SekNas Jokowi Minta Pelayanan PCR Gratis

Kamis, 22 Juli 2021 - 16:26 WIB
loading...
SekNas Jokowi Minta...
Petugas medis mengambil sampel spesimen saat swab test PCR Covid-19 secara drive thru, di RS Premier Surabaya, Jawa Timur, Senin (4/5/2020). FOTO/DOK.SINDOnews/ALI MASDUKI
A A A
JAKARTA - Sekretariat Nasional ( SekNas) Jokowi meminta agar pelayanan polymerase chain reaction ( PCR ) dilakukan secara gratis bagi semua masyarakat yang membutuhkan. Sebab, selama ini biaya PCR yang dipatok untuk pelayanan sangat tinggi. Bahkan, di daerah mencapai Rp800.000 sampai Rp1.700.000.

"Biaya ini sangat besar dalam situasi yang sulit ini. Kami minta agar pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) memikirkan upaya pemberiaan PCR secara gratis bagi yang membutuhkan," kata Pjs Seknas Jokowi, Sereida Tambunan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (22/7/2021).

Mengenai upaya pelayanan PCR gratis, Seknas Jokowi sudah menggalang kerja sama dengan berbagai pihak untuk menghadirkan PCR gratis di sekitar Jabodetabek. Menurutnya, ada ratusan paket PCR gratis yang nanti diberikan kepada warga yang sedang melakukan isolasi mandiri atau pasien Covid-19.

Baca juga: Perlukah Test PCR Dilakukan Usai Isoman? Ini Penjelasannya!

"Saya kira, RT, RW dan kelurahan, desa perlu aktif melakukan monitor terhadap warganya yang positif Covid maupun yang isolasi mandiri. Kalau diketahui secara pasti maka akan memudahkan pendeteksian dan penyaluran bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Bisa saja, warga yang isoman memberikan tanda di depan rumah, sehingga tetangga tahu ada isoman, sehingga memudahkan dalam memberikan bantuan. Ini butuh peran RT/RW," kata Sereida.

Menurut Sereida, pemberian layanan gratis ini bukan sekadar meringankan masyarakat yang membutuhkan PCR, tetapi juga akan memudahkan upaya deteksi virus covid-19. "Kalau tes PCR masih memungut biaya, maka jangan heran kalau mereka yang positif covid sekali pun akan sulit terdeteksi karena ketiadaan biaya untuk PCR. Bukan hanya gratis, tapi juga harus mempermudah masyarakat untuk melakukan PCR," tegas Sereida.

Selain itu, Sereida juga menyoroti ketersediaan perlengkapan PCR di berbagai daerah. Untuk itu, katanya, Menkes dan jajarannya jangan hanya melihat kondisi Jakarta dan sekitarnya, tetapi perlu juga melihat persoalan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. "Apakah di sana kebutuhan PCR ini mencukupi, kalau terjadi kelangkaan dan kebutuhan akan PCR tinggi, sudah pasti harga akan melambung tinggi. Kami dapat informasi di NTT, misalnya, harga PCR itu bisa mencapai Rp900.000 sampai Rp1.700.000. Ini rakyat sudah susah, ya jangan lagi ditambahin dengan beban seperti itu," katanya.

Baca juga: Pemalsuan Tes PCR dan Kartu Vaksin, Polisi: Stop Cari Untung di Atas Penderitaan Masyarakat

Menurut Sereida, kalau PCR masih tetap berbiaya tinggi, maka pemberian bantuan tunai tidak efektif, karena bisa saja bantuan itu habis untuk melakukan PCR. "Hal-hal seperti ini semestinya, pembantu Presiden Jokowi lebih gesit dan cermat dalam melihat persoalan nyata di lapangan," ujarnya.

Sereida juga menyarankan, agar syarat PCR untuk pelaku perjalanan ditinjau kembali, karena hal itu melayani orang yang mungkin saja sehat. Sebab, tes PCR ini sangat dibutuhkan mereka yang melakukan isolasi mandiri dan pasien Covid-19. "Nah, kalau rumah sakit dan sebagainya melayani mereka yang melakukan perjalanan, tentu akan mengganggu pelayanan kepada warga yang isoman atau pun pasien Covid-19. Mari kita lihat betul dampak dari setiap kebijakan, sehingga tidak kontraproduktif," kata Sereida.
(abd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mengenal Seknas Jokowi,...
Mengenal Seknas Jokowi, Organisasi Relawan yang Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden dan Dikunjungi Kaesang
Hadiri Rakernas Relawan...
Hadiri Rakernas Relawan Seknas, Jokowi Ungkap Sukses di Dunia Usaha dan Politik
Jokowi: Saya Tahu Kondisi...
Jokowi: Saya Tahu Kondisi Internal, Strategi, dan Tujuan Parpol Jelang Pemilu 2024
Perubahan Iklim hingga...
Perubahan Iklim hingga Pandemic Fund Bisa Jadi Kesepakatan Strategis dari KTT G20
Penanganan Covid-19...
Penanganan Covid-19 Indonesia Termasuk Terbaik, Masyarakat Diminta Jangan Lengah
Mulai Hari Ini Penumpang...
Mulai Hari Ini Penumpang Kereta Jarak Jauh Wajib Tes PCR
Jokowi Minta Wabah PMK...
Jokowi Minta Wabah PMK Ditangani Seperti Covid-19
Sandiaga Uno Temui Menkes...
Sandiaga Uno Temui Menkes Singapura Yakinkan Covid-19 Indonesia Tertangani Baik
Kebijakan Terbaru, Pemerintah...
Kebijakan Terbaru, Pemerintah Hapus Tes PCR dan Antigen bagi Pelaku Perjalanan
Rekomendasi
Pemprov Jateng Hapus...
Pemprov Jateng Hapus Tunggakan dan Denda Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Syarat dan Waktunya
H-7 Idulfitri, Volume...
H-7 Idulfitri, Volume Lalu Lintas di Gerbang Tol Cikampek Utama Meningkat
IHSG Ambruk 1,55% ke...
IHSG Ambruk 1,55% ke 6.161 Sore Ini, 523 Saham Melemah Berjamaah
Berita Terkini
Polri Tetapkan 2 WN...
Polri Tetapkan 2 WN China Tersangka Penipuan Online Modus Fake BTS dan SMS Phising
54 menit yang lalu
Polri Didorong Usut...
Polri Didorong Usut Teror terhadap Jurnalis
1 jam yang lalu
Juniver Apresiasi Usulan...
Juniver Apresiasi Usulan Peradi SAI Diterima Komisi III DPR, Advokat Diberi Hak Imunitas
2 jam yang lalu
Meeting dengan Tim Hukum...
Meeting dengan Tim Hukum Hasto, Adik Febri Diansyah Minta Jadwal Ulang Pemanggilan KPK
2 jam yang lalu
Bareskrim Ungkap Kasus...
Bareskrim Ungkap Kasus Penipuan SMS Phising Gunakan Fake BTS
2 jam yang lalu
Polri Pastikan Usut...
Polri Pastikan Usut Tuntas Kasus Dugaan Teror Kepala Babi ke Kantor Tempo
2 jam yang lalu
Infografis
Jenderal Uni Eropa Minta...
Jenderal Uni Eropa Minta Tentara Dikerahkan ke Greenland
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved