Menuju Bonus Demografi, Puan: Kaum Milenial Harus Mewarisi Nilai-nilai Soekarno
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPR Puan Maharani menegaskan institusinya akan terus mendukung generasi muda untuk berperan lebih besar dalam usaha mencapai kemajuan bersama. Terutama dalam persiapan Indonesia menghadapi bonus demografi pada satu decade ke depan, di mana peran generasi milenial saat ini sangat menentukan masa depan bangsa.
Menurutnya, generasi muda atau kaum milenial harus mewarisi nilai-nilai luhur dari Presiden Soekarno dalam membangun bangsa Indonesia. Serta, harus memiliki lima hal yang disebutnya sebagai 5C, yaitu: Critical Thinking, Communication, Colaboration, Creative, dan Character.
“Kami ingin saat bonus demografi terjadi, angkatan kerja Indonesia didominasi pemuda yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing. Tugas kalian, tanggung jawab kalian mewarisi semangat nilai perjuangan, nilai pengabdian dari tokoh founding father kita yaitu Bung Karno," ujar Puan dalam keterangannya, Selasa (19/10/2021).
Data terbaru hasil sensus penduduk yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 mencapai 270,2 juta jiwa. Perinciannya, sebanyak 27,94% atau sebesar 75,5 juta jiwa merupakan Gen-Z kelahiran 1997-2012, yang kini berusia 8-23 tahun.
Sementara, kelompok milenial kelahiran 1981-1996 yang kini berusia sekitar 24-39 tahun mencapai 25,87% atau sekitar 69,9 juta jiwa. Jika di total, jumlah kaum muda berusia maksimal 39 tahun sudah mencapai 53,81% dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 145,4 juta jiwa.
Artinya, berdasarkan data BPS tersebut, saat ini bangsa Indonesia sudah menapakkan kaki pada titik awal menuju periode puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif akan berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, yakni mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Menurutnya, bonus demografi adalah sebuah momen langka dalam perjalanan hidup sebuah bangsa. Sangat kecil kemungkinannya untuk dapat terulang kembali dalam periode waktu yang singkat. Karena itu, bonus demografi harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Melimpahnya usia produktif, lanjut Puan, bisa menjadi peluang karena dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, jika besarnya usia produktif tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan pekerjaan maka hal itu justru akan berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan banyak permasalahan sosial lainnya.
Bonus demografi dapat menjadi berkah apabila kualitas sumber daya manusia di Indonesia memiliki standar yang mumpuni. Sehingga, akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara.
"Sebaliknya, bencana demografi akan terjadi jika jumlah penduduk yang berada pada usia produktif ini justru tidak memiliki kualitas yang baik, sehingga menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negara," kata mantan menko PMK ini.
Akademisi sekaligus Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing sangat mendukung langkah Ketua DPR Puan Maharani yang mendorong generasi milenal menuju puncak bonus demografi agar lebih kreatif, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Mengingat, peran generasi milenial saat ini sangat menentukan masa depan bangsa.
“Saat ini kita sedang berada pada bonus demografi. Tujuan Puan Maharani mendekati generasi milenial karena merekalah pemilik bonus demografi itu nanti. Sengaja didekati, supaya kaum milenial ini, lebih cinta Indonesia, lebih berkarya, lebih produktif karena masa depan bangsa kita di kelompok demografi sudah tiba waktunya,” kata Emrus Sihombing di Jakarta.
Menurutnya, masa depan bangsa Indonesia berada di tangan kaum milenial saat ini. Makanya, lanjut Emrus, langkah Puan yang sering menjalin komunikasi dan pertemuan-pertemuan dengan kalangan milenial menjadi modal tersendiri dalam rangka mengawal generasi muda membangun Indonesia ke depan yang lebih baik.
“Terlepas dari stiga sebagian orang terhadap Puan Maharani, saya pribadi menilai ini merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai Ketua DPR untuk mendukung dan memberikan peran lebih maksimal kepada generasi muda dalam membangun negeri. Puan layak menjadi negarawan karena selalu bertindak dan berfikir ke depan,” terangnya.
