New Normal Harus Dipahami untuk Tetap Jaga Protokol Kesehatan

Rabu, 27 Mei 2020 - 15:34 WIB
loading...
New Normal Harus Dipahami...
Dirkamsel Korlantas Polri, Brigjen Pol Chryshnanda. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - New normal menjadi isu penting yang muncul di saat pandemi Covid-19 atau virus Corona tahun 2020. Konteks new normal dapat dipahami sebagai pola hidup baru atau tatanan hidup baru dalam kehidupan sosial kemasyarakatan maupun di dalam berbangsa dan bernegara.

(Baca juga: PKS Sebut Kebijakan New Normal Harus Ditolak karena Sangat Terburu-buru)

Hal tersebut dikatakan Dirkamsel Korlantas Polri, Brigjen Pol Chryshnanda. Menurutnya, ada era yang dianggap sebagai kebaruan atau pembaharuan yang bisa berbeda atau bahkan bertentangan dengan pola yang lama.

"Sebagai contoh penyadaran untuk tidak bergerombol atau berkumpul atau menjaga jarak, namun komunikasi dan proses pemenuhan kebutuhan tetap berjalan dengan bantuan media. Bekerja bisa dari rumah, belajar pun demikian," kata Chryshnanda, Rabu (27/5/2020).

"Rumah menjadi pusat kegiatan sosial kemanusiaan. Pada tempat-tempat umum dibuat atau diwajibkan memenuhi protokol-protokol entah itu protokol kesehatan atau protokol sosial lainnya," tambahnya.

Menurutnya, pandemi Corona ini benar-benar menghantam kehidupan terutama pada hubungan sosial traveling atau transportasi. Cara-cara konvensional manual parsial sedikit demi sedikit mulai tergeser menjadi sistem terhubung atau on line yang berbasis pada elektronik.

"Sistem big data mau tdk mau harus dibangun, karena tanpa data akan lemah dan tidak dapat berbuat apa apa. Hidup di balik layar menjadi kebutuhan segala informasi, komunikasi, pekerjaan dll berbasis pd kegiatan yg dikelola back office , aplication dan net work," ucap Chryshnanda

Kata Chryshnanda, back office sebagai operation room akan menjadi pusat komunikasi, koordinasi , komando pengendalian dan informasi yang mengolah data dan menghasilkan algoritma dlm bentuk info grafis info virtual info statistik yang real time on time dan any time.

"Data yang ada di back office merupakan sistem yang digerakkan atau diinput atau direcognize dari sistem aplikasi yang bernasis pada iot dan ai serta terhubungkan dalam network atau jejaring. Semua itu dibangun tentu dengan standar yang prima, cepat tepat akurat transparan akuntabel informatif dan mudah diakses," jelasnya.

New Era menurutnya, dalam hal tersebut dapat dipahami adanya tata kehidupan yang berbasis pada sistem online atau terhubung yang berbasis elektronik. Berbasis pada upaya pembangunan big data dan one gate service. Tatkala pemahaman tersebut diimplementasikan, maka pelayanan publik akan berangsur merayap ke pelayanan virtual.

"Dunia virtual akan menguasai dunia altual dengan menggeser pola alkemis konvensional. Tatkala pelayanan secara virtual di bidang keamanan, keselamatan, informasi, administrasi, hukum dan kemanusiaan secara virtual maka bid data akan menjadi pilar dasar dan implementasinya ada lemungkinan terjadi hal-hal yang bersifat kontraproduktif," ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, dalam New Normal ini bukan sebatas cyber crime atau kejahatan saja yang dilihat, namun juga ada perawatan atas sistem yang dibangun dan updating serta upgrading sistem. Kalau tidak, maka akan tertinggal atau ditinggalkan atau malah bisa diacak-acak oleh penjahat siber.

"Di sinilah cyber security menjadi penting dalam merawat atau memberdayakan data yang ada dalam wujud algoritma. Cyber cops cyber troops memang harus dibangun. Kedaulatan siber atau mayantara ini harus dijaga membangun sistem untuk mampu sebagai alkemis, juga sangat menjadi jaminan di dalam menjaga mengamankan menata mengatasi meng-update dan merehabilitasi bahkan mengcounter segala sesuatu yang kontraproduktif di bidang siber," tandasnya.
(maf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0981 seconds (0.1#10.140)