Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Malaysia Bisa Bantu Memperkokoh ASEAN
loading...
A
A
A
"Our intra ASEAN trade itu still very low, masih sekitar 25 persen dari whole trade. Kalau dibandingkan dengan EU, mereka itu 50-60 persen," ungkapnya.
Dibocorkannya, ada satu bidang baru yang bisa dioptimalkan dengan cepat, yakni digital economic. "Di sini peran anak muda yang lebih besar," sambung Saifuddin.
Sementara pilar ketiga, adalah sosial budaya. Aspek ini, menurut Saifuddin, adalah yang paling lambat berkembanh dari dua aspek lainnya. "Harus kita beri perhatian," tegasnya.
Dalam tiga pilar itu, ada ruang-ruang untuk memperkokoh kedudukan ASEAN. Baik untuk rakyatnya sendiri atau sebagai pemain di platform antar bangsa yang lebih luas.
Nah, Malaysia-Indonesia bisa memainkan peran yang lebih besar. Political security, contohnya, kerja sama antara Malaysia dan Indonesia senada dalam mempertahankan the ASEAN outlook on Indopacific.
"Ini kita harus berikan kredit kepada Indonesia, Indonesia yang lead (memimpin) on the concept of the ASEAN outlook on Indopacific," puji Saifuddin.
Ketua Program Studi Hubungan Internasional (HI) Tatok D Sudiarto menambahkan Malaysia-Indonesia seharusnya bisa mengembalikan marwah ASEAN menjadi satu kekuatan regional yang baik.
"Dulu orang melihat Uni Eropa sebagai role model yang sangat baik. Tapi ada brexit. Itu menandakan ada sesuatu yang harus kita cermati. Kita cara santun, tidak menggebu-gebu seperti Eropa," tuturnya.
Dia juga menyoroti dua kerangka kerja yang mesti didorong dalam kondisi pandemi Covid-19. Pertama, perlunya pasar bersama ASEAN. "Pandemi, menyebabkan matinya ribuan UMKM di berbagai negara yang bergantung pada negara besar seperti China," beber Tatok.
Sementara framework kedua adalah health diplomacy. Selama pandemi, health centre di ASEAN ada tapi tidak bergerak. "Perlu di-push lagi oleh kekuatan Indonesia-Malaysia di ASEAN," sarannya.
Dibocorkannya, ada satu bidang baru yang bisa dioptimalkan dengan cepat, yakni digital economic. "Di sini peran anak muda yang lebih besar," sambung Saifuddin.
Sementara pilar ketiga, adalah sosial budaya. Aspek ini, menurut Saifuddin, adalah yang paling lambat berkembanh dari dua aspek lainnya. "Harus kita beri perhatian," tegasnya.
Dalam tiga pilar itu, ada ruang-ruang untuk memperkokoh kedudukan ASEAN. Baik untuk rakyatnya sendiri atau sebagai pemain di platform antar bangsa yang lebih luas.
Nah, Malaysia-Indonesia bisa memainkan peran yang lebih besar. Political security, contohnya, kerja sama antara Malaysia dan Indonesia senada dalam mempertahankan the ASEAN outlook on Indopacific.
"Ini kita harus berikan kredit kepada Indonesia, Indonesia yang lead (memimpin) on the concept of the ASEAN outlook on Indopacific," puji Saifuddin.
Ketua Program Studi Hubungan Internasional (HI) Tatok D Sudiarto menambahkan Malaysia-Indonesia seharusnya bisa mengembalikan marwah ASEAN menjadi satu kekuatan regional yang baik.
"Dulu orang melihat Uni Eropa sebagai role model yang sangat baik. Tapi ada brexit. Itu menandakan ada sesuatu yang harus kita cermati. Kita cara santun, tidak menggebu-gebu seperti Eropa," tuturnya.
Dia juga menyoroti dua kerangka kerja yang mesti didorong dalam kondisi pandemi Covid-19. Pertama, perlunya pasar bersama ASEAN. "Pandemi, menyebabkan matinya ribuan UMKM di berbagai negara yang bergantung pada negara besar seperti China," beber Tatok.
Sementara framework kedua adalah health diplomacy. Selama pandemi, health centre di ASEAN ada tapi tidak bergerak. "Perlu di-push lagi oleh kekuatan Indonesia-Malaysia di ASEAN," sarannya.