Menurutnya, generasi muda atau kaum milenial harus mewarisi nilai-nilai luhur dari Presiden Soekarno dalam membangun bangsa Indonesia. Serta, harus memiliki lima hal yang disebutnya sebagai 5C, yaitu: Critical Thinking, Communication, Colaboration, Creative, dan Character.
“Kami ingin saat bonus demografi terjadi, angkatan kerja Indonesia didominasi pemuda yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing. Tugas kalian, tanggung jawab kalian mewarisi semangat nilai perjuangan, nilai pengabdian dari tokoh founding father kita yaitu Bung Karno," ujar Puan dalam keterangannya, Selasa (19/10/2021).
Data terbaru hasil sensus penduduk yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat jumlah penduduk Indonesia hingga September 2020 mencapai 270,2 juta jiwa. Perinciannya, sebanyak 27,94% atau sebesar 75,5 juta jiwa merupakan Gen-Z kelahiran 1997-2012, yang kini berusia 8-23 tahun.
Sementara, kelompok milenial kelahiran 1981-1996 yang kini berusia sekitar 24-39 tahun mencapai 25,87% atau sekitar 69,9 juta jiwa. Jika di total, jumlah kaum muda berusia maksimal 39 tahun sudah mencapai 53,81% dari total penduduk Indonesia, atau sekitar 145,4 juta jiwa.
Artinya, berdasarkan data BPS tersebut, saat ini bangsa Indonesia sudah menapakkan kaki pada titik awal menuju periode puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif akan berada pada titik tertinggi sepanjang sejarah Indonesia, yakni mencapai 64% dari total jumlah penduduk Indonesia.
Menurutnya, bonus demografi adalah sebuah momen langka dalam perjalanan hidup sebuah bangsa. Sangat kecil kemungkinannya untuk dapat terulang kembali dalam periode waktu yang singkat. Karena itu, bonus demografi harus dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Melimpahnya usia produktif, lanjut Puan, bisa menjadi peluang karena dapat menggenjot pertumbuhan ekonomi negara. Sebaliknya, jika besarnya usia produktif tidak dibarengi dengan tersedianya lapangan pekerjaan maka hal itu justru akan berpotensi meningkatkan jumlah pengangguran dan banyak permasalahan sosial lainnya.
Bonus demografi dapat menjadi berkah apabila kualitas sumber daya manusia di Indonesia memiliki standar yang mumpuni. Sehingga, akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara.
"Sebaliknya, bencana demografi akan terjadi jika jumlah penduduk yang berada pada usia produktif ini justru tidak memiliki kualitas yang baik, sehingga menghasilkan pengangguran massal dan menjadi beban negara," kata mantan menko PMK ini.
Akademisi sekaligus Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Dr Emrus Sihombing sangat mendukung langkah Ketua DPR Puan Maharani yang mendorong generasi milenal menuju puncak bonus demografi agar lebih kreatif, inovatif, dan berdaya saing tinggi. Mengingat, peran generasi milenial saat ini sangat menentukan masa depan bangsa.
“Saat ini kita sedang berada pada bonus demografi. Tujuan Puan Maharani mendekati generasi milenial karena merekalah pemilik bonus demografi itu nanti. Sengaja didekati, supaya kaum milenial ini, lebih cinta Indonesia, lebih berkarya, lebih produktif karena masa depan bangsa kita di kelompok demografi sudah tiba waktunya,” kata Emrus Sihombing di Jakarta.
Menurutnya, masa depan bangsa Indonesia berada di tangan kaum milenial saat ini. Makanya, lanjut Emrus, langkah Puan yang sering menjalin komunikasi dan pertemuan-pertemuan dengan kalangan milenial menjadi modal tersendiri dalam rangka mengawal generasi muda membangun Indonesia ke depan yang lebih baik.
“Terlepas dari stiga sebagian orang terhadap Puan Maharani, saya pribadi menilai ini merupakan bagian dari tugas dan tanggung jawabnya sebagai Ketua DPR untuk mendukung dan memberikan peran lebih maksimal kepada generasi muda dalam membangun negeri. Puan layak menjadi negarawan karena selalu bertindak dan berfikir ke depan,” terangnya.
(kri)