Petualangan Politik Haji Lulung: Dari PPP Meloncat ke PAN kembali ke Partai Kakbah
loading...
A
A
A
“Sejak 6 September 2021 kemarin saya kembali lagi ke Partai Persatuan Pembangunan. Tapi sejak 1 September saya membuat surat menyatakan berhenti kepada Partai Amanat Nasional,” kata Haji Lulung kepada SINDOnews melalui sambungan telepon, Rabu (8/9/2021) malam.
Haji Lulung mengaku memiliki hubungan sangat baik dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan , dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno . Dia juga mengaku memiliki hubungan baik juga dengan Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio .
Dia kemudian menceritakan awal bergabung ke PAN. Saat Pilkada 2017, Haji Lulung tidak mendukung pasangan gubernur dan wakil gubernur pilihan Djan Faridz, yaitu Ahok-Djarot. “Bahkan saya mendeklarasikan Saudara Anies, nah itu saya dipecat. Ketika saya dipecat (PPP Djan Faridz, red), banyak partai itu yang kepengen saya bergabung,” kata Haji Lulung.
Beberapa diantaranya, Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PAN yang mengajak Haji Lulung bergabung. “Cuma waktu itu saya belum mau pindah. Alasannya saya mau istiqomah. Namun, 2019 ada Pileg kan. Di Pileg itu saya tidak dicalegin Partai Persatuan Pembangunan,” imbuhnya.
Akhirnya, pilihannya jatuh ke PAN. “Saya pengen tunjukin aja, artinya bisa membesarkan partai gitu kan. Faktanya, hasilnya, PAN waktu itu dua kursi jadi sembilan kursi. PPP dari 10 kursi jadi satu kursi,” tuturnya.
Kemudian, sejak Januari 2021 para ulama dari PPP yang dekat dengannya meminta Haji Lulung kembali ke partai kakbah itu. “Saya sih belum mau pindah ya saat itu karena masih anggota DPR,” kata Haji Lulung.
Namun, belakangan semakin banyak internal PPP yang membujuknya balik, dari pengurus cabang hingga pusat. “Nah, pertimbangan-pertimbangan itu kemudian saya mencoba bicara dengan orang dekat saya, tim saya, ring satu saya,” ungkapnya.
Orang-orang terdekatnya saat itu menyerahkan sepenuhnya ke Haji Lulung untuk memutuskan. “Kalau PPP mah, sebelum jadi pengurus, dari kecil ikut-ikut kampanye. Kalau ditanya sejak kapan? Ya saya dari kecil PPP. Waktu pecah PPP dulu, saya sempat ikut PBR, itu kan PPP juga, PBR pecahan PPP, setelah Pemilu saya masuk PPP, 2002 deh,” pungkasnya.
Haji Lulung mengaku memiliki hubungan sangat baik dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan , dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno . Dia juga mengaku memiliki hubungan baik juga dengan Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio .
Dia kemudian menceritakan awal bergabung ke PAN. Saat Pilkada 2017, Haji Lulung tidak mendukung pasangan gubernur dan wakil gubernur pilihan Djan Faridz, yaitu Ahok-Djarot. “Bahkan saya mendeklarasikan Saudara Anies, nah itu saya dipecat. Ketika saya dipecat (PPP Djan Faridz, red), banyak partai itu yang kepengen saya bergabung,” kata Haji Lulung.
Beberapa diantaranya, Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PAN yang mengajak Haji Lulung bergabung. “Cuma waktu itu saya belum mau pindah. Alasannya saya mau istiqomah. Namun, 2019 ada Pileg kan. Di Pileg itu saya tidak dicalegin Partai Persatuan Pembangunan,” imbuhnya.
Akhirnya, pilihannya jatuh ke PAN. “Saya pengen tunjukin aja, artinya bisa membesarkan partai gitu kan. Faktanya, hasilnya, PAN waktu itu dua kursi jadi sembilan kursi. PPP dari 10 kursi jadi satu kursi,” tuturnya.
Kemudian, sejak Januari 2021 para ulama dari PPP yang dekat dengannya meminta Haji Lulung kembali ke partai kakbah itu. “Saya sih belum mau pindah ya saat itu karena masih anggota DPR,” kata Haji Lulung.
Namun, belakangan semakin banyak internal PPP yang membujuknya balik, dari pengurus cabang hingga pusat. “Nah, pertimbangan-pertimbangan itu kemudian saya mencoba bicara dengan orang dekat saya, tim saya, ring satu saya,” ungkapnya.
Orang-orang terdekatnya saat itu menyerahkan sepenuhnya ke Haji Lulung untuk memutuskan. “Kalau PPP mah, sebelum jadi pengurus, dari kecil ikut-ikut kampanye. Kalau ditanya sejak kapan? Ya saya dari kecil PPP. Waktu pecah PPP dulu, saya sempat ikut PBR, itu kan PPP juga, PBR pecahan PPP, setelah Pemilu saya masuk PPP, 2002 deh,” pungkasnya.