Kemerdekaan, Tunas Solidaritas dan Bangsa Pemenang
loading...
A
A
A
Namun, kerikil-kerikil perusak tatanan kehidupan bangsa ini kita yakini akan bisa tersapu bersih dengan kesamaan niat, tekad dan sikap mayoritas warga bangsa.
Kemampuan Indonesia mempertahankan Kemerdekaan hingga 76 tahun ini jelas bisa dimaknai sebagai bukti sebagai bangsa yang tangguh. Lebih dari itu, kepiawaian rakyat meÂlewati berbagai ujian bangsa daÂlam puluhan tahun itu juga menunjukkan bahwa bangsa ini bukanlah tipikal mudah menyerah.
Dengan keyakinan ini, maka gelombang tinggi pandemi yang dalam dua bulan terakhir mengguncang Indonesia, misalnya, bukanlah akhir dari seÂgalanya. Lewat program PPKM dan keterlibatan aktif tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat dan masyarakat luas, perlahan gelombang tinggi itu perlahan dapat dikendalikan. Dalam perspektif positif, gelomÂbang besar Covid-19 saat ini mamÂpu keluar dari terjangan gelombang Covid membalikÂkan situasi menjadi lebih baik.
Peran Efektif Tokoh Agama
Ujian besar yang tengah dihadapi bangsa Indonesia saat ini, jelas tak mungkin akan dihadapi pemerintah sendiri. Ikhtiar-ikhtiar lahiriah yang diusung oleh pemerintah tentu membutuhkan keseimbangan dari aspek spiritual dan kultural. Pada posisi ini, peran aktif para tokoh agama menjadi sentral untuk bahu membahu agar wabah yang hakikatnya diturunkan oleh Tuhan itu bisa segera teratasi.
Di sisi lain, tokoh agama juga memiliki posisi strategis di tengah masyarakat dalam kerangka menerjemahkan pesan atau kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah.
Kerelaan dan keikhlasan yang ditambah dengan kekuatan pengaruh serta kedekatan dengan jamaahnya, menjadikan para tokoh agama selama ini terbukti sangat efektif dalam menyosialisasikan protokol kesehatan (prokes) 5 M, misalnya, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.
Upaya menggandeng aktif para tokoh agama ini juga telah dan terus dilakukan Kementerian Agama (Kemenag). Tak hanya pada penekanan penerapan prokes 5 M, para tokoh ini juga terlibat aktif dalam kesuksesan kebijakan PPKM seperti pengaturan dalam peribadatan, keberlangsungan pendidikan, kegiatan keagamaan dan lain sebagainya. Bahkan, kini, para tokoh agama juga dilÂibatkan dalam upaya penyuksesan program vaksinasi massal seperti yang menyasar kalangan pesantren, jamaah pengajian, jemaat gereja, pura dan lain sebagainya.
Upaya strategis lain yang terus dilakukan oleh Kemenag adalah mengoptimalkan peran penyuluh agama yang totalnya mencapai 50.000 orang. Penyuluh agama ini sangat efektif di lapangan karena mereka menyasar dan berinteraksi langsung dengan masyarakat sehingga bisa melihat masalah secara faktual.
Sebagai bentuk solidaritas terhadap warga terdampak Covid, para pegawai Kemenag juga menyisihkan gaji untuk membantu masyarakat yang sangat membutuhkan. Sikap gotong royong dengan penuh kerelaan hati ini terbukti menjadi kekuatan luar biasa dalam membantu menangani pandemi Covid-19 saat ini.
Fakta-fakta ini sekali lagi meneguhkan bahwa di usia 76 ini, Indonesia belumlah menyerah. Sebaliknya semangat kebangsaan yang kian tumbuh secara natural di tengah masyarakat menjadi kekuatan bersama untuk bisa lepas dari wabah ini. Kita pun semakin optimistis bahwa Indonesia tangguh bukanlah impian. Perjalanan panjang bangsa ini telah menguatkan bahwa kita sejatinya adalah bangsa pemenang dan tangguh dalam menghadapi berbagai rintangan dan ujian.
