Pantau dan Bantu Pasien Isolasi Mandiri

Senin, 12 Juli 2021 - 06:31 WIB
loading...
Pantau dan Bantu Pasien Isolasi Mandiri
Isolasi mandiri di rumah kini menjadi pilihan di saat kapasitas rumah sakit yang terbatas untuk merawat pasien Covid-19. FOTO/WIN CAHYONO.
A A A
JAKARTA - Penularan Covid-19 yang kian massif membuat banyak orang harus menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. Demi mengantisipasi dampak terburuk, pasien tetap perlu mendapatkan pengawasan dan layanan medis.

Pasien yang menjalani isoman di rumah terus meningkat dalam tiga pekan terakhir seiring terus melonjaknya angka kasus positif korona. Kemarin, jumlah orang yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus SARS-CoV-2 kembali bertambah sebanyak 36.197 kasus.

Beberapa pekan terakhir banyak pasien isoman yang meninggal dunia akibat mengalami perburukan. Catatan relawan LaporCovid-19, pasien isoman yang meninggal mencapai 265 pasien. Angka ini merupakan akumulasi selama Juni 2021 hingga 2 Juli 2021. Angka ini kemungkinan besar terus bertambah setiap hari. Jiwa pasien tidak tertolong karena akses terhadap rumah sakit semakin sulit karena ICU dan ruang perawatan penuh.



Merespons kondisi ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah memgambil inisiatif. Sejak Rabu (7/7) Kemenkes membuka layanan telemedisin atau pengobatan jarak jauh secara virtual. Program ini menggandeng 11 platform telemedisin dan menyediakan layanan konsultasi gratis dengan dokter dan tenaga kesehatan. Pasien juga akan mendapatkan kiriman obat-obatan secara gratis.Layanan ini diberikan kepada pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang tidak bergejala dan bergejala ringan serta tengah menjalani isolasi mandiri di rumah maupun karantina terpusat di pusat isolasi.

"Kita melakukan pelayanan telemedisin karena kalau sekarang harus datang ke rumah sakit, konsultasi dengan dokter, akan susah karena akan menambah risiko. Maka kita bekerja sama dengan 11 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan juga jasa pengiriman obat secara gratis,” demikian penjellasan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta pada konferensi pers virtual pekan lalu.

Sebagai informasi, dalam layanan telemedicne ini Kemenkes bekerja sama dengan 11 platform telemedicine yaitu Alodokter, GetWell, Good Doctor dan GrabHealth, Halodoc, KlikDokter, dan KlinikGo. Kemudian Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, dan YesDok. Tak hanya itu, platform telemedicine ini juga terintegrasi dengan laboratorium testing PCR. Bagi pasien yang ingin melakukan uji PCR bisa dilakukan melalui form telemedicine yang tersedia.

Namun, layanan ini menuai kritik lantaran prosedur untuk mendapatkan layanan dinilai berbelit dan cakupan layanannya sangat terbatas, yakni hanya warga DKI Jakarta. Padahal, pasien isoman juga terdapat di banyak kabupaten/kota lain di Indonesia, terutama wilayah yang rumah sakitnya penuh dalam tiga pekan terakhir.

"Layanan ini masih dirasakan hanya oleh masyarakat DKI. Padahal kota penyangga dan wilayah lainnya yang memiliki status darurat serta tingkat kematian tinggi, sama membutuhkan layanan ini," ujar anggotq]a Komisi IX DPR Netty Prasetiyani kepada KORAN SINDO kemarin.

Netty mengapresiasi gebrakan Kemenkes lewat layanan telemedicine tersebut namun dia memimta agar program itu lebih dioptimalkan lagi, termasuk mempercepat realisasi untuk wilayah lainnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6322 seconds (0.1#10.140)