Kasus Harian Covid-19 Pecah Rekor Terus, Langkah Strategis Pemerintah Dinanti
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus konfirmasi harian selama empat hari terakhir ini terus memecahkan rekor. Kasus Covid-19 yang tidak juga melandai ini harus menjadi perhatian pemerintah.
Rekor baru kasus COVID-19 dimulai pada 12 Juli 2021, di mana kasus harian mencapai 40.427 kasus. Kemudian rekor tersebut dipecahkan lagi pada 13 Juli 2021 dengan kasus konfirmasi harian sebanyak 47.899. Lalu 14 Juli 2021 rekor kembali pecah dengan 52.517 kasus konfirmasi harian. Bahkan kasus harian konfirmasi kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang pandemi pada 15 Juli dengan 56.767 kasus.
Tidak hanya itu kasus kematian akibat Covid-19 pun dua kali menyentuh angka di atas 1.000 kasus. Di antaranya pada 7 Juli 2021 dengan 1.040 kasus dan 1 Juli 2021 sebanya 1.007 kasus. Sementara saat ini kasus kematian Covid-19 di Indonesia berksiar antara 800 hingga 900-an kasus.
Baca juga: Rekor Lagi! Sehari Covid-19 di Indonesia Bertambah 54.517 Kasus
Berbagai rekor ini dicapai di tengah pelaksanaan PPKM Darurat yang diharapkan dapat menekan kasus covid-19. Meski begitu pada hari Senin lalu Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Investasi (Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya terus memantau implementasi PPKM Darurat. Luhut menyebut selama seminggu pelaksanaan seminggu PPKM Darurat sudah ada penurunan mobilitas.
"Dan hasil yang kami dapat 3-10 Juli seluruh Provinsi Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat pada level 10-15%. Dari target kita sebenarnya 20% atau lebih," katanya dalam konferensi persnya seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (12/7/2021).
Dia optimistis pada minggu depan kasus dapat mulai dikendalikan. Pasalnya mobilitas masyarakat berhasil ditekan. "Jadi kami berharap minggu depan sudah mulai mungkin kalau semua berjalan kita disiplin akan mulai flattening atau mulai akan merata (melandai). Dan kemudian kita harap nanti cenderung akan terkendali," katanya.
Baca juga: Ini Dalih Kemenkes Mengapa Kasus Covid-19 Pecah Rekor Terus
Namun bagi epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, kondisi saat ini telah menjadikan Indonesia episentrum Covid-19. Hal ini terlihat dari jumlah kasus sangat banyak.
"Sekarang sudah jadi episentrum baru Covid-19. Dan dua hari terakhir sudah jadi episentrum baru. Dan bicara episentrum itu ya negara yang memang memiliki kasus infeksi terbanyak. Jadi sudah masuk kategori itu," katanya saat dihubungi, Kamis (15/7/2021).
Dia menyebut tingginya kasus covid disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya testing hingga kini belum tercapai. Meski begitu Dicky menilai PPKM Darurat masih berpotensi efektif menekan kasus.
"PPKM Darurat ini memang bukan yang sempurna tapi masih punya potensi untuk efektif asal diperkuat dan dilakukan secara benar. Misalnya testingnya benar-benar 500.000 minimal. Sekarang harusnya sudah lebih lah. Dan WFH (work from home atau bekerja dari rumah) benar-benar 100%," katanya.
Rekor baru kasus COVID-19 dimulai pada 12 Juli 2021, di mana kasus harian mencapai 40.427 kasus. Kemudian rekor tersebut dipecahkan lagi pada 13 Juli 2021 dengan kasus konfirmasi harian sebanyak 47.899. Lalu 14 Juli 2021 rekor kembali pecah dengan 52.517 kasus konfirmasi harian. Bahkan kasus harian konfirmasi kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang pandemi pada 15 Juli dengan 56.767 kasus.
Tidak hanya itu kasus kematian akibat Covid-19 pun dua kali menyentuh angka di atas 1.000 kasus. Di antaranya pada 7 Juli 2021 dengan 1.040 kasus dan 1 Juli 2021 sebanya 1.007 kasus. Sementara saat ini kasus kematian Covid-19 di Indonesia berksiar antara 800 hingga 900-an kasus.
Baca juga: Rekor Lagi! Sehari Covid-19 di Indonesia Bertambah 54.517 Kasus
Berbagai rekor ini dicapai di tengah pelaksanaan PPKM Darurat yang diharapkan dapat menekan kasus covid-19. Meski begitu pada hari Senin lalu Menteri Koordinator (Menko) Maritim dan Investasi (Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pihaknya terus memantau implementasi PPKM Darurat. Luhut menyebut selama seminggu pelaksanaan seminggu PPKM Darurat sudah ada penurunan mobilitas.
"Dan hasil yang kami dapat 3-10 Juli seluruh Provinsi Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas dan aktivitas masyarakat pada level 10-15%. Dari target kita sebenarnya 20% atau lebih," katanya dalam konferensi persnya seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (12/7/2021).
Dia optimistis pada minggu depan kasus dapat mulai dikendalikan. Pasalnya mobilitas masyarakat berhasil ditekan. "Jadi kami berharap minggu depan sudah mulai mungkin kalau semua berjalan kita disiplin akan mulai flattening atau mulai akan merata (melandai). Dan kemudian kita harap nanti cenderung akan terkendali," katanya.
Baca juga: Ini Dalih Kemenkes Mengapa Kasus Covid-19 Pecah Rekor Terus
Namun bagi epidemiolog Griffith University, Dicky Budiman, kondisi saat ini telah menjadikan Indonesia episentrum Covid-19. Hal ini terlihat dari jumlah kasus sangat banyak.
"Sekarang sudah jadi episentrum baru Covid-19. Dan dua hari terakhir sudah jadi episentrum baru. Dan bicara episentrum itu ya negara yang memang memiliki kasus infeksi terbanyak. Jadi sudah masuk kategori itu," katanya saat dihubungi, Kamis (15/7/2021).
Dia menyebut tingginya kasus covid disebabkan karena beberapa hal. Salah satunya testing hingga kini belum tercapai. Meski begitu Dicky menilai PPKM Darurat masih berpotensi efektif menekan kasus.
"PPKM Darurat ini memang bukan yang sempurna tapi masih punya potensi untuk efektif asal diperkuat dan dilakukan secara benar. Misalnya testingnya benar-benar 500.000 minimal. Sekarang harusnya sudah lebih lah. Dan WFH (work from home atau bekerja dari rumah) benar-benar 100%," katanya.