Jenderal Kopassus Penakluk Everest Ditarik dari Papua, Kini Tugas di Mabesad

Selasa, 21 September 2021 - 05:30 WIB
loading...
Jenderal Kopassus Penakluk...
Brigjen TNI Iwan Setiawan dimutasi dari Danrem 173/Praja Vira Braja Kodam XVII/Cenderawasih di Biak, Papua menjadi Wakil Asisten Latihan KSAD Bidang Kerja Sama Militer. Foto/Youtube Dispenad
A A A
JAKARTA - Pengabdian Brigjen TNI Iwan Setiawan sebagai Komandan Korem 173/Praja Vira Braja Kodam XVII/Cenderawasih di Biak, Papua, berakhir. Jenderal Kopassus itu kini dipercaya menjabat Wakil Asisten Latihan KSAD Bidang Kerja Sama Militer.

Penunjukan Iwan tertuang dalam Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/816/IX/2021 tanggal 13 September 2021 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan TNI. Secara keseluruhan terdapat 150 Perwira Tinggi yang dimutasi, terdiri atas 89 TNI AD, 27 Pati TNI AL dan 34 Pati TNI AU.

“Mutasi dan promosi jabatan dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi dan pembinaan karier serta mengoptimalkan pelaksanaan tugas-tugas TNI yang semakin kompleks dan dinamis,” kata Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (KH) Eddys Riyanto dikutip dari laman resmi TNI, Senin (20/9/2021).

Berdasarkan SK tersebut, Iwan menggantikan Brigjen TNI Achmad Budi Handoyo yang diberi tugas baru sebagai Danrem 041/Gamas (Bengkulu) Kodam II/Sriwijaya. Adapun posisi Danrem 173/PVB selanjutnya dipercayakan kepada Brigjen TNI G Taufan Gestoro.

Seperti halnya Iwan, Taufan Gestoro juga prajurit Korps Baret Merah. Mantan Atase KBRI Canberra itu sekarang menjabat Waasintel KSAD Bidang Intelijen Teknik dan Hubungan Luar Negeri (Inteltek dan Hublu).

Kibarkan Merah Putih di Everest
Lahir di Bandung, Jawa Barat pada 16 Februari 1968, Iwan memilih berkarier sebagai tentara selepas SMA. Dia memasuki Akademi Militer dan lulus pada 1992 dari kecabangan infanteri (Kopassus).

Rekam jejaknya mentereng di pasukan elite TNI AD ini. Iwan antara lain pernah menjabat sebagai Danyon 22 Grup 2 Kopassus pada 2008. Semasa perwira muda inilah prestasi spektakuler diukirnya. Apa itu?

Iwan yang kala itu baru letnan satu lolos seleksi dan tergabung dalam tim Ekspedisi Everest 1997. Misi menggapai ‘Atap Dunia’ itu digagas Danjen Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto sebagai misi monumental untuk menyambut dan mengisi HUT Kemerdekaan RI.

“Mendaki Gunung Everest adalah impian setiap pendaki di dunia. (Lucunya) saat itu saya belum tahu, apa itu Mount Everest. Bayangkan, naik gunung saja belum pernah, terutama gunung es,” kata Iwan dalam video yang diunggah akun resmi Youtube TNI AD pada 2020, dikutip Senin (20/9/2020)

Iwan menuturkan, bagi prajurit TNI tugas adalah segala-galanya. Tugas merupakan kehormatan. Begitu pula Ekspedisi Everest tersebut. Setelah melalui seleksi panjang, dia lolos menjadi anggota tim ekspedisi. Untuk diketahui, selain prajurit TNI dalam tim ini juga bergabung para pendaki dari beberapa organisasi pecinta alam seperti Mapala UI, FPOK IKIK Jakarta, Wanadri dan FPTI.

Bergabung dalam misi prestisius ini tak ubahnya bertaruh nyawa. Iwan menggambarkan dari 100 pendaki yang ingin menggapai gunung setinggi 8.884 meter dari permukaan laut itu, kemungkinan hanya 10 orang yang sampai puncak. Dari 10 tersebut, kemungkinan tiga selamat.

Iwan menjadi satu-satunya perwira lulusan Akmil dalam ekspedisi tersebut. Dalam perjalanannya, ekspedisi ini dibagi dua tim pendaki: Jalur Utara dan Selatan. Iwan memimpin tim Jalur Selatan.

Ekspedisi menggapai puncak Himalaya itu sangat berat. Iwan menceritakan dirinya sampai muntah-muntah ketika baru berjalan 100 meter. Maklum, suhu dingin sangat ekstrem, sampai di bawah 50 derajat Celcius. Namun tentu saja mantan Danrindam Jaya ini pantang mundur.

Pada suatu titik, dia berada seolah antara hidup dan mati. Pada ketinggian 8.500 meter dari permukaan laut, dia terjatuh kehabisan oksigen. Momen ini tak pelak menjadi saat-saat kritis.

Pada saat-saat terberat itu, mantan Danpudikpassus Batujajar ini pun terbayang istrinya yang sedang hamil. Bayangan sang istri, juga tugas sebagai prajurit TNI mengobarkan terus semangatnya untuk berdiri dan melangkahkan kaki, melewati batu terjal berselimut es di bawah terpaan angin dingin yang membekukan.

Perjuangan berbulan-bulan sejak masa persiapan di Indonesia hingga di Kathmandu, Nepal akhirnya terbayar lunas. Iwan bersama Sertu Musirin dan Pratu Asmujiono menancapkan Bendera Merah Putih di puncak tertinggi dunia.

Keberhasilan Kopassus menjadi perbincangan dunia. Ekspedisi Everest 1997 ini tidak hanya mengharumkan TNI, namun juga Indonesia di kancah global.

Bagi Iwan, kenangan bersejarah itu akan terus hidup. Sebagai tonggak kecemerlangan perjalanan tersebut, sang jabang bayinya diberni nama Arya Everest Setiawan.

“Begitu kembali saya dijemput 20 jenderal waktu itu. Kita dipanggil presiden, mendapatkan penghargaan, diberi bintang. Saya disuruh sujud ke Tanah Suci. Saya bersyukur di situ bisa berhasil mengharumkan nama Indonesia dan bisa selamat kembali ke Indonesia dan bertemu istri,” ujarnya.
(poe)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.3960 seconds (0.1#10.140)