengan konstitusi baru (Piagam Madinah).
"Inilah wujud dari era keemasan yang dicita-citakan, lalu berkembang sampai abad ke sembilan hingga ke-13, ditandai dengan era perkembangan ilmiah, religius, filsafat dan kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," katanya.
Dalam konteks inilah, mantan Menteri Desa, PDTT menegaskan, bangsa ini telah memiliki modal tata nilai luhur berupa Pancasila dan konstitusi UUD 1945 yang menginspirasi seluruh kebijakan berbangsa dan bernegara.
"Di era The New Normal ini, hendaknya jadi momentum untuk mendorong penuh pemerintah perlu memfokuskan kebijakan jangka pendeknya, yakni pada aspek kesehatan masyarakat serta pemenuhan sarpras kesehatan dan SDM dokter maupun tenaga medis, sembari meminimalkan dampak secara ekonomi bagi masyarakat sekaligus", tegasnya.
Hal ini menjadi formula atau model pendekatan khas bangsa kita, yaitu dobel gardan, di satu sisi pendisiplinan protokol kesehatan di semua aspek dan bersamaan itu pula perlu meningkatkan daya beli masyarakat.
Marwan menilai, kebijakan tersebut telah dilakukan oleh pemerintah, baik kebijakan pendisiplinan masyarakat, tentu harus dengan kebijakan pendisiplinan secara sangat tegas, dan disertai penegakan hukum secara adil dan tegas pula. Juga program-program-pemerintah yang bisa meringankan beban masyarakat yang terdampak Covid-19, namun perlu implementasi di lapangan secara lebih tegas lagi.
2. Perlunya terus mendorong kebijakan pemerintah melakukan akselerasi kebijakan sektor-sektor usaha dan industri secara lebih luas, baik berskala besar, menengah dan kecil. Dengan kebijakan ini, maka trend perlambatan ekonomi domestik bisa ditekan sekaligus me-recovery ekonomi nasional.
"Selain itu, ada sejumlah sektor ekonomi yang tidak terlalu terdampak Covid-19, seperti sektor yang saya sebut sebagai ruralisasi, baik pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, juga sektor industri seperti sektor kesehatan, farmasi, minyak dan gas bumi, makanan, telekomunikasi dan logistik yang perlu didorong untuk segera bangkit sehingga dapat menekan angka pengangguran," katanya.