Somasi Moeldoko, Pengamat Sebut ICW Harus Hati-hati dalam Menuduh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Politik, Rudi S Kamri, mendukung upaya Moeldoko menggugat atau melakukan somasi kepada Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menuding adanya indikasi kuat pejabat-pejabat publik salah satunya disebutkan Moeldoko mempunyai kaitan dengan perburuan rente untuk mendapatkan keuntungan produk Ivermectin untuk obat Covid-19.
"Saatnya ICW juga harus hati-hati jangan mudah menuduh orang. Saya mendukung somasi dari Jenderal Moeldoko kepada ICW, ini sebagai kontrol sosial juga kepada organisasi-organisasi yang terlalu sering memonopoli kebenaran, seolah-olah kalau ICW sudah berfatwa itu dianggap paling benar, padahal belum tentu," ujar Rudi yang disampaikan melalui Channel Youtube Kanal Anak Bangsa, Senin (2/8/21).
"Arogansi ICW sudah sering banget kita lihat. Kenapa? Karena sering banget memonopoli kebenaran," lanjutnya.
Rudi mengatakan, bahwa sebetulnya dia mendukung langkah ICW dalam format mengawasi korupsi di Indonesia. Namun dia sudah merasa jengah pada saat ICW berlagak seperti pemegang otoritas kebenaran di Indonesia dan merasa memegang mandat untuk mengawasi pejabat publik atau pemerintah.
"Tapi saya jujur saja kali ini saya menyoroti peran ICW. ICW ini sudah lama saya agak gerah kadang-kadang," ungkap Rudi.
"Siapa yang memberikan mandat. Saya pun bisa kok mengawasi pemerintah, mengawasi pejabat publik dan juga mengawasi ICW karena saya rakyat jelata," tambahnya.
Untuk itu, lanjutnya, Rudi meyakini bahwa Moeldoko telah melakukan langkah yang smart dan elegan dengan menggunakan jalur hukum. Karena katanya, selama ini Moeldoko telah sering jadi sasaran tembak ICW juga. Namun pada akhirnya tidak terbukti tuduhannya.
"Jadi kasus Jiwasraya, kasus Asabri, ICW juga pernah mengkritisi Pak Moeldoko tapi ternyata kan tidak terbukti. Minimal sampai detik ini tidak ada kaitan secara legal keterlibatan Jenderal Moeldoko terhadap kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri," jelasnya.
Rudi mengungkapkan bahwa ICW yang selama ini didukung oleh kelompok Social Justice Warrior (SJW) termasuk ketika KPK mengadakan seleksi Tes Wawasan Kebangsaan, ICW berpihak kepada novel Baswedan dan menyerang KPK secara luar biasa.
"Tapi kita tahu antara Novel Baswedan dan ICW ini mempunyai pertalian hubungan yang sangat erat. Kita tahu juga siapa pendana ICW, kita tahu juga apa sih intensnya ICW dan arahnya kemana ICW. Kita juga tahu apa nasionalismenya ICW tuh apa gitu," imbuhnya.
Untuk itu, Rudi mengingatkan agar ICW selalu berhati-hati dan jangan sampai main politik atau main nuduh seenaknya. Katanya, menganggap pejabat pemerintah terlalu sering salah juga tidak benar.
"Saatnya ICW untuk instrospeksi diri dan saya menunggu bahwa ICW harus ada event momen kesandung supaya dia sadar diri. Orang itu jalan kalau tidak kesandung kadang tidak hati-hati," pungkas Rudi.
"Saatnya ICW juga harus hati-hati jangan mudah menuduh orang. Saya mendukung somasi dari Jenderal Moeldoko kepada ICW, ini sebagai kontrol sosial juga kepada organisasi-organisasi yang terlalu sering memonopoli kebenaran, seolah-olah kalau ICW sudah berfatwa itu dianggap paling benar, padahal belum tentu," ujar Rudi yang disampaikan melalui Channel Youtube Kanal Anak Bangsa, Senin (2/8/21).
"Arogansi ICW sudah sering banget kita lihat. Kenapa? Karena sering banget memonopoli kebenaran," lanjutnya.
Rudi mengatakan, bahwa sebetulnya dia mendukung langkah ICW dalam format mengawasi korupsi di Indonesia. Namun dia sudah merasa jengah pada saat ICW berlagak seperti pemegang otoritas kebenaran di Indonesia dan merasa memegang mandat untuk mengawasi pejabat publik atau pemerintah.
"Tapi saya jujur saja kali ini saya menyoroti peran ICW. ICW ini sudah lama saya agak gerah kadang-kadang," ungkap Rudi.
"Siapa yang memberikan mandat. Saya pun bisa kok mengawasi pemerintah, mengawasi pejabat publik dan juga mengawasi ICW karena saya rakyat jelata," tambahnya.
Untuk itu, lanjutnya, Rudi meyakini bahwa Moeldoko telah melakukan langkah yang smart dan elegan dengan menggunakan jalur hukum. Karena katanya, selama ini Moeldoko telah sering jadi sasaran tembak ICW juga. Namun pada akhirnya tidak terbukti tuduhannya.
"Jadi kasus Jiwasraya, kasus Asabri, ICW juga pernah mengkritisi Pak Moeldoko tapi ternyata kan tidak terbukti. Minimal sampai detik ini tidak ada kaitan secara legal keterlibatan Jenderal Moeldoko terhadap kasus korupsi Jiwasraya dan Asabri," jelasnya.
Rudi mengungkapkan bahwa ICW yang selama ini didukung oleh kelompok Social Justice Warrior (SJW) termasuk ketika KPK mengadakan seleksi Tes Wawasan Kebangsaan, ICW berpihak kepada novel Baswedan dan menyerang KPK secara luar biasa.
"Tapi kita tahu antara Novel Baswedan dan ICW ini mempunyai pertalian hubungan yang sangat erat. Kita tahu juga siapa pendana ICW, kita tahu juga apa sih intensnya ICW dan arahnya kemana ICW. Kita juga tahu apa nasionalismenya ICW tuh apa gitu," imbuhnya.
Untuk itu, Rudi mengingatkan agar ICW selalu berhati-hati dan jangan sampai main politik atau main nuduh seenaknya. Katanya, menganggap pejabat pemerintah terlalu sering salah juga tidak benar.
"Saatnya ICW untuk instrospeksi diri dan saya menunggu bahwa ICW harus ada event momen kesandung supaya dia sadar diri. Orang itu jalan kalau tidak kesandung kadang tidak hati-hati," pungkas Rudi.
(maf)