MPR: Perbaikan dan Akurasi Data Penting untuk Upaya Pengendalian COVID-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perbaikan data secara menyeluruh harus dilakukan agar bisa menjadi dasar pengambilan keputusan yang tepat dalam proses pengendalian COVID-19 di Tanah Air. Sehingga, upaya perbaikan data kematian oleh pemerintah diapresiasi.
"Saya menyambut baik adanya upaya perbaikan data kematian akibat COVID-19 yang dilakukan pemerintah, agar sejumlah upaya pengendalian COVID-19 lebih tepat sasaran," ujar Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangannya dikutip, Jumat (13/8/2021). Baca juga: Zona Merah Covid-19 di Jakarta Selatan Tersisa Empat RT
Menurut perempuan yang akrab disapa Rerie, bila distorsi data kematian disebabkan terjadi keterlambatan pelaporan, patut diduga pelaporan indikator pengendalian COVID-19 lainnya seperti data kasus positif, angka kesembuhan, dan kasus aktif bisa mengalami hal yang sama.
Sehingga, Rerie menyarankan untuk memperbaiki data secara menyeluruh agar data yang ada mencerminkan kondisi lapangan sesungguhnya. "Sehingga upaya pengendalian COVID-19 secara nasional dapat dilakukan lebih terukur dan terarah," jelasnya.
Selain itu, kata Rerie, peningkatan pemahaman dan kompetensi para petugas pelaksana di lapangan dalam pengambilan dan pengolahan data juga harus dilakukan agar kualitas data yang dihasilkan jauh lebih baik. Karena, produk data yang dihasilkan itu tidak hanya dipengaruhi oleh konsistensi input data semata.
Secara teknis, menurut politikus Partai Nasdem ini, akurasi data sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain kelayakan jumlah sampel yang diambil, metode pengambilan sampelnya dan konsistensi kriteria sampel yang diambil, serta kompetensi pelaksananya.
"Sehingga, dengan jumlah sampel yang diambil lebih rendah daripada jumlah yang seharusnya saja misalnya, juga berpotensi menghasilkan data yang kurang akurat," terang Rerie.
Jadi, kata dia, bila jumlah sampel yang diambil kurang memadai ditambah lagi dengan metode pencatatan yang tidak konsisten, bisa jadi data yang dihasilkan sangat bias sehingga akan sangat menyulitkan upaya-upaya pengendalian COVID-19 secara nasional.
Karena itu, dia menegaskan bahwa upaya perbaikan data dalam penanggulangan COVID-19 ini harus dilakukan secara menyeluruh sehingga dasar pengambilan kebijakan di masa datang bisa lebih akurat menggambarkan kondisi lapangan sesungguhnya.
Rerie pun sangat berharap upaya perbaikan data ini bisa segera dituntaskan sehingga permasalahan yang terjadi di lapangan bisa segera diatasi dan tidak terus berulang.
"Karena, dengan data yang akurat, langkah yang tepat, penyebaran COVID-19 di Tanah Air bisa segera terkendali," pungkas Anggota Komisi X DPR ini.
"Saya menyambut baik adanya upaya perbaikan data kematian akibat COVID-19 yang dilakukan pemerintah, agar sejumlah upaya pengendalian COVID-19 lebih tepat sasaran," ujar Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangannya dikutip, Jumat (13/8/2021). Baca juga: Zona Merah Covid-19 di Jakarta Selatan Tersisa Empat RT
Menurut perempuan yang akrab disapa Rerie, bila distorsi data kematian disebabkan terjadi keterlambatan pelaporan, patut diduga pelaporan indikator pengendalian COVID-19 lainnya seperti data kasus positif, angka kesembuhan, dan kasus aktif bisa mengalami hal yang sama.
Sehingga, Rerie menyarankan untuk memperbaiki data secara menyeluruh agar data yang ada mencerminkan kondisi lapangan sesungguhnya. "Sehingga upaya pengendalian COVID-19 secara nasional dapat dilakukan lebih terukur dan terarah," jelasnya.
Selain itu, kata Rerie, peningkatan pemahaman dan kompetensi para petugas pelaksana di lapangan dalam pengambilan dan pengolahan data juga harus dilakukan agar kualitas data yang dihasilkan jauh lebih baik. Karena, produk data yang dihasilkan itu tidak hanya dipengaruhi oleh konsistensi input data semata.
Secara teknis, menurut politikus Partai Nasdem ini, akurasi data sangat dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain kelayakan jumlah sampel yang diambil, metode pengambilan sampelnya dan konsistensi kriteria sampel yang diambil, serta kompetensi pelaksananya.
"Sehingga, dengan jumlah sampel yang diambil lebih rendah daripada jumlah yang seharusnya saja misalnya, juga berpotensi menghasilkan data yang kurang akurat," terang Rerie.
Jadi, kata dia, bila jumlah sampel yang diambil kurang memadai ditambah lagi dengan metode pencatatan yang tidak konsisten, bisa jadi data yang dihasilkan sangat bias sehingga akan sangat menyulitkan upaya-upaya pengendalian COVID-19 secara nasional.
Karena itu, dia menegaskan bahwa upaya perbaikan data dalam penanggulangan COVID-19 ini harus dilakukan secara menyeluruh sehingga dasar pengambilan kebijakan di masa datang bisa lebih akurat menggambarkan kondisi lapangan sesungguhnya.
Rerie pun sangat berharap upaya perbaikan data ini bisa segera dituntaskan sehingga permasalahan yang terjadi di lapangan bisa segera diatasi dan tidak terus berulang.
"Karena, dengan data yang akurat, langkah yang tepat, penyebaran COVID-19 di Tanah Air bisa segera terkendali," pungkas Anggota Komisi X DPR ini.
(kri)