Barisan Celeng Berjuang Pendukung Ganjar Dinilai Simbol Perlawanan di PDIP

Rabu, 13 Oktober 2021 - 17:00 WIB
loading...
Barisan Celeng Berjuang Pendukung Ganjar Dinilai Simbol Perlawanan di PDIP
Kisruh internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali menyedot perhatian. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kisruh internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) kembali menyedot perhatian. Bahkan, pendukung Ganjar Pranowo untuk maju ke Pilpres 2024 membuat logo kepala celeng atau babi hutan berwarna merah dengan taring panjang berwarna putih. Logo tersebut bertuliskan Barisan Celeng Berjuang.

Direktur Eksekutif Indostrategic Khoirul Umam menilai logo barisan celeng berjuang itu merupakan simbol perlawanan terhadap model kepemimpinan ala demokrasi terpimpin yang sebenarnya tidak ada dalam varian teori demokrasi manapun. “Tidak dibukanya ruang kebebasan berpendapat, dimana kader dipaksa tunduk pada keputusan elite, berpotensi menciptakan friksi yang tidak produktif,” kata Umam kepada SINDOnews, Rabu (13/10/2021).

Maka itu, menurut Umam, organisasi partai perlu mengembalikan watak demokratisnya untuk mengkanalisasi perbedaan pandangan dan sikap politik dalam sistem pengambilan keputusan di dalamnya. “Sebagai partai yang menggunakan istilah demokrasi di namanya, PDIP seharusnya bersikap lebih demokratis,” imbuhnya.



Menurut dia, Puan Maharani dan Ganjar Pranowo sama-sama memiliki basis pemilih loyal di internal PDIP. “Kedua kubu itu semakin vulgar konfrontasinya, mengingat kubu Puan ingin semua elemen kekuatan politik tertib di bawah kontrol demokrasi terpimpin yang dikendalikan ibunya, Megawati, dengan Puan sebagai kepanjangan tangan dalam pengambilan keputusan strategis,” ujarnya.

Di sisi lain, kata dia, kubu Ganjar semakin tidak terkontrol karena melihat menyempitnya peluang maju Pilpres 2024 setelah dihentakkan oleh Puan, Bambang Pacul Wuryanto, Hasto Kristiyanto, dan elite PDIP lainnya. “Uniknya, melihat pergerakan pendukungnya itu, Ganjar seolah bersikap diam atau mendiamkan statement dan manuver-manuver pendukungnya,” ujarnya.

Dia menilai Ganjar seharusnya punya kendali langsung untuk mengerem mesin politik pendukungnya. “Jadi, sikap diam Ganjar bisa jadi ditujukan sebagai langkah mitigasi untuk tetap membuka peluang nyapres yang kian menyempit, akibat tidak matched-nya komunikasi politik Ganjar dengan elite PDIP,” katanya.

Kendati demikian, dia berpendapat bisa dipahami kalau aspirasi mengusung Puan di Pilpres 2024 terus menguat di internal PDIP. Sebab, kata dia, praktis 20 tahun pasca tidak terpilihnya Megawati di Pilpres 2004 hingga 2024 mendatang, tidak ada lagi trah keturunan Soekarno yang tampil ke panggung kepemimpinan nasional.

“Jika benturan kekuatan Ganjar dan Puan tidak terelakkan, lalu dimenangkan oleh Ganjar dengan massifnya narasi dan mesin politik relawan yang terus bekerja sampai sekarang, maka hal itu berpotensi mengancam status quo dalam tradisi kepemimpinan dan struktur kekuasaan di internal PDIP,” pungkasnya.
(rca)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2062 seconds (0.1#10.140)