Jujur dan Sederhana, Jenderal Kopassus Ini Mengepel Rumah dan Tolak Makanan Mewah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nama Mayjen TNI (Purn) Mung Parahadimulyo begitu dikenal di TNI , khususnya prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Maklum, dia pernah memimpin RPKAD (cikal bakal Kopassus) pada 1958-1964. Tetapi bukan jabatan itu yang membuat sang jenderal begitu dihormati, melainkan keteladanannya yang luar biasa sebagai pemimpin.
Mung dikenal sebagai jenderal yang bersahaja. Ini diceritakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam bukunya. Meski seorang jenderal, Mung ternyata tak punya pembantu rumah tangga.
Bangun pukul 04.30 WIB, Mung menyapu dan mengepel rumah. Setelah semua pekerjaan rumah selesai, barulah jenderal kelahiran Yogyakarta itu berangkat ke kantor.
Tetapi tidak hanya itu yang membuat banyak orang terkesan. Mung juga sangat disiplin dan menempatkan urusan dinas bukan menjadi hal pribadi. Salah satunya tentang kendaraan. Lantaran Mung tak memiliki kendaraan lain selain kendaraan dinas, anak Mung harus berjalan kaki ke sekolah sedangkan istrinya naik becak untuk belanja.
“Yang membuat kita terkesan, beliau juga melarang istri dan anak menggunakan kendaraan dinas,” kata Prabowo dalam buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’, dikutip Rabu (15/9/2021).
Kesederhanaan lain dari Mung, tutur Prabowo, yaitu sikapnya yang tak mau merepotkan orang lain. Mung tidak mau disuguhi makanan mewah ketika bertamu. “Jamuan itu mesti sama dengan prajurit. Beliau bahkan kerap membawa air minum sendiri,” tutur mantan Danjen Kopassus ini.
Jenderal Spartan
Mung Parahadimulyo lahir pada 11 Januari 1925. Pilihannya berkarier di militer setelah dewasa ternyata tidak keliru. Rekam jejaknya moncer. Dia pernah menjabat Komandan Kompi IV Batalyon Nasuhi, Brigade Samsu, Divisi Siliwangi pada 1949. Setelah itu dia dipercaya sebagai komandan Pasukan Tengkorak (Danyonif Linud 305).
Mung juga terlibat dalam operasi RTP 1 untuk merebut Kota Tondano di Sulawesi Utara. Kecemerlangannya di medan tempur itu membawa di sebagai orang nomor satu di RPKAD pada 1958.
Mung dikenal sebagai jenderal yang bersahaja. Ini diceritakan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam bukunya. Meski seorang jenderal, Mung ternyata tak punya pembantu rumah tangga.
Bangun pukul 04.30 WIB, Mung menyapu dan mengepel rumah. Setelah semua pekerjaan rumah selesai, barulah jenderal kelahiran Yogyakarta itu berangkat ke kantor.
Tetapi tidak hanya itu yang membuat banyak orang terkesan. Mung juga sangat disiplin dan menempatkan urusan dinas bukan menjadi hal pribadi. Salah satunya tentang kendaraan. Lantaran Mung tak memiliki kendaraan lain selain kendaraan dinas, anak Mung harus berjalan kaki ke sekolah sedangkan istrinya naik becak untuk belanja.
“Yang membuat kita terkesan, beliau juga melarang istri dan anak menggunakan kendaraan dinas,” kata Prabowo dalam buku biografinya berjudul ‘Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto’, dikutip Rabu (15/9/2021).
Kesederhanaan lain dari Mung, tutur Prabowo, yaitu sikapnya yang tak mau merepotkan orang lain. Mung tidak mau disuguhi makanan mewah ketika bertamu. “Jamuan itu mesti sama dengan prajurit. Beliau bahkan kerap membawa air minum sendiri,” tutur mantan Danjen Kopassus ini.
Jenderal Spartan
Mung Parahadimulyo lahir pada 11 Januari 1925. Pilihannya berkarier di militer setelah dewasa ternyata tidak keliru. Rekam jejaknya moncer. Dia pernah menjabat Komandan Kompi IV Batalyon Nasuhi, Brigade Samsu, Divisi Siliwangi pada 1949. Setelah itu dia dipercaya sebagai komandan Pasukan Tengkorak (Danyonif Linud 305).
Mung juga terlibat dalam operasi RTP 1 untuk merebut Kota Tondano di Sulawesi Utara. Kecemerlangannya di medan tempur itu membawa di sebagai orang nomor satu di RPKAD pada 1958.