Membumikan Pancasila Menuju Era Normal Baru

Selasa, 02 Juni 2020 - 09:02 WIB
loading...
Membumikan Pancasila Menuju Era Normal Baru
Peringatan Hari Lahir Pancasila ke-75 memberi makna tersendiri di saat pandemi virus Corona (Covid-19) yang belum usai. Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Peringatan Hari Lahir Pancasila ke-75 memberi makna tersendiri di saat pandemi virus Corona (Covid-19) yang belum usai.

Momen perayaan itu diharapkan bisa memecut semangat gotong royong dan menyatukan seluruh elemen bangsa Indonesia, terutama dalam menyongsong tatanan hidup baru atau new normal di masa pandemi.

Pelaksana Tugas Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), M Taufik memandang Pancasila sebagai dasar negara yang bisa menyatukan dan menghimpun seluruh bangsa Indonesia.

Apalagi, kata dia, di saat pandemi Corona yang telah memunculkan berbagai persoalan. “Dalam masa pandemi Covid-19 yang dibutuhkan ketahanan dan kesetiakawanan tinggi, gotong royong, dan bahu membahu yang merupakan inti Pancasila,” ujar M Taufik dalam diskusi virtual bertajuk Membumikan Pancasila Menyongsong New Normal, Senin 1 Juni 2020.

( )

Sementara itu, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo berpendapat sama. Baginya, Pancasila menjadi ruh menuju kemandirian bangsa, khususnya di tengah masa pandemi corona.

Hal itu bisa diwujudkan melalui gotong royong yang sudah ada sejak dahulu dan selalu disuarakan oleh Bung Karno. “Jika bicara Pancasila menuju kemandirian bangsa, harusnya kita bersyukur kerena di negeri kita sejak dulu terdapat roh Soekarno yaitu gotong royong. Kita bisa bertahan menghadapi Covid-19 ini,” ujar Benny.

Selain itu, kata Benny, ekonomi basis rakyat harus diperhatikan dan dikembangkan. Demikian juga peranan teknologi tepat guna dalam membentuk jaringan, juga harus dioptimalkan.

Dia mengajak bangsa Indonesia harus tetap percaya dan bersatu dalam melawan segala permasalahan bangsa. Selain itu, harus berimajinasi dan memiliki cita-cita yang sama untuk mewujudkannya.

“Bahwa kita jangan pesimis. Perlu berimajinasi dan bercita-cita yang sama. Dulu dalam imajinasi mereka, merdeka dari Sabang sampai Merauke. Budaya masyarakat dan tokoh masyarakat bersatu. Maka semua apa yang diharapkan sebagai cita-cita bersama dapat terwujud,” tutur Benny.
---
(dam)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2592 seconds (0.1#10.140)