Jokowi Bertemu Joe Biden, Bahas Pandemi hingga Presidensi G20
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di sela KTT COP26 di Glasgow pada 1 November waktu setempat. Pada kesempatan itu Jokowi mengapresiasi kerja sama yang dilakukan selama pandemi.
Indonesia menghargai kerja sama bidang kesehatan selama pandemi mulai dari penerimaan stok vaksin melalui mekanisme dose-sharing, ventilator, obat-obatan teurapeutik, hingga alat kesehatan lainnya. Jokowi mengatakan, Indonesia tertarik menjadi bagian dari rantai pasok global di bidang kesehatan melalui pembangunan industri kesehatan Indonesia.
Selain penanganan pandemi, Jokowi juga menyampaikan pentingnya untuk memperkuat kerja sama ekonomi terutama dalam pengembangan ekonomi hijau. Menurutnya, Indonesia dapat menjadi mitra kerja sama ekonomi yang handal.
Baca juga: Presiden Joe Biden Panen Kritikan Gara-gara Bawa 85 Mobil ke KTT G20 Roma
Pada pertemuan itu Jokowi kembali menekankan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon. Indonesia telah menunjukkan hasil yang baik dalam menurunkan tingkat deforestasi secara signifikan dan tingkat kebakaran hutan yang berada pada titik paling rendah dalam 20 tahun.
"Saya akan restorasi hutan bakau hingga 600.000 hektare dalam 3 tahun ke depan. Ini akan menjadi konservasi hutan mangrove terbesar di dunia," katanya dikutip dari pers rilis Biro Pers Setpres, Selasa (2/11/2021).
Di sektor energi, Jokowi menyebut telah mencanangkan transformasi Indonesia menuju energi baru terbarukan dan akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau. Jokowi mengajak Amerika Serikat untuk melakukan investasi pada energi baru dan terbarukan, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium.
"Saya harapkan dukungan AS melalui investasi yang mempercepat transisi energi, khususnya teknologi rendah karbon," katanya.
Baca juga: Jokowi Sambut Baik Komitmen Investasi Rp132,4 Triliun dari Inggris
Kemudian dibahas juga mengenai presidensi Group of Twenty (G20) Indonesia, Jokowi sangat menghargai dukungan Amerika Serikat terhadap presiden Indonesia yang mengambil tema "Recover Together, Recover Stronger". Inklusivitas akan menjadi kunci presidensi Indonesia tahun depan.
Di masa presidensi, Indonesia ingin mendorong kerja sama konkret di sejumlah sektor utama seperti memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan, mendorong investasi dan alih teknologi rendah karbon yang terjangkau, serta keuangan inklusif khususnya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perempuan, dan kelompok rentan.
"Kita harus jadikan G20 relevan tidak saja bagi anggotanya, tapi juga bagi dunia utamanya negara berkembang," tuturnya.
Kedua Kepala Negara juga bertukar pikiran mengenai berbagai isu internasional, antara lain demokrasi, Myanmar dan Afghanistan. Pertemuan kedua Presiden ini dilakukan dengan sangat hangat dan bersahabat berlangsung selama satu jam.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
Indonesia menghargai kerja sama bidang kesehatan selama pandemi mulai dari penerimaan stok vaksin melalui mekanisme dose-sharing, ventilator, obat-obatan teurapeutik, hingga alat kesehatan lainnya. Jokowi mengatakan, Indonesia tertarik menjadi bagian dari rantai pasok global di bidang kesehatan melalui pembangunan industri kesehatan Indonesia.
Selain penanganan pandemi, Jokowi juga menyampaikan pentingnya untuk memperkuat kerja sama ekonomi terutama dalam pengembangan ekonomi hijau. Menurutnya, Indonesia dapat menjadi mitra kerja sama ekonomi yang handal.
Baca juga: Presiden Joe Biden Panen Kritikan Gara-gara Bawa 85 Mobil ke KTT G20 Roma
Pada pertemuan itu Jokowi kembali menekankan komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi karbon. Indonesia telah menunjukkan hasil yang baik dalam menurunkan tingkat deforestasi secara signifikan dan tingkat kebakaran hutan yang berada pada titik paling rendah dalam 20 tahun.
"Saya akan restorasi hutan bakau hingga 600.000 hektare dalam 3 tahun ke depan. Ini akan menjadi konservasi hutan mangrove terbesar di dunia," katanya dikutip dari pers rilis Biro Pers Setpres, Selasa (2/11/2021).
Di sektor energi, Jokowi menyebut telah mencanangkan transformasi Indonesia menuju energi baru terbarukan dan akselerasi ekonomi berbasis teknologi hijau. Jokowi mengajak Amerika Serikat untuk melakukan investasi pada energi baru dan terbarukan, termasuk pengembangan ekosistem mobil listrik dan baterai lithium.
"Saya harapkan dukungan AS melalui investasi yang mempercepat transisi energi, khususnya teknologi rendah karbon," katanya.
Baca juga: Jokowi Sambut Baik Komitmen Investasi Rp132,4 Triliun dari Inggris
Kemudian dibahas juga mengenai presidensi Group of Twenty (G20) Indonesia, Jokowi sangat menghargai dukungan Amerika Serikat terhadap presiden Indonesia yang mengambil tema "Recover Together, Recover Stronger". Inklusivitas akan menjadi kunci presidensi Indonesia tahun depan.
Di masa presidensi, Indonesia ingin mendorong kerja sama konkret di sejumlah sektor utama seperti memastikan transisi digital yang inklusif bagi pertumbuhan dan pembangunan, mendorong investasi dan alih teknologi rendah karbon yang terjangkau, serta keuangan inklusif khususnya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perempuan, dan kelompok rentan.
"Kita harus jadikan G20 relevan tidak saja bagi anggotanya, tapi juga bagi dunia utamanya negara berkembang," tuturnya.
Kedua Kepala Negara juga bertukar pikiran mengenai berbagai isu internasional, antara lain demokrasi, Myanmar dan Afghanistan. Pertemuan kedua Presiden ini dilakukan dengan sangat hangat dan bersahabat berlangsung selama satu jam.
Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral tersebut yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN Erick Thohir.
(abd)