Baliho Puan dan Petinggi Parpol Bertebaran, Warning Buat Kepala Daerah Seperti Ganjar dan Anies
loading...
A
A
A
JAKARTA - Baliho Puan Maharani dan sejumlah petinggi parpol mulai bertebaran.Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai ini alarm bagi kepala daerah yang kerap masuk papan atas survei seperti Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan .
Menurut Fadhli, meski menimbulkan persepsi minor karena terkesan kurang sensitif terhadap kondisi masyarakat, tetapi pesan yang disampaikan melalui media baliho cukup efisien karena mengandung imbauan moril.
"Saya kira ini adalah bagian dari strategi marketing politik. Memanfaatkan momentum sekecil apa pun untuk memikat hati rakyat," kata Fadhli saat dihubungi, Rabu (4/8/2021).
Pertanyaannya, apakah bertebarannya baliho tokoh nasional itu akan berdampak pada tingkat popularitas dan elektabilitas? Dia mengatakan, mungkin saja.
"Pemasangan baliho saya kira masih cukup efektif untuk memperkuat brand awareness tokoh-tokoh itu. Tujuannya ya tentu meningkatkan elektabilitas. Jadi semakin banyak baliho dan tersebar di mana-mana akan lebih kuat awareness si tokoh tadi," terangnya.
Diketahui, baliho Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, bahkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mulai bertebaran di berbagai penjuru kota jelang Pilpres 2024.
Keempat tokoh ini dielu-elukan bakal menjadi calon presiden dan wakil presiden di pilpres mendatang bersaing dengan sejumlah kepala daerah yang terjaring survei sebagai kandidat. Para kepala daerah yang kerap berada di papan atas survei tersebut di antaranya Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil.
"Saya kira ini menjadi warning bagi kandidat kepala daerah yang langganan survei, untuk mempertegas peran mereka di tengah masyarakat. Karena jika diperhatikan para tokoh-tokoh parpol itu tidak hanya rajin memasang baliho tetapi juga rajin membantu penanggulangan pandemi. Apalagi jika masa jabatan kepala daerah selesai, tentu saja akan menyulitkan kandidat asal kepala daerah merebut panggung," pungkasnya.
Menurut Fadhli, meski menimbulkan persepsi minor karena terkesan kurang sensitif terhadap kondisi masyarakat, tetapi pesan yang disampaikan melalui media baliho cukup efisien karena mengandung imbauan moril.
"Saya kira ini adalah bagian dari strategi marketing politik. Memanfaatkan momentum sekecil apa pun untuk memikat hati rakyat," kata Fadhli saat dihubungi, Rabu (4/8/2021).
Pertanyaannya, apakah bertebarannya baliho tokoh nasional itu akan berdampak pada tingkat popularitas dan elektabilitas? Dia mengatakan, mungkin saja.
"Pemasangan baliho saya kira masih cukup efektif untuk memperkuat brand awareness tokoh-tokoh itu. Tujuannya ya tentu meningkatkan elektabilitas. Jadi semakin banyak baliho dan tersebar di mana-mana akan lebih kuat awareness si tokoh tadi," terangnya.
Diketahui, baliho Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, bahkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mulai bertebaran di berbagai penjuru kota jelang Pilpres 2024.
Keempat tokoh ini dielu-elukan bakal menjadi calon presiden dan wakil presiden di pilpres mendatang bersaing dengan sejumlah kepala daerah yang terjaring survei sebagai kandidat. Para kepala daerah yang kerap berada di papan atas survei tersebut di antaranya Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil.
"Saya kira ini menjadi warning bagi kandidat kepala daerah yang langganan survei, untuk mempertegas peran mereka di tengah masyarakat. Karena jika diperhatikan para tokoh-tokoh parpol itu tidak hanya rajin memasang baliho tetapi juga rajin membantu penanggulangan pandemi. Apalagi jika masa jabatan kepala daerah selesai, tentu saja akan menyulitkan kandidat asal kepala daerah merebut panggung," pungkasnya.
(zik)