UGM Berikan Pelatihan dan Empat Unit GeNose C19 ke DPR
loading...

UGM memberikan pelatihan sekaligus empat unit alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan nafas, GeNose C19, kepada Yankes DPR, Foto/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan pelatihan penggunaan sekaligus empat unit alat pendeteksi Covid-19 berbasis embusan nafas, GeNose C19, kepada Pelayanan Kesehatan (Yankes) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin, 9 Agustus 2021.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna Poerwoko Sugarda, berharap GeNose C19 digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan, instansi pemerintah, perusahaan, institusi pendidikan, dan berbagai tempat umum lainnya di Indonesia. Selain itu, GeNose C19 diharapkan dapat memberikan solusi terjangkau dari sisi harga dan mudah dalam pengoperasian di tingkat masyarakat. Baca juga: Mulai 16 Agustus, DPR Berlakukan Tes GeNose C19 di Kompleks Parlemen
"Ini sebagai apresiasi dan ucapan terima kasih dari pihak produsen GeNose kepada DPR yang memberikan dukungan dalam pengembangannya. Sejak GeNose muncul dan beredar selalu mendapatkan perhatian, khususnya dari Komisi 9 dan dan 11. Kunci dari penggunaan GeNose itu di SOP (standard operating procedure) agar bekerja maksimal. Oleh karena itu, kemarin kami memberikan pelatihan agar bisa bekerja maksimal dan dirasakan manfaatnya bagi banyak pihak," katanya, Selasa (10/8/2021).
Lebih jauh disampaikannya, GeNose C19 tergolong alat elektromedis noninvasif dengan basis kecerdasan buatan (artificial intelegent/AI) yang mengandalkan banyak data dan kepatuhan pada (SOP) untuk menghasilkan performa yang mumpuni. Baca juga: Menkes Sebut Covid-19 Bisa Bertahan Ratusan Tahun, Harus Mampu Berdampingan
GeNose C19 terbukti dapat membantu masyarakat yang harus melakukan mobilitas, sehingga tetap dapat memenuhi protokol kesehatan, khususnya saat berada di ruang publik. Semua pihak termasuk peneliti dan pengembang, distributor, operator, maupun masyarakat pengguna perlu sama-sama dapat memastikan agar tata cara penggunaan Genose C19 sesuai dengan SOP tersebut. GeNose C19 hanya bisa dioperasikan ketika kondisi lingkungannya ideal dan sejumlah terpenuhi. Sehingga, hasil tes bisa menunjukkan akurasi yang tepat.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Paripurna Poerwoko Sugarda, berharap GeNose C19 digunakan di fasilitas pelayanan kesehatan, instansi pemerintah, perusahaan, institusi pendidikan, dan berbagai tempat umum lainnya di Indonesia. Selain itu, GeNose C19 diharapkan dapat memberikan solusi terjangkau dari sisi harga dan mudah dalam pengoperasian di tingkat masyarakat. Baca juga: Mulai 16 Agustus, DPR Berlakukan Tes GeNose C19 di Kompleks Parlemen
"Ini sebagai apresiasi dan ucapan terima kasih dari pihak produsen GeNose kepada DPR yang memberikan dukungan dalam pengembangannya. Sejak GeNose muncul dan beredar selalu mendapatkan perhatian, khususnya dari Komisi 9 dan dan 11. Kunci dari penggunaan GeNose itu di SOP (standard operating procedure) agar bekerja maksimal. Oleh karena itu, kemarin kami memberikan pelatihan agar bisa bekerja maksimal dan dirasakan manfaatnya bagi banyak pihak," katanya, Selasa (10/8/2021).
Lebih jauh disampaikannya, GeNose C19 tergolong alat elektromedis noninvasif dengan basis kecerdasan buatan (artificial intelegent/AI) yang mengandalkan banyak data dan kepatuhan pada (SOP) untuk menghasilkan performa yang mumpuni. Baca juga: Menkes Sebut Covid-19 Bisa Bertahan Ratusan Tahun, Harus Mampu Berdampingan
GeNose C19 terbukti dapat membantu masyarakat yang harus melakukan mobilitas, sehingga tetap dapat memenuhi protokol kesehatan, khususnya saat berada di ruang publik. Semua pihak termasuk peneliti dan pengembang, distributor, operator, maupun masyarakat pengguna perlu sama-sama dapat memastikan agar tata cara penggunaan Genose C19 sesuai dengan SOP tersebut. GeNose C19 hanya bisa dioperasikan ketika kondisi lingkungannya ideal dan sejumlah terpenuhi. Sehingga, hasil tes bisa menunjukkan akurasi yang tepat.
Lihat Juga :