Dinilai Efektif, Jangkauan Vaksinasi Covid-19 Door to Door Perlu Diperluas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 secara jemput bola atau door to door oleh Badan Intelijen Negara (BIN) diyakini bakal berdampak positif pada percepatan mencapai target vaksinasi nasional. Sehingga, instansi lain diharapkan bisa menjalankan program serupa.
Adapun BIN melaksanakan vaksinasi Covid-19 dengan jemput bola serentak di 14 provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. Program tersebut menargetkan 19 orang mendapatkan vaksin.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) Ardiansyah Bahar menilai metode door to door akan efektif mempercepat pelaksanaan vaksinasi jika dilakukan secara cepat, luas, dan masif. Jika pelaksanaannya benar, vaksinasi door to door diyakininya bisa menjangkau warga yang sulit mengakses sentra vaksin.
"Supaya program door to door ini menjadi masif sehingga bisa efektif, perlu dukungan dari berbagai pihak untuk ikut serta melakukan vaksinasi door to door. Tentu harus dilakukan dengan koordinasi instansi pemerintah setempat yang berwenang," ujar Ardiansyah, Minggu (18/7/2021).
Ardiansyah mengatakan, pihak swasta juga bisa berperan mengingat tenaga kesehatan dari instansi pemerintahan sudah sangat kewalahan dengan tugas regulernya. "Selain door to door, perlu dibuat sentra vaksin yang lebih dekat dengan kawasan penduduk menggunakan fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, pasar, terminal, hingga taman bermain," imbuhnya. Baca juga: Kepala BIN: Metode Door To Door Tingkatkan Partisipasi Warga yang Takut Vaksin
Anggota DPR Bobby Adityo Rizaldi mengapresiasi vaksinasi door to door oleh BIN. Bobby menilai vaksinasi door to door akan efektif mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Akan tetapi, menurut Bobby, kendalanya adalah sumber daya yang terbatas, baik sumber daya manusia maupun biaya, karena pelaksana vaksinasi harus mendatangi warga. Bobby juga berpendapat bahwa jangkauan vaksinasi door to door perlu diperluas.
Menurut dia, instansi lain bisa melaksanakan program serupa. Karena, dia melihat masih banyak masyarakat yang menganggap vaksinasi menakutkan, sehingga tidak datang ke tempat vaksin yang disediakan. "Yang bisa bergerak seperti BIN adalah polisi dan militer, yang mempunyai alat mobilitas yang bisa menjangkau semua daerah atau wilayah dan memiliki daya paksa," katanya.
Sedangkan anggota DPR Christina Aryani menuturkan masih ada masyarakat yang menolak divaksin dengan berbagai alasan. Di sisi lain, banyak juga masyarakat yang mau divaksin namun tidak memiliki akses karena tinggal jauh dari fasilitas kesehatan.
Dia berharap dengan metode door to door, jumlah masyarakat yang mendapatkan vaksin Covid-19 terus meningkat. Karena, kata dia, terdapat daerah-daerah yang tingkat vaksinasinya masih rendah. Padahal, vaksinasi diharapkan bisa menekan risiko berat dari Covid-19. "Perlu upaya khusus untuk mengatasi ini. Jemput bola atau program vaksinasi door to door menjadi salah satu mekanisme yang kami nilai perlu dijalankan," ujarnya.
Adapun BIN melaksanakan vaksinasi Covid-19 dengan jemput bola serentak di 14 provinsi, yakni DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. Program tersebut menargetkan 19 orang mendapatkan vaksin.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian dan Konsultasi Pembangunan Kesehatan (LK2PK) Ardiansyah Bahar menilai metode door to door akan efektif mempercepat pelaksanaan vaksinasi jika dilakukan secara cepat, luas, dan masif. Jika pelaksanaannya benar, vaksinasi door to door diyakininya bisa menjangkau warga yang sulit mengakses sentra vaksin.
"Supaya program door to door ini menjadi masif sehingga bisa efektif, perlu dukungan dari berbagai pihak untuk ikut serta melakukan vaksinasi door to door. Tentu harus dilakukan dengan koordinasi instansi pemerintah setempat yang berwenang," ujar Ardiansyah, Minggu (18/7/2021).
Ardiansyah mengatakan, pihak swasta juga bisa berperan mengingat tenaga kesehatan dari instansi pemerintahan sudah sangat kewalahan dengan tugas regulernya. "Selain door to door, perlu dibuat sentra vaksin yang lebih dekat dengan kawasan penduduk menggunakan fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, pasar, terminal, hingga taman bermain," imbuhnya. Baca juga: Kepala BIN: Metode Door To Door Tingkatkan Partisipasi Warga yang Takut Vaksin
Anggota DPR Bobby Adityo Rizaldi mengapresiasi vaksinasi door to door oleh BIN. Bobby menilai vaksinasi door to door akan efektif mempercepat pelaksanaan vaksinasi. Akan tetapi, menurut Bobby, kendalanya adalah sumber daya yang terbatas, baik sumber daya manusia maupun biaya, karena pelaksana vaksinasi harus mendatangi warga. Bobby juga berpendapat bahwa jangkauan vaksinasi door to door perlu diperluas.
Menurut dia, instansi lain bisa melaksanakan program serupa. Karena, dia melihat masih banyak masyarakat yang menganggap vaksinasi menakutkan, sehingga tidak datang ke tempat vaksin yang disediakan. "Yang bisa bergerak seperti BIN adalah polisi dan militer, yang mempunyai alat mobilitas yang bisa menjangkau semua daerah atau wilayah dan memiliki daya paksa," katanya.
Sedangkan anggota DPR Christina Aryani menuturkan masih ada masyarakat yang menolak divaksin dengan berbagai alasan. Di sisi lain, banyak juga masyarakat yang mau divaksin namun tidak memiliki akses karena tinggal jauh dari fasilitas kesehatan.
Dia berharap dengan metode door to door, jumlah masyarakat yang mendapatkan vaksin Covid-19 terus meningkat. Karena, kata dia, terdapat daerah-daerah yang tingkat vaksinasinya masih rendah. Padahal, vaksinasi diharapkan bisa menekan risiko berat dari Covid-19. "Perlu upaya khusus untuk mengatasi ini. Jemput bola atau program vaksinasi door to door menjadi salah satu mekanisme yang kami nilai perlu dijalankan," ujarnya.
(cip)