6 Strategi Satgas Kendalikan Lonjakan Kasus Covid-19 di Daerah

Senin, 14 Juni 2021 - 07:16 WIB
loading...
6 Strategi Satgas Kendalikan Lonjakan Kasus Covid-19 di Daerah
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Ganip Warsito merekomendasikan 6 strategi untuk pengendalian Covid-19 di daerah. FOTO/DOK.SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kasus Covid-19 melonjak pasca libur Lebaran. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya bed occupancy ratio (BOR) atau tingkat keterisian di rumah sakit rujukan Covid-19 di beberapa daerah, baik di ruang isolasi maupun ICU.

Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Ganip Warsito merekomendasikan 6 strategi untuk pengendalian Covid-19 di daerah. "Saya merekomendasikan beberapa langkah pengendalian kasus Covid-19 di beberapa daerah. Strategi yang ingin kita terapkan adalah ada 6 poin," katanya seperti dikutip dari situs resmi BNPB, Minggu (13/6/2021).

"Pertama, kita akan melaksanakan 3K, mengoptimalkan