Olimpiade – Paralimpiade Tokyo (Rangkuman)
loading...
A
A
A
Kanasugi Kenji
Duta Besar Jepang untuk Indonesia
RANGKAIAN kompetisi sengit pada Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo akan segera berakhir. Saya ingin berterima kasih kepada seluruh atlet yang telah tampil pada Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo. Selain atlet, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo kali ini juga didukung oleh banyak masyarakat Indonesia, seperti wasit asal Yogyakarta yang memimpin pertandingan final putri bulu tangkis Olimpiade Tokyo dan sehari-hari berprofesi sebagai guru di sekolah menengah pertama. Izinkan saya kembali berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat pada perhelatan akbar ini.
Meluasnya penyebaran Covid-19 menyebabkan pesta olahraga besar ini ditunda selama satu tahun. Berbagai upaya penanggulangan dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini, seperti menyelenggarakan pertandingan tanpa penonton di hampir seluruh arena pertandingan. Walaupun kompetisi berjalan dalam lingkungan yang menyulitkan bagi para atlet, namun pertarungan sengit selalu disaksikan selama periode penyelenggaraan pertandingan.
Setiap hari saya selalu dipenuhi rasa bangga atas peran para atlet kedua negara, seperti perolehan medali atlet Indonesia di cabang bulu tangkis dan angkat besi, serta keberhasilan tim Jepang mendapatkan medali lebih banyak (terbanyak) dibandingkan sebelumnya. Secara khusus, air mata kegembiraan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang berhasil meraih medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis ganda putri menjadi salah satu momen yang memberikan kesan pada Olimpiade kali ini, dan membuat saya juga nyaris menitikkan air mata saat membayangkan kerja keras mereka hingga berhasil meraih medali emas. Pada pertandingan Paralimpiade kali ini, kiprah Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah yang berhasil meraih medali emas di cabang parabulu tangkis ganda putri telah meninggalkan kesan yang mendalam. Pada upacara pembukaan, atlet Rio Waida yang terjun di cabang olah raga selancar dan memiliki ibu berkebangsaan Jepang ditugaskan menjadi pembawa bendera Merah Putih. Menyaksikan bendera Indonesia diusung oleh atlet yang menunjukkan kedekatan hubungan antara Jepang dan Indonesia memberikan harapan cerah bagi masa depan hubungan kedua negara.
Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo ini bukan hanya mengenai menang dan kalah, namun juga ajang pertandingan untuk merasakan semangat olimpiade. Melihat atlet saling mendukung dan memuji satu sama lain hingga melewati batas negara yang mana hal ini merupakan semangat sportivitas olahraga tertinggi, secara khusus terlihat pada cabang olah raga skateboard, yang menjadi cabang olahraga baru pada Olimpiade kali ini.
Mungkin ada pihak yang mempertanyakan penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo di tengah belum tuntasnya pandemi ini. Namun seperti yang telah dimuat oleh KORAN SINDO saat pembukaan Olimpade beberapa waktu lalu, “Dalam situasi saat ini, di mana dunia terpecah karena Covid-19, justru yang terpenting adalah terus bersikap positif untuk maju ke depan dan menjadikan dunia satu melalui olahraga”, dan saya pikir hal tersebut berhasil diwujudkan dalam Olimpiade dan Paralimpiade kali ini.
Selain pertandingan, hal-hal lain mengenai Jepang yang dimuat di media sosial para atlet dari seluruh dunia yang berpartisipasi pada perhelatan akbar ini juga menjadi topik pembicaraan. Mungkin ada di antara pembaca yang menjadi tertarik dengan Jepang setelah melihat media sosial para atlet. Saat ini memang belum memungkinkan untuk dapat datang ke Jepang, namun demikian, jangan ragu untuk berkunjung ke Jepang jika kondisinya telah memungkinkan.
Saya menantikan kesempatan untuk dapat menyaksikan dari dekat para atlet kelas dunia bertanding di Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20, serta akan menjadi tuan rumah Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) bersama dengan Jepang dan Filipina. Walaupun Olimpiade dan Paralimpiade kali ini diselenggarakan tanpa penonton dan kita tidak dapat mendukung para atlet dari dekat, saya berharap penyebaran virus ini dapat berakhir secepat mungkin, sehingga akan tiba hari di mana kita dapat mendukung atlet dari seluruh dunia dengan suara lantang.
