Menjadi Produktif dengan Gembira
loading...
A
A
A
Marisa Rahmashifa
Mahasiswi Sastra Inggris UIN Malang
Zaman modern ini produktivitas merupakan problem utama yang dihadapi kebanyakan orang. Dalam 24 jam kita berlomba-lomba melakukan banyak hal demi agar dianggap penting. Tak dimungkiri, produktivitas tak hanya menjadi tuntutan namun juga tantangan yang harus ditaklukkan. Seolah-olah deretan list pekerjaan ialah sebuah kewajiban yang harus ditunaikan dalam waktu tepat dan cepat.
baca juga: Pembangunan Kampung Susun Kunir, Anies: Jadi Tempat Produktif Masyarakat
Sayangnya, hal tersebut menimbulkan perasaan kecewa pada banyak orang lantaran jerih payah dalam melakukannya kerap menimbulkan rasa gagal. Kita membebankan banyak hal pada diri sendiri terutama dengan beragam pemahaman dan kemampuan agar tidak dilabeli sebagai kaum yang tertinggal. Alih-alih merasa bahagia, kita justru diselimuti rasa cemas sebab merasa belum optimal dalam menjalani hari.
Melalui bukunya 'The Joy of Missing Out', Tanya Dalton berusaha mengatasi kecemasan tersebut. Sebagai pakar produktivitas sekaligus CEO di perusahaan yang didirikannya, Tanya membantu banyak orang untuk fokus mengerjakan apa yang benar-benar diinginkan. Pemahaman atas pilihan prioritas turut dijelaskan hingga kita bisa menjadi produktif dengan gembira.
Berangkat dari kisah pribadi penulis yang merasa kerepotan dengan pekerjaan rumah tangga dan perusahaannya. Tanya pun mendekonstruksi pola pikirnya dan mulai menyadari perbedaan sibuk dan produktif. Kerepotan terjadi bukan karena banyak hal yang harus dikerjakan, melainkan rasa bingung harus memulai dari pekerjaan yang mana. Maka, mengidentifikasi ulang prioritas hidup kita merupakan solusi utama agar bisa menjadi produktif.
baca juga: Guru Besar UIN: GNRM Ubah Cara Pandang Generasi Muda Lebih Produktif
JOMO (Joy of Missing Out) diartikan sebagai upaya menikmati momen yang kita lakukan tanpa takut tertinggal. Rasa cemas yang kita rasakan bisa jadi karena takut tertinggal akan sesuatu yang sedang populer dalam masyarakat. Karenanya pula mempengaruhi sikap dan cara bertindak yang merasa harus melakukan semua hal.
Terdapat empat langkah produktif yang dikemukakan Tanya dalam bukunya. Pertama, mematahkan mitos-mitos diri dengan memahami konsep diri dan pola pikir yang tepat. Kedua, menemukan kejelasan akan pekerjaan yang hendak kita lakukan. Agar tidak membuang energi, waktu dan fokus untuk hal-hal yang tidak penting. Tiga, membentuk sistem yang kuat dalam kehidupan diri dengan menentukan siapa dan bagaimana diri kita baru setelahnya merancang kemenangan kecil untuk mencapai puncak, Tanya menyebutnya Bintang Utara. “Bintang Utara” diartikan sebagai misi, visi dan nilai dalam diri. Keempat, memadukan langkah-langkah sebelumnya untuk mencapai keberhasilan.
baca juga: Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati Diharap Beri Arahan yang Produktif
Mahasiswi Sastra Inggris UIN Malang
Zaman modern ini produktivitas merupakan problem utama yang dihadapi kebanyakan orang. Dalam 24 jam kita berlomba-lomba melakukan banyak hal demi agar dianggap penting. Tak dimungkiri, produktivitas tak hanya menjadi tuntutan namun juga tantangan yang harus ditaklukkan. Seolah-olah deretan list pekerjaan ialah sebuah kewajiban yang harus ditunaikan dalam waktu tepat dan cepat.
baca juga: Pembangunan Kampung Susun Kunir, Anies: Jadi Tempat Produktif Masyarakat
Sayangnya, hal tersebut menimbulkan perasaan kecewa pada banyak orang lantaran jerih payah dalam melakukannya kerap menimbulkan rasa gagal. Kita membebankan banyak hal pada diri sendiri terutama dengan beragam pemahaman dan kemampuan agar tidak dilabeli sebagai kaum yang tertinggal. Alih-alih merasa bahagia, kita justru diselimuti rasa cemas sebab merasa belum optimal dalam menjalani hari.
Melalui bukunya 'The Joy of Missing Out', Tanya Dalton berusaha mengatasi kecemasan tersebut. Sebagai pakar produktivitas sekaligus CEO di perusahaan yang didirikannya, Tanya membantu banyak orang untuk fokus mengerjakan apa yang benar-benar diinginkan. Pemahaman atas pilihan prioritas turut dijelaskan hingga kita bisa menjadi produktif dengan gembira.
Berangkat dari kisah pribadi penulis yang merasa kerepotan dengan pekerjaan rumah tangga dan perusahaannya. Tanya pun mendekonstruksi pola pikirnya dan mulai menyadari perbedaan sibuk dan produktif. Kerepotan terjadi bukan karena banyak hal yang harus dikerjakan, melainkan rasa bingung harus memulai dari pekerjaan yang mana. Maka, mengidentifikasi ulang prioritas hidup kita merupakan solusi utama agar bisa menjadi produktif.
baca juga: Guru Besar UIN: GNRM Ubah Cara Pandang Generasi Muda Lebih Produktif
JOMO (Joy of Missing Out) diartikan sebagai upaya menikmati momen yang kita lakukan tanpa takut tertinggal. Rasa cemas yang kita rasakan bisa jadi karena takut tertinggal akan sesuatu yang sedang populer dalam masyarakat. Karenanya pula mempengaruhi sikap dan cara bertindak yang merasa harus melakukan semua hal.
Terdapat empat langkah produktif yang dikemukakan Tanya dalam bukunya. Pertama, mematahkan mitos-mitos diri dengan memahami konsep diri dan pola pikir yang tepat. Kedua, menemukan kejelasan akan pekerjaan yang hendak kita lakukan. Agar tidak membuang energi, waktu dan fokus untuk hal-hal yang tidak penting. Tiga, membentuk sistem yang kuat dalam kehidupan diri dengan menentukan siapa dan bagaimana diri kita baru setelahnya merancang kemenangan kecil untuk mencapai puncak, Tanya menyebutnya Bintang Utara. “Bintang Utara” diartikan sebagai misi, visi dan nilai dalam diri. Keempat, memadukan langkah-langkah sebelumnya untuk mencapai keberhasilan.
baca juga: Jadi Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati Diharap Beri Arahan yang Produktif