Siti Fadilah Supari: Indonesia Tak Mendapat Manfaat dari Laboratorium Namru

Senin, 13 September 2021 - 20:13 WIB
loading...
Siti Fadilah Supari:...
Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan RI periode 2004-2009 menyatakan Indonesia tidak memperoleh banyak manfaat dari Laboratorium Namru. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Indonesia dinilai belum memiliki kesiapan dalam menghadapi ancaman biologi. Laboratorium khusus misalnya, untuk menangkal ancaman biologi, sejauh ini belum ada. Di Indonesia sebenarnya pernah berdiri Laboratorium Namru milik Angkatan Laut Amerika Serikat. Namun laboratorium riset ancaman biologi tersebut tidak memberikan manfaat, sehingga dibubarkan Pemerintah RI pada 2008.

Laboratorium Namru didirikan pada 1970-an. Meski bercokol sekitar 30 tahun, keberadaan laboratorium di Jalan Percetakan Negara Jakarta Pusat dianggap belum memberikan sumbangan bagi Indonesia dalam menghadapi ancaman biologi.

Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan RI periode 2004-2009 menyatakan Indonesia tidak memperoleh banyak manfaat dari Laboratorium Namru. "Menurut saya manfaatnya jauh lebih kecil dibandingkan kerugiannya sebagai negara merdeka," katanya dalam wawancara dengan wartawan lewat telepon seluler.

Baca juga: Laporan Ilmiah Berisi Modifikasi Virus Corona Laboratorium Wuhan

Keberadaan laboratorium asing tersebut dinilai Fadilah merupakan bentuk penjajahan. "Kalau Namru memang harus ditutup," katanya.

Jika pun Namru masih ada, sumbangannya terhadap pencegahan pandemi Covid-19 tidak signifikan. Sejauh ini hasil-hasil penelitian Laboratorium Namru tidak diserahkan ke Indonesia. "Indonesia bingung menghadapi pandemi bukan karena tidak ada Namru, tetapi memang karena bingung sendiri tidak mengira pandemi separah ini," ujar Fadilah.

Menurut dokter spesialis jantung ini, Indonesia mengalami kemunduran dalam penanganan ancaman biologi. Sebelumnya Badan Intelejen Negara (BIN) pernah memiliki Divisi Nubika (Nuklir, Biologi, dan Kimia) yang mengurus ancaman biologi. Sayangnya Divisi Nubika ini dibubarkan. "Saya sendiri tidak tahu kenapa dibubarkan," tutur Fadilah.

Siti Fadilah Supari dikenal sebagai Menteri Kesehatan yang berhasil menangani ancaman biologi. Pada eranya, flu babi dan flu burung berhasil dicegah untuk tidak berkembang menjadi pandemi.

Baca juga: COVID-19 Mendunia, AS Sebut Kepala Laboratorium Wuhan Kirim Email ke Semua Ilmuwan

"Dulu saya bekerja sama dengan BIN. Untuk menghadapi ancaman biologi, Indonesia membutuhkan sistem perlindungan yang komprehensif bagi rakyat semesta. Dengan demikian negeri ini siap menghadapi pandemi apapun," kata anggota Dewan Pertimbangan Presiden periode 2010-2014.

Indonesia untuk menghadapi ancaman biologi harus memiliki wadah, sumber daya manusia, alat-alat dan perangkat lain. Satgas misalnya perlu dibentuk satgas bencana kesehatan. "Banyak yang harus dibangun, kita belum punya apa-apa," kata alumnus Fakultas Kedokteran UGM ini.

Ancaman biologi, lanjut Siti Fadilah, sangat nyata di masa depan. "Indonesia harus segera berbenah untuk mengantisipasi bioterorisme yang akan datang," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1646 seconds (0.1#10.140)