Siti Fadilah Supari: Indonesia Tak Mendapat Manfaat dari Laboratorium Namru
loading...
A
A
A
Di level dunia ada sejumlah laboratorium yang mempelajari ancaman biologi seperti Laboratorium Wuhan, Tiongkok dan Laboratorium Fort Detrick, Amerika Serikat. Semestinya laboratorium tersebut bekerja sama agar pandemi bisa dicegah.
Laboratorium Fort Detrick adalah laboratorium milik Angkatan Darat Amerika Serikat, terletak di Maryland. Laboratorium ini mempelajari material menular mematikan seperti ebola dan cacar. Laboratorium Fort Detrick ditutup pada 19 Agustus 2021. Penutupan ini sempat mengundang perhatian publik dan mempertanyakan kaitannya dengan Covid-19 yang muncul pada akhir 2019.
"Tetapi Anda dan saya adalah orang-orang yang tidak punya power untuk mengatur mereka," kata Siti Fadilah.
Lebih lanjut Siti Fadilah menegaskan Indonesia harus berdaulat sendiri memimpin pencegahan ancaman biologi. Agar bisa terjadi, pimpinan penanggulangan harus orang yang menguasai substansi pandemi. "Dengan demikian bisa membuat strategi yang scientifically sesuai dengan seharusnya," katanya.
Dalam penanganan pandemi saat ini, Siti Fadilah menilai tidak ada kemajuan pemikiran ilmiah yang substantif. Semua kebijakan berdasar Standard Operating Procedure (SOP) sebelumnya.
Ia juga menyayangkan kerja sama antara ilmuwan, BIN, dan TNI secara substansial terkesan belum terbangun dengan baik. Indonesia seharusnya memiliki strategi sendiri. "Perencanaan yang sudah dibuat secara normatif atas petunjuk WHO bisa dijalankan dengan strategi yang kita pastikan berdasarkan analisa data nasional yang valid," kata Siti Fadilah Supari.
Laboratorium Fort Detrick adalah laboratorium milik Angkatan Darat Amerika Serikat, terletak di Maryland. Laboratorium ini mempelajari material menular mematikan seperti ebola dan cacar. Laboratorium Fort Detrick ditutup pada 19 Agustus 2021. Penutupan ini sempat mengundang perhatian publik dan mempertanyakan kaitannya dengan Covid-19 yang muncul pada akhir 2019.
"Tetapi Anda dan saya adalah orang-orang yang tidak punya power untuk mengatur mereka," kata Siti Fadilah.
Lebih lanjut Siti Fadilah menegaskan Indonesia harus berdaulat sendiri memimpin pencegahan ancaman biologi. Agar bisa terjadi, pimpinan penanggulangan harus orang yang menguasai substansi pandemi. "Dengan demikian bisa membuat strategi yang scientifically sesuai dengan seharusnya," katanya.
Dalam penanganan pandemi saat ini, Siti Fadilah menilai tidak ada kemajuan pemikiran ilmiah yang substantif. Semua kebijakan berdasar Standard Operating Procedure (SOP) sebelumnya.
Ia juga menyayangkan kerja sama antara ilmuwan, BIN, dan TNI secara substansial terkesan belum terbangun dengan baik. Indonesia seharusnya memiliki strategi sendiri. "Perencanaan yang sudah dibuat secara normatif atas petunjuk WHO bisa dijalankan dengan strategi yang kita pastikan berdasarkan analisa data nasional yang valid," kata Siti Fadilah Supari.
(abd)