Mendagri Sebut Petahana Bisa Diserang dengan Isu Corona di Pilkada 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian angkat suara soal anggapan bahwa calon kepala daerah incumbent atau petahana diuntungkan jika Pilkada Serentak 2020 tetap dilakukan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).
(Baca juga: Corona Belum Reda, DPR Sebut Harus Ada Penyesuaian Hadapi Pilkada 2020
Menurutnya, calon incumbent juga bisa diserang jika penyebaran bantuan sosial (bansos) yang tidak tepat sasaran. Penantang pun bisa diuntungkan jika punya gagasan yang bagus untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Pemilu bisa jadi sangat unik karena ada masalah kesehatan dan ekonomi. Katanya diuntungkan incumbent, belum tentu karena bisa diserang kelemahan-kelemahannya, mungkin bansos yang tidak sampai ke sasaran angka merah di daerah itu," kata Tito dalam paparannya di Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi II DPR secara virtual, Rabu (27/5/2020).
(Baca juga: 3 Alasan Pilkada Serentak 2020 Sebaiknya Digelar Tahun Depan)
Kemudian, Tito melanjutkan, para penantang juga bisa menawarkan gagasan ke masyarakat yang justru bisa menghambat perkembangan Covid-19. Masyarakat juga akan melihat dan membandingkan sehingga, kepala daerah makin terpacu agar jangan sampai daerahnya tidak dapat dikendalikan perkembangan Covid-19-nya.
"Itu pikiran positif kita terlepas dari concern untuk menjaga jangan sampai pilkada muncul kerumunan dan terjadi penularan," ujar mantan Kapolri itu.
Menjurut Tito, justru kondisinya dibalik, dengan pilkada ini bisa dimanfaatkan untuk menekan Covid-19 karena, para kepala daerah akan total dalam menekan pesebaran pandemi ini di daerah maisng-masing.
"Sehingga, mungkin semacam ada ekonomi yang bisa agak hidup bahkan mungkin ada kerja baru EO (event organizer) kampanye di tengah covid, kampanye dengan media-media nonpertemuan akbar," pungkasnya.
(Baca juga: Corona Belum Reda, DPR Sebut Harus Ada Penyesuaian Hadapi Pilkada 2020
Menurutnya, calon incumbent juga bisa diserang jika penyebaran bantuan sosial (bansos) yang tidak tepat sasaran. Penantang pun bisa diuntungkan jika punya gagasan yang bagus untuk menekan penyebaran Covid-19.
"Pemilu bisa jadi sangat unik karena ada masalah kesehatan dan ekonomi. Katanya diuntungkan incumbent, belum tentu karena bisa diserang kelemahan-kelemahannya, mungkin bansos yang tidak sampai ke sasaran angka merah di daerah itu," kata Tito dalam paparannya di Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi II DPR secara virtual, Rabu (27/5/2020).
(Baca juga: 3 Alasan Pilkada Serentak 2020 Sebaiknya Digelar Tahun Depan)
Kemudian, Tito melanjutkan, para penantang juga bisa menawarkan gagasan ke masyarakat yang justru bisa menghambat perkembangan Covid-19. Masyarakat juga akan melihat dan membandingkan sehingga, kepala daerah makin terpacu agar jangan sampai daerahnya tidak dapat dikendalikan perkembangan Covid-19-nya.
"Itu pikiran positif kita terlepas dari concern untuk menjaga jangan sampai pilkada muncul kerumunan dan terjadi penularan," ujar mantan Kapolri itu.
Menjurut Tito, justru kondisinya dibalik, dengan pilkada ini bisa dimanfaatkan untuk menekan Covid-19 karena, para kepala daerah akan total dalam menekan pesebaran pandemi ini di daerah maisng-masing.
"Sehingga, mungkin semacam ada ekonomi yang bisa agak hidup bahkan mungkin ada kerja baru EO (event organizer) kampanye di tengah covid, kampanye dengan media-media nonpertemuan akbar," pungkasnya.
(maf)