Bela Istana Soal Pengecatan Pesawat Presiden, Politikus PDIP Salahkan SBY
loading...
A
A
A
"Jadi dana COVID-19 sudah disiapkan oleh Pemerintah dan tak diganggu. Terkecuali dana covid tak disiapkan, bolehlah ada yang marah-marah," papar Arteria.
Menurut Arteria, masyarakat justru harus waspada jangan sampai terjerat dengan logika yang dibangun pihak tertentu yang tak bisa menerima warna bendera partainya tak lagi identik dengan warna pesawat kepresidenan yang lama. Padahal, justru warna pesawat kepresidenan saat ini, merah putih, adalah perwujudan simbol negara sesuai warna bendera nasional Indonesia.
"Mari berhati-hati dengan yang post power syndrome. Mungkin saja ini nanti jadinya post colour syndrome hanya karena tak bisa menerima bahwa warna pesawat kepresidenan tak lagi sama dengan warna bendera partainya," tukasnya.
Selain itu, dia menambahkan kepada pihak-pihak tertentu ia mengingatkan bahwa rakyat menghargai kerja, bukan tampilan pencitraan dan warna. Lebih baik saat ini semha ikut prihatin, membangun kesetiakawanan sosial dan gotong royong, kerja langsung, turun ke rakyat untuk membantu di tengah pandemi COVID-19 yang membuat situasi hidup rakyat sulit.
"Kalau kami kan sudah buktikan bahwa tiga pilar partai, baik yang berada di eksekutif, legislatif dan struktur partai untuk turun langsung ke bawah. Jadi tahu betul apa yang pemerintah sedang kerjakan, apa yang rakyat rasakan. Saran saya, kalau tak mau kerja, minimal jangan membuat situasi keruh dan melakukan sesuatu yang justru menurunkan optimisme rakyat menghadapi pandemi ini. Saya pastikan cara-cara populis dengan mengatasnamakan rakyat yang dilakukan oleh mereka tidak akan efektif, justru akan kontra produktif," pungkas Arteria.
Menurut Arteria, masyarakat justru harus waspada jangan sampai terjerat dengan logika yang dibangun pihak tertentu yang tak bisa menerima warna bendera partainya tak lagi identik dengan warna pesawat kepresidenan yang lama. Padahal, justru warna pesawat kepresidenan saat ini, merah putih, adalah perwujudan simbol negara sesuai warna bendera nasional Indonesia.
"Mari berhati-hati dengan yang post power syndrome. Mungkin saja ini nanti jadinya post colour syndrome hanya karena tak bisa menerima bahwa warna pesawat kepresidenan tak lagi sama dengan warna bendera partainya," tukasnya.
Selain itu, dia menambahkan kepada pihak-pihak tertentu ia mengingatkan bahwa rakyat menghargai kerja, bukan tampilan pencitraan dan warna. Lebih baik saat ini semha ikut prihatin, membangun kesetiakawanan sosial dan gotong royong, kerja langsung, turun ke rakyat untuk membantu di tengah pandemi COVID-19 yang membuat situasi hidup rakyat sulit.
"Kalau kami kan sudah buktikan bahwa tiga pilar partai, baik yang berada di eksekutif, legislatif dan struktur partai untuk turun langsung ke bawah. Jadi tahu betul apa yang pemerintah sedang kerjakan, apa yang rakyat rasakan. Saran saya, kalau tak mau kerja, minimal jangan membuat situasi keruh dan melakukan sesuatu yang justru menurunkan optimisme rakyat menghadapi pandemi ini. Saya pastikan cara-cara populis dengan mengatasnamakan rakyat yang dilakukan oleh mereka tidak akan efektif, justru akan kontra produktif," pungkas Arteria.
(kri)