Yakin Reshuffle Kabinet, Relawan Jokowi: Menteri Sibuk Berbisnis dan Pasang Baliho

Kamis, 23 September 2021 - 14:09 WIB
loading...
Yakin Reshuffle Kabinet,  Relawan Jokowi: Menteri Sibuk Berbisnis dan Pasang Baliho
Jokowi Mania meyakini reshuffle kabinet Presiden Jokowi tinggal urusan waktu. Foto/dok.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pendukung Presiden Jokowi tetap menginginkan reshuffle kabinet pemerintahan saat ini. Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer mengatakan reshuffle adalah kebutuhan di periode kedua masa pemerintahan Jokowi. Sebab dia melihat kinerja pemerintahan di periode kedua Jokowi di kurang maksimal.

"Setelah kita lihat periode kedua pemerintahan Jokowi kan tidak begitu maksimal. Untuk periode kedua ini reshuffle adalah kebutuhan," kata Immanuel saat dihubungi, Kamis (23/9/2021).

Menurut Noel, sapaan Immanuel, ada beberapa penyebab tidak maksimalnya kinerja kabinet Jokowi saat ini. Pertama, akibat pandemi Covid-19. Kedua, para pembantu Jokowi lamban dalam bekerja, sebaliknya malah sibuk berbisnis.

"Tidak kalah lagi faktor yang kedua lambannya kinerja para pembantu-pembantunya yang sibuk berbisnis, sibuk jalan-jalan ke luar negeri, dan sibuk memasang baliho. Dan sibuk membuat pernyataan-pernyataan yang akhirnya merusak citra presiden," ujar Noel.



Kendati demikian, Noel tidak mengetahui pasti soal benar atau tidaknya ada reshuffle kabinet akan terjadi. Sebab yang bisa jawab pertanyaan tersebut hanyalah Jokowi sebagai presiden. Hanya dia mengisyaratkan bahwa reshuffle tinggal menunggu waktu.

"Yang jelas reshuffle kabinet kali ini adalah kebutuhan. Tinggal timing-nya tepatnya di bulan apa, atau bulan Oktober kah, atau bulan September ini atau kapan. Ini kan persoalan timing saja," kata Noel.

"Reshuffle itu sudah menjadi kebutuhan bukan lagi kayak kemarin sebagai isu, itu bukan isu lagi. Ini kebutuhan pemerintahan presiden yang periode kedua ini, bahwa reshuffel itu menjadi kebutuhan," sambungnya.



Oleh karena itu, kata Noel, jangan sampai citra presiden hancur karena para menteri-menterinya tidak mampu menterjemahkan apa yang diinginkan presiden itu sendiri, berkaitan dengan kebijakan-kebijakan.

"Kayak kemarin orang demo presiden karena persoalan harga jagung yang begitu mahal buat pangan. Nah itu bahaya, Menteri perdagangan-nya ke mana? Waktu itu juga presiden bisa ngecek langsung obat yang jarang, Menteri Kesehatan-nya di mana? Banyaklah sebetulnya," kata Noel.
(muh)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2564 seconds (0.1#10.140)