Anggota DPD RI Minta Kasus Calon Bintara Rafael Malalangi Ditelusuri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komite 1 DPD RI, Abdul Rachman Thaha menyoroti proses perekrutan calon bintara Polri di Sulawesi Utara yang diduga ada beberapa kejanggalan dan kecurangan. Nama Rafael Malalangi , calon siswa yang telah dinyatakan lulus seleksi Bintara, tiba-tiba hilang. Posisinya digantikan calon Bintara lain atas nama Franco Efrain Kowal.
Abdul Rachman menilai hal itu cukup janggal. Sebab, nama Rafael Malalangi sebelumnya telah diumumkan secara langsung dan diketahui publik. Namun, beberapa hari kemudian namanya raib.
"Ini sangat mengecewakan bagi regenerasi kita ke depan. Saya meminta kepada saudara Kapolri untuk menelusuri dan mengevaluasi panitia seleksi calon Bintara," katanya.
Baca juga: Rafael Lulus Tes Bintara Polri Tapi Namanya Hilang, Hillary Lasut: Ini Ada Apa?
ART, sapaan akrab Abdul Rachman Thaha, mendorong adanya investigasi terhadap kasus ini. Apakah ada faktor kesengajaan atau memang kesalahan input data.
"Harus ada investigasi, jika ini memang terjadi (kekeliruan) dan mohon diberikan penjelasan kepada publik," katanya.
Sebelumnya, Karo SDM Polda Sulut Kombes Pol Octo Budhi Prasetyo menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi karena ada kesalahan dalam input data oleh operator. Pada saat diumumkan yang bersangkutan lulus rangking 22 dari total 22 kuota yang tersedia atau peringkat terakhir.
"Setelah sidang kelulusan diumumkan, datanglah satu orang casis mengomplain nilainya tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh, khususnya jasmani renang. Komplain itu kami akomodir terus dicek ke papan live chat, kan ada tanda tangannya, ternyata memang antara nilai di live chat dan di sini berbeda. Memang itu kesalahan operator saat menginput data, operator dari tim jasmani," ujar Octo, Kamis (29/7/2021).
Baca juga: 960 Calon Bintara Digembleng di SPN Polda Jateng Purwokerto
Namun penjelasan itu, kata ART, juga perlu dipertanyakan, mengapa tidak dari awal hasil nilai seleksinya tidak dimunculkan. "Jelas ini banyak merugikan orang lain. Dan semoga saja Kapolri menindak oknum dalam perekrutan calon bintara," katanya.
Abdul Rachman menilai hal itu cukup janggal. Sebab, nama Rafael Malalangi sebelumnya telah diumumkan secara langsung dan diketahui publik. Namun, beberapa hari kemudian namanya raib.
"Ini sangat mengecewakan bagi regenerasi kita ke depan. Saya meminta kepada saudara Kapolri untuk menelusuri dan mengevaluasi panitia seleksi calon Bintara," katanya.
Baca juga: Rafael Lulus Tes Bintara Polri Tapi Namanya Hilang, Hillary Lasut: Ini Ada Apa?
ART, sapaan akrab Abdul Rachman Thaha, mendorong adanya investigasi terhadap kasus ini. Apakah ada faktor kesengajaan atau memang kesalahan input data.
"Harus ada investigasi, jika ini memang terjadi (kekeliruan) dan mohon diberikan penjelasan kepada publik," katanya.
Sebelumnya, Karo SDM Polda Sulut Kombes Pol Octo Budhi Prasetyo menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi karena ada kesalahan dalam input data oleh operator. Pada saat diumumkan yang bersangkutan lulus rangking 22 dari total 22 kuota yang tersedia atau peringkat terakhir.
"Setelah sidang kelulusan diumumkan, datanglah satu orang casis mengomplain nilainya tidak sesuai dengan hasil yang diperoleh, khususnya jasmani renang. Komplain itu kami akomodir terus dicek ke papan live chat, kan ada tanda tangannya, ternyata memang antara nilai di live chat dan di sini berbeda. Memang itu kesalahan operator saat menginput data, operator dari tim jasmani," ujar Octo, Kamis (29/7/2021).
Baca juga: 960 Calon Bintara Digembleng di SPN Polda Jateng Purwokerto
Namun penjelasan itu, kata ART, juga perlu dipertanyakan, mengapa tidak dari awal hasil nilai seleksinya tidak dimunculkan. "Jelas ini banyak merugikan orang lain. Dan semoga saja Kapolri menindak oknum dalam perekrutan calon bintara," katanya.
(abd)