Kasus COVID-19 di Inggris Melonjak 70% Akibat Varian Delta Dalam Seminggu

Selasa, 15 Juni 2021 - 15:29 WIB
loading...
Kasus COVID-19 di Inggris...
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan mantan Dirjen P2P Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama mengatakan kasus COVID-19 di Inggris melonjak 70% akibat varian Delta hanya dalam seminggu. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mantan Direktur World Health Organization (WHO) Asia Tenggara dan mantan Dirjen P2P Kementerian Kesehatan, Tjandra Yoga Aditama mengatakan kasus COVID-19 di Inggris melonjak 70% akibat varian Delta hanya dalam seminggu.

Tjandra mengatakan pada 11 Juni 2021 otoritas kesehatan masyarakat di Inggris yakni Public Health England (PHE) menyampaikan perkembangan terakhir varian Delta, di mana hanya dalam seminggu kasus COVID-19 dari varian ini melonjak 70%. Baca juga: Luhut Sebut Munculnya COVID-19 Varian Baru di Indonesia Kesalahan Bersama

“Di Inggris sudah ada 42.323 kasus varian Delta, naik 70% dari minggu sebelumnya, atau naik 29.892 kasus hanya dalam waktu satu minggu saja, peningkatan yang amat besar,” ujar Tjandra dalam keterangan yang diterima, Selasa (15/6/2021).

Bahkan, kata Tjandra, dari data terakhir Inggris menunjukkan bahwa lebih dari 90% kasus baru COVID-19 di negara itu kini adalah varian Delta. “Ini menggantikan varian Alfa (B.1.1.7) yang semua dominan di Inggris,” paparnya.

Tjandra mengatakan varian Delta di Inggris ternyata 60% lebih mudah menular daripada varian Alfa. Waktu penggandaannya atau doubling time berkisar antara 4,5 sampai 11,5 hari.

Selain itu, dari laporan Inggris 11 Juni 2021 ini juga menunjukkan bahwa varian Delta berpengaruh menurunkan efektifitas vaksin dibandingkan varian Alfa. “Pada mereka yang baru dapat vaksin satu kali maka terjadi penurunan efektifitas perlindungan terhadap gejala sebesar 15% sampai 20%,” kata Tjandra.

“Yang juga menarik adalah di Inggris mereka menggunakan “novel genotyping test” untuk mendeteksi adanya varian Delta. Tes ini dapat memberi hasil dalam 48 jam saja, dan hasilnya kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan “whole genome sequencing” dan ternyata hasilnya memang positif, oleh PHE disebut sebagai extremely accurate,” tutup Tjandra.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1967 seconds (0.1#10.140)