Kesaksian Untung Mufreni Anak Jenderal Ahmad Yani: Kaki Bapak Diseret Seperti Binatang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Untung Mufreni anak Jenderal Ahmad Yani menyebut kaki bapaknya diseret seperti binatang saat Peristiwa G30S PKI . Dia dan saudara-saudaranya hanya bisa menangis.
Peristiwa G30S PKI memang menyisakan luka begitu mendalam bagi masyarakat Indonesia. Terlebih, pihak keluarga yang langsung menyaksikan penyiksaan oleh PKI. Salah satu korban kekejaman PKI adalah Jenderal Ahmad Yani .
Untung Mufreni atau Untung Yani, anak dari Jenderal Ahmad Yani menceritakan, ketika kejadian melihat Pasukan Tjakrabirawa (Cakrabirawa) datang ke rumahnya. Pasukan Cakrabirawa meminta sang ayah, Ahmad Yani, untuk menghadap Presiden.
"Kalau begitu, saya mandi dulu," kata Ahmad Yani, dikutip dari penggalan Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
Pasukan Cakrabirawa mendekat ke arah Ahmad Yani. "Sebaiknya tidak usah mandi, Jenderal," kata seorang pasukan tersebut.
"Paling tidak cuci muka dong dan berpakaian," jawab Ahmad Yani.
Namun, anggota Pasukan Cakrabirawa tersebut tetap menolak keinginan Ahmad Yani. Penolakan tersebut membuat Ahmad Yani marah. Jenderal kelahiran 19 Juni 1922 tersebut itu kemudian memukul salah satu anggota Pasukan Cakrabirawa. Akibatnya, salah satu Pasukan Cakrabirawa tersebut terjatuh. Ahmad Yani kemudian masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian.
Setelah Ahmad Yani menutup pintu, Untung mendengar suara tembakan. Lalu, Untung dan saudara-saudaranya keluar dari kamar. Sang ayah sudah bersimbah darah. Untung mencoba menolong sang ayah, tetapi tidak diizinkan oleh pasukan Cakrabirawa. Dia akhirnya kembali ke kamar.
Untung serta saudara-saudaranya hanya bisa melihat sang ayah yang telah meninggal dunia. Pasukan Cakrabirawa juga menyeret kaki Ahmad Yani seperti binatang. Untung mengatakan, dalam Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI, kaki ayahnya diseret namun badan diangkat sehingga kepala tidak membentur ubin dan batu di luar rumah.
Peristiwa G30S PKI memang menyisakan luka begitu mendalam bagi masyarakat Indonesia. Terlebih, pihak keluarga yang langsung menyaksikan penyiksaan oleh PKI. Salah satu korban kekejaman PKI adalah Jenderal Ahmad Yani .
Untung Mufreni atau Untung Yani, anak dari Jenderal Ahmad Yani menceritakan, ketika kejadian melihat Pasukan Tjakrabirawa (Cakrabirawa) datang ke rumahnya. Pasukan Cakrabirawa meminta sang ayah, Ahmad Yani, untuk menghadap Presiden.
"Kalau begitu, saya mandi dulu," kata Ahmad Yani, dikutip dari penggalan Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI.
Pasukan Cakrabirawa mendekat ke arah Ahmad Yani. "Sebaiknya tidak usah mandi, Jenderal," kata seorang pasukan tersebut.
"Paling tidak cuci muka dong dan berpakaian," jawab Ahmad Yani.
Namun, anggota Pasukan Cakrabirawa tersebut tetap menolak keinginan Ahmad Yani. Penolakan tersebut membuat Ahmad Yani marah. Jenderal kelahiran 19 Juni 1922 tersebut itu kemudian memukul salah satu anggota Pasukan Cakrabirawa. Akibatnya, salah satu Pasukan Cakrabirawa tersebut terjatuh. Ahmad Yani kemudian masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaian.
Setelah Ahmad Yani menutup pintu, Untung mendengar suara tembakan. Lalu, Untung dan saudara-saudaranya keluar dari kamar. Sang ayah sudah bersimbah darah. Untung mencoba menolong sang ayah, tetapi tidak diizinkan oleh pasukan Cakrabirawa. Dia akhirnya kembali ke kamar.
Untung serta saudara-saudaranya hanya bisa melihat sang ayah yang telah meninggal dunia. Pasukan Cakrabirawa juga menyeret kaki Ahmad Yani seperti binatang. Untung mengatakan, dalam Film Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI, kaki ayahnya diseret namun badan diangkat sehingga kepala tidak membentur ubin dan batu di luar rumah.