Cegah Gelombang Covid-19, Ganjar Pranowo Setuju Cuti Bersama Nataru Dihapus
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang menunjukkan data penurunan, tetap harus diantisipasi. Agar lonjakan pandemi ini tidak kembali terjadi. Pasalnya tidak lama lagi Libur Natal dan Tahun Baru.
Keputusan penghapusan cuti bersama tertuang dalam Surat Keputusan Bersama tiga menteri yang menghapus cuti bersama pada 24 Desember 2021. Menurut Ganjar, saat Nataru tidak perlu menambah hari libur karena sama-sama jatuh di akhir pekan.
"Lebih baik karena harinya itu Natal dan Tahun Baru sama-sama hari Sabtu. Kalau hari Sabtu dan Minggu maka ya liburnya itu saja," kata Ganjar dalam keterangannya, Sabtu (30/10/2021).
Ganjar mengatakan, kebijakan itu akan lebih baik guna menekan mobilitas masyarakat pada masa libur Nataru mendatang. Sehingga kasus Covid-19 bisa dikendalikan.
"Kalau liburnya hanya dua hari itu, maka kemungkinan orang bermigrasi pindah dari satu tempat ke tempat lain bisa mengendalikan Covid-19 dari kemungkinan terjadi kerumunan. Kalau saya setuju banget," ucap Ganjar.
Ganjar juga setuju jika ada pelarangan pengambilan cuti aparatur sipil negara (ASN) pada momen perayaan libur Nataru. "Enggak boleh (cuti dekat Nataru) kalau perlu harus dilarang," tegas Ganjar.
Untuk itu, masyarakat diminta merayakan Natal dan Tahun Baru di rumah masing-masing. "Kita sarankan yang merayakan Natal dan Tahun Baru di tempat masing-masing. Jadi enggak usah pindah kota. Dengan cara itu kita bisa mencegah perpindahan atau pergerakan penduduk yang besar," tutupnya.
Keputusan penghapusan cuti bersama tertuang dalam Surat Keputusan Bersama tiga menteri yang menghapus cuti bersama pada 24 Desember 2021. Menurut Ganjar, saat Nataru tidak perlu menambah hari libur karena sama-sama jatuh di akhir pekan.
"Lebih baik karena harinya itu Natal dan Tahun Baru sama-sama hari Sabtu. Kalau hari Sabtu dan Minggu maka ya liburnya itu saja," kata Ganjar dalam keterangannya, Sabtu (30/10/2021).
Ganjar mengatakan, kebijakan itu akan lebih baik guna menekan mobilitas masyarakat pada masa libur Nataru mendatang. Sehingga kasus Covid-19 bisa dikendalikan.
"Kalau liburnya hanya dua hari itu, maka kemungkinan orang bermigrasi pindah dari satu tempat ke tempat lain bisa mengendalikan Covid-19 dari kemungkinan terjadi kerumunan. Kalau saya setuju banget," ucap Ganjar.
Ganjar juga setuju jika ada pelarangan pengambilan cuti aparatur sipil negara (ASN) pada momen perayaan libur Nataru. "Enggak boleh (cuti dekat Nataru) kalau perlu harus dilarang," tegas Ganjar.
Untuk itu, masyarakat diminta merayakan Natal dan Tahun Baru di rumah masing-masing. "Kita sarankan yang merayakan Natal dan Tahun Baru di tempat masing-masing. Jadi enggak usah pindah kota. Dengan cara itu kita bisa mencegah perpindahan atau pergerakan penduduk yang besar," tutupnya.
(maf)