Kemampuan Indonesia mempertahankan Kemerdekaan hingga 76 tahun ini jelas bisa dimaknai sebagai bukti sebagai bangsa yang tangguh. Lebih dari itu, kepiawaian rakyat meÂlewati berbagai ujian bangsa daÂlam puluhan tahun itu juga menunjukkan bahwa bangsa ini bukanlah tipikal mudah menyerah.
Dengan keyakinan ini, maka gelombang tinggi pandemi yang dalam dua bulan terakhir mengguncang Indonesia, misalnya, bukanlah akhir dari seÂgalanya. Lewat program PPKM dan keterlibatan aktif tokoh agama, tokoh masyarakat, aparat dan masyarakat luas, perlahan gelombang tinggi itu perlahan dapat dikendalikan. Dalam perspektif positif, gelomÂbang besar Covid-19 saat ini mamÂpu keluar dari terjangan gelombang Covid membalikÂkan situasi menjadi lebih baik.
Peran Efektif Tokoh Agama
Ujian besar yang tengah dihadapi bangsa Indonesia saat ini, jelas tak mungkin akan dihadapi pemerintah sendiri. Ikhtiar-ikhtiar lahiriah yang diusung oleh pemerintah tentu membutuhkan keseimbangan dari aspek spiritual dan kultural. Pada posisi ini, peran aktif para tokoh agama menjadi sentral untuk bahu membahu agar wabah yang hakikatnya diturunkan oleh Tuhan itu bisa segera teratasi.
Di sisi lain, tokoh agama juga memiliki posisi strategis di tengah masyarakat dalam kerangka menerjemahkan pesan atau kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah.
Kerelaan dan keikhlasan yang ditambah dengan kekuatan pengaruh serta kedekatan dengan jamaahnya, menjadikan para tokoh agama selama ini terbukti sangat efektif dalam menyosialisasikan protokol kesehatan (prokes) 5 M, misalnya, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas.
Upaya menggandeng aktif para tokoh agama ini juga telah dan terus dilakukan Kementerian Agama (Kemenag). Tak hanya pada penekanan penerapan prokes 5 M, para tokoh ini juga terlibat aktif dalam kesuksesan kebijakan PPKM seperti pengaturan dalam peribadatan, keberlangsungan pendidikan, kegiatan keagamaan dan lain sebagainya. Bahkan, kini, para tokoh agama juga dilÂibatkan dalam upaya penyuksesan program vaksinasi massal seperti yang menyasar kalangan pesantren, jamaah pengajian, jemaat gereja, pura dan lain sebagainya.
Upaya strategis lain yang terus dilakukan oleh Kemenag adalah mengoptimalkan peran penyuluh agama yang totalnya mencapai 50.000 orang. Penyuluh agama ini sangat efektif di lapangan karena mereka menyasar dan berinteraksi langsung dengan masyarakat sehingga bisa melihat masalah secara faktual.
Sebagai bentuk solidaritas terhadap warga terdampak Covid, para pegawai Kemenag juga menyisihkan gaji untuk membantu masyarakat yang sangat membutuhkan. Sikap gotong royong dengan penuh kerelaan hati ini terbukti menjadi kekuatan luar biasa dalam membantu menangani pandemi Covid-19 saat ini.
Fakta-fakta ini sekali lagi meneguhkan bahwa di usia 76 ini, Indonesia belumlah menyerah. Sebaliknya semangat kebangsaan yang kian tumbuh secara natural di tengah masyarakat menjadi kekuatan bersama untuk bisa lepas dari wabah ini. Kita pun semakin optimistis bahwa Indonesia tangguh bukanlah impian. Perjalanan panjang bangsa ini telah menguatkan bahwa kita sejatinya adalah bangsa pemenang dan tangguh dalam menghadapi berbagai rintangan dan ujian.
(bmm)