Taliban dan Terorisme di Indonesia

Selasa, 07 September 2021 - 06:10 WIB
loading...
A A A
Kedua, akan ada migrasi dan perubahan orientasi baik dari individu maupun sempalan kelompok radikalisme dan terorisme dengan meninggalkan orientasi ISIS dan menyesuaikan dengan karakter kewilayahaan. Hal ini pernah terjadi juga saat sejumlah sempalan dari NII bergabung ke JI, lalu sejumlah sempalan dan individu JI bergabung dan berbaiat ke ISIS.

Ketiga, pendanaan kelompok radikalisme dan terorisme juga cenderung akan berubah. Penggalangan dana secara bertahap akan lebih banyak diperuntukkan kepada kelompok-kelompok yang ada di Tanah Air daripada untuk kelompok di luar Indonesia.

Keempat, upaya untuk mengirimkan para kombatan jihad ke luar ngeri akan secara bertahap berkurang dan digantikan dengan pemanfaatan sumber daya dan wilayah yang ada saat ini. Paling jauh pengiriman pelatihan para kombatan akan dilakukan ke Filipina selatan yang dalam klaim JI maupun New-JI masuk dalam teritorial mereka.

Kelima, menguatnya karakter sayap politik dari kelompok-kelompok radikalisme dan terorisme di Indonesia. Apakah nanti bergabung atau menyusup ke partai-partai politik yang ada atau bahkan belajar secara autodidak.

Belajar dari kemenangan Taliban edisi pertama, karena lama berperang, sentuhan politiknya tidak cukup diperhatikan. Karena itu kesan kaku dan keras menjadi warna yang sulit ditanggalkan oleh pimpinan Taliban. Namun pada kemenangan edisi kedua ini Taliban jauh lebih bisa melakukan negosiasi dan lentur khas politisi dalam menyikapi dinamika politik yang berkembang.
(bmm)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1879 seconds (0.1#10.140)