Mungkin di antara para pembaca ada yang menjadi tertarik dengan beragam olahraga melalui pelaksanaan Olimpiade dan Paralimpiade kali ini. Saya berharap semoga ini menjadi awal bagi lahirnya atlet perwakilan Indonesia di masa depan.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
Duta Besar Jepang untuk Indonesia
RANGKAIAN kompetisi sengit pada Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo akan segera berakhir. Saya ingin berterima kasih kepada seluruh atlet yang telah tampil pada Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo. Selain atlet, Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo kali ini juga didukung oleh banyak masyarakat Indonesia, seperti wasit asal Yogyakarta yang memimpin pertandingan final putri bulu tangkis Olimpiade Tokyo dan sehari-hari berprofesi sebagai guru di sekolah menengah pertama. Izinkan saya kembali berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat pada perhelatan akbar ini.
Meluasnya penyebaran Covid-19 menyebabkan pesta olahraga besar ini ditunda selama satu tahun. Berbagai upaya penanggulangan dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini, seperti menyelenggarakan pertandingan tanpa penonton di hampir seluruh arena pertandingan. Walaupun kompetisi berjalan dalam lingkungan yang menyulitkan bagi para atlet, namun pertarungan sengit selalu disaksikan selama periode penyelenggaraan pertandingan.
Setiap hari saya selalu dipenuhi rasa bangga atas peran para atlet kedua negara, seperti perolehan medali atlet Indonesia di cabang bulu tangkis dan angkat besi, serta keberhasilan tim Jepang mendapatkan medali lebih banyak (terbanyak) dibandingkan sebelumnya. Secara khusus, air mata kegembiraan Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang berhasil meraih medali emas dari cabang olahraga bulu tangkis ganda putri menjadi salah satu momen yang memberikan kesan pada Olimpiade kali ini, dan membuat saya juga nyaris menitikkan air mata saat membayangkan kerja keras mereka hingga berhasil meraih medali emas. Pada pertandingan Paralimpiade kali ini, kiprah Leani Ratri Oktila dan Khalimatus Sadiyah yang berhasil meraih medali emas di cabang parabulu tangkis ganda putri telah meninggalkan kesan yang mendalam. Pada upacara pembukaan, atlet Rio Waida yang terjun di cabang olah raga selancar dan memiliki ibu berkebangsaan Jepang ditugaskan menjadi pembawa bendera Merah Putih. Menyaksikan bendera Indonesia diusung oleh atlet yang menunjukkan kedekatan hubungan antara Jepang dan Indonesia memberikan harapan cerah bagi masa depan hubungan kedua negara.
Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo ini bukan hanya mengenai menang dan kalah, namun juga ajang pertandingan untuk merasakan semangat olimpiade. Melihat atlet saling mendukung dan memuji satu sama lain hingga melewati batas negara yang mana hal ini merupakan semangat sportivitas olahraga tertinggi, secara khusus terlihat pada cabang olah raga skateboard, yang menjadi cabang olahraga baru pada Olimpiade kali ini.
Mungkin ada pihak yang mempertanyakan penyelenggaraan Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo di tengah belum tuntasnya pandemi ini. Namun seperti yang telah dimuat oleh KORAN SINDO saat pembukaan Olimpade beberapa waktu lalu, “Dalam situasi saat ini, di mana dunia terpecah karena Covid-19, justru yang terpenting adalah terus bersikap positif untuk maju ke depan dan menjadikan dunia satu melalui olahraga”, dan saya pikir hal tersebut berhasil diwujudkan dalam Olimpiade dan Paralimpiade kali ini.
Selain pertandingan, hal-hal lain mengenai Jepang yang dimuat di media sosial para atlet dari seluruh dunia yang berpartisipasi pada perhelatan akbar ini juga menjadi topik pembicaraan. Mungkin ada di antara pembaca yang menjadi tertarik dengan Jepang setelah melihat media sosial para atlet. Saat ini memang belum memungkinkan untuk dapat datang ke Jepang, namun demikian, jangan ragu untuk berkunjung ke Jepang jika kondisinya telah memungkinkan.
Saya menantikan kesempatan untuk dapat menyaksikan dari dekat para atlet kelas dunia bertanding di Indonesia yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA U-20, serta akan menjadi tuan rumah Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) bersama dengan Jepang dan Filipina. Walaupun Olimpiade dan Paralimpiade kali ini diselenggarakan tanpa penonton dan kita tidak dapat mendukung para atlet dari dekat, saya berharap penyebaran virus ini dapat berakhir secepat mungkin, sehingga akan tiba hari di mana kita dapat mendukung atlet dari seluruh dunia dengan suara lantang.
Mungkin di antara para pembaca ada yang menjadi tertarik dengan beragam olahraga melalui pelaksanaan Olimpiade dan Paralimpiade kali ini. Saya berharap semoga ini menjadi awal bagi lahirnya atlet perwakilan Indonesia di masa depan.
Lihat Juga: Bintang Porno Jepang yang Pasang Tarif Rp306 Juta untuk Seks Ditangkap dalam Operasi Hong Kong
(bmm)