Kepada Syakir Daulay, Salim Segaf Al-Jufri Ungkap Suka Bertualang ke Pedalaman Hutan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Salim Segaf Al-Jufri diketahui pernah menyukai kegiatan berpetualang ke berbagai pedalaman hutan di Indonesia. Hal tersebut diungkapkannya kepada selebgram muda atau Presiden Republik Ikatan Jomblo Terhormat (Ijo Tomat) Syakir Daulay yang berkunjung ke kediamannya di Pejaten, Jakarta, Selasa (20/7/2021).
Walaupun kuliah di mancanegara, Salim selalu menghabiskan waktu liburan untuk bertualang ke pedalaman hutan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. "Mumpung masih muda, kita harus mengenal negeri sendiri. Jika kita tidak mengenal Indonesia, bagaimana kita akan mencintai dan berkontribusi untuk negeri ini," ujar Salim.
Dia menceritakan pengalaman bertemu suku Dayak Burusu di Kalimantan dan suku Dani di Lembah Baliem, Papua. Syakir tak mau kalah, cerita perjalanannya ke Konawe, Sulawesi Tenggara yang penuh tantangan.
Salim Segaf menamatkan Sekolah Dasar di kota Solo, Jawa Tengah dan Sekolah Menengah Pertama/Atas di Kota Palu, Sulawesi Tengah. "Masa muda saya seperti anak-anak muda lain, tapi semangat belajar luar biasa. Saya meneruskan kuliah ke Madinah Islamic University pada usia 18 tahun. Program S1 (sarjana), S2 (pasca sarjana) hingga S3 (doktoral) saya selesaikan di Madinah," kata Salim menjawab pertanyaan Syakir.
Setelah belajar di negeri yang jauh, Salim memutuskan untuk kembali ke Tanah Air bergelut dalam dunia pendidikan. "Tidak buka bisnis travel haji dan umrah seperti kebanyakan orang?" tanya Syakir.
Salim menjawab tidak. Menurutnya, passion-nya ternyata di dunia pendidikan dan aksi kemanusiaan. "Kakek saya kan mendirikan Perguruan Al-Khairaat yang mengelola sekolah/madrasah lebih dari 1.400 di kawasan timur Indonesia. Saya terinspirasi oleh perjuangan beliau," ujar Salim.
Diketahui, Gurutua SIS al-Jufri (Sayid Idrus bin Salim al-Jufri) mendirikan Al-Khairaat pada 30 Juni 1930 di Kota Palu. Perguruan Al-Khairaat tak hanya membina masyarakat di Sulawesi, tetapi juga di Maluku hingga Papua.
Cukup banyak alumni Al-Khairaat yang menjadi tokoh daerah dan nasional. Karena jasanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Gurutua mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana dari Pemerintah RI.
Walaupun kuliah di mancanegara, Salim selalu menghabiskan waktu liburan untuk bertualang ke pedalaman hutan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. "Mumpung masih muda, kita harus mengenal negeri sendiri. Jika kita tidak mengenal Indonesia, bagaimana kita akan mencintai dan berkontribusi untuk negeri ini," ujar Salim.
Dia menceritakan pengalaman bertemu suku Dayak Burusu di Kalimantan dan suku Dani di Lembah Baliem, Papua. Syakir tak mau kalah, cerita perjalanannya ke Konawe, Sulawesi Tenggara yang penuh tantangan.
Salim Segaf menamatkan Sekolah Dasar di kota Solo, Jawa Tengah dan Sekolah Menengah Pertama/Atas di Kota Palu, Sulawesi Tengah. "Masa muda saya seperti anak-anak muda lain, tapi semangat belajar luar biasa. Saya meneruskan kuliah ke Madinah Islamic University pada usia 18 tahun. Program S1 (sarjana), S2 (pasca sarjana) hingga S3 (doktoral) saya selesaikan di Madinah," kata Salim menjawab pertanyaan Syakir.
Setelah belajar di negeri yang jauh, Salim memutuskan untuk kembali ke Tanah Air bergelut dalam dunia pendidikan. "Tidak buka bisnis travel haji dan umrah seperti kebanyakan orang?" tanya Syakir.
Salim menjawab tidak. Menurutnya, passion-nya ternyata di dunia pendidikan dan aksi kemanusiaan. "Kakek saya kan mendirikan Perguruan Al-Khairaat yang mengelola sekolah/madrasah lebih dari 1.400 di kawasan timur Indonesia. Saya terinspirasi oleh perjuangan beliau," ujar Salim.
Diketahui, Gurutua SIS al-Jufri (Sayid Idrus bin Salim al-Jufri) mendirikan Al-Khairaat pada 30 Juni 1930 di Kota Palu. Perguruan Al-Khairaat tak hanya membina masyarakat di Sulawesi, tetapi juga di Maluku hingga Papua.
Cukup banyak alumni Al-Khairaat yang menjadi tokoh daerah dan nasional. Karena jasanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, maka Gurutua mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana dari Pemerintah RI.
(zik)