Kasus Covid-19 Turun Drastis, Satgas Minta Pemda Jangan Lengah

Rabu, 06 Oktober 2021 - 11:06 WIB
loading...
Kasus Covid-19 Turun...
Pemerintah daerah diimbau tidak boleh lengah menyikapi penurunan kasus Covid-19. Foto/BNPB
A A A
JAKARTA - Pemerintah daerah ( Pemda ) diimbau tidak boleh lengah menyikapi penurunan kasus Covid-19 saat ini. Diketahui, untuk pertama kalinya angka kasus positif harian berada di bawah 1.000 kasus per hari, yaitu 922 kasus per 4 Oktober 2021.

"Penurunan kasus yang terjadi serta perkembangan yang baik ini tidak boleh membuat kita menjadi lengah," ucap Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito dikutip dari rilis KPCPEN pada Rabu (6/10/2021).

Melihat lebih jauh pada perkembangan di tingkat provinsi, Wiku mengingatkan bahwa masih terdapat provinsi dengan penambahan kasus di atas 1.000 pada minggu ini yang masuk 5 besar provinsi dengan angka tertinggi. Yaitu Jawa Tengah 1.094 kasus, Jawa Barat 1.074 kasus, dan Jawa Timur 1.059 kasus.

Selain itu penambahan kasus juga terjadi cukup banyak di DKI Jakarta yaitu 966 kasus dan Bali 588 kasus. Kelima provinsi ini disarankan terus mengawasi pembukaan kegiatan masyarakat di wilayahnya, aktivitas sosial-ekonomi yang sekarang telah kembali normal terutama di Pulau Jawa.

Karena dapat menyebabkan potensi penularan kembali meningkat apabila tidak dibarengi dengan pelaksanaan dan pengawasan protokol kesehatan yang ketat. "Pastikan bahwa di setiap tempat kerumunan terdapat satuan atau petugas yang ditugaskan untuk mengawasi protokol kesehatan," lanjutnya.



Pada angka kesembuhan mingguan, terlihat mengalami penurunan yang disebabkan kasus positifnya juga menurun. Namun melihat persentasenya, terus meningkat. Dan pada minggu ini rata-rata kesembuhan mencapai 95,77%.

Untuk kesembuhan minggu ini, dikontribusikan oleh 5 provinsi dengan jumlah kesembuhan tertinggi. Yaitu di Jawa Barat sebesar 1.843, Jawa Timur 1.727, Jawa Tengah 1.652, Sumatera Utara 1.412 dan Bali 1.251. Jika melihat kembali saat lonjakan Juli lalu, angkanya berada di 80,23%.

Namun, sejak awal Agustus lalu, angka kesembuhan secara konsisten terus lebih besar dari penambahan kasus positif hingga saat ini. Berbanding terbalik saat lonjakan kedua, dimana angka kasus meningkat cukup tinggi dibandingkan kesembuhan.

"Tentunya patut diapresiasi karena artinya penanganan pasien Covid-19, baik yang isolasi mandiri, terpusat maupun dirawat di rumah sakit semakin mengalami peningkatan kualitas sehingga dapat segera sembuh," tambah Wiku.

Kemudian untuk kematian, meskipun persentasenya mengalami kenaikan namun jumlah kasus kematiannya terus menurun hingga saat ini. Dalam menilai perkembangan kematian, penting melihat jumlah kasusnya, bukan persentasenya. Karena target pemerintah ialah menekan jumlah kematian hingga 0 kasus.

Perkembangan kematian minggu ini terdapat 5 provinsi yang mengalami kenaikan kematian tertinggi. Yaitu Jawa Tengah sebanyak 100 kasus, Jawa Timur 81 kasus, Aceh 63 kasus, Papua 44 kasus, dan Bali 41 kasus. Selanjutnya, untuk kasus aktif untuk pertama berada di bawah angka satu persen yaitu 0,86% di minggu terakhir.

Jika dibandingkan saat lonjakan kedua, kasus aktif sempat menyentuh 19%. Untuk itu, angka kasus aktif saat ini lebih baik dari rata-rata dunia. Rata-rata dunia tidak pernah mencapai di bawah satu persen, dan saat ini kasus aktif dunia sebesar 7,77%. "Terlebih penurunan yang sangat drastis ini berhasil kita capai dalam waktu kurang lebih 2 bulan saja," tegas Wiku.

Namun, Wiku mengingatkan kepada pemerintah daerah. Terutama dengan kasus aktif yang masih tinggi yaitu Kalimantan Utara 8,83%, Papua 5,33%, Aceh 4,0%, Kalimantan Tengah 3,08% dan Lampung 2,63%. Bahkan dari kelima provinsi tersebut, Aceh dan Papua perlu memperhatikan.

Karena cukup tinggi baik kematian maupun kasus aktifnya sejalan dengan kondisi Bed of Ratio (BOR) atau ketersediaan tempat tidur pada provinsi tersebut. Papua dan Aceh sama-sama masuk ke dalam lima besar kematian dan kasus aktif tertinggi minggu ini, nyatanya juga termasuk ke dalam lima besar BOR tertinggi.

Papua sebesar 20,52%, dan Aceh 14,27%. Adapun provinsi lainnya yang mencatatkan BOR tertinggi adalah DI Yogyakarta sebesar 15,84%, Bali sebesar 11,28% dan NTT sebesar 11,44%. Kelima provinsi ini, jika dibandingkan angka BOR nasional 6,34%, masih terbilang rendah. Bahkan jika dibandingkan sebagian besar provinsi yang di bawah 10%.

"Maka perlu perhatian bagi 5 provinsi ini untuk segera turunkan BOR-nya. Dengan segera meningkatkan kualitas penanganan pasien Covid-19 agar seluruhnya dapat sembuh," lanjutnya.

Pemerintah daerah dimohon membaca data dan angka Covid-19 di wilayahnya masing-masing dan bandingkan dengan daerah lainnya serta angka nasional, sehingga dapat mengetahui posisi daerah masing-masing saat ini. Jika ternyata berada di posisi tertinggi, untuk perkembangan yang kurang baik. Seperti kasus aktif, kasus positif, kematian, dan BOR.

Maka segera koordinasikan dengan perangkat daerah atau pemerintah pusat jika diperlukan. "Penting untuk juga terus mengupayakan sinkronisasi data pusat dan daerah agar data yang tersedia saat ini akurat dan menggambarkan situasi sebenarnya. Tentunya kami berharap penurunan kasus baikan terjadi secara merata di seluruh wilayah Indonesia," pungkas Wiku.
(rca)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1871 seconds (0.1#10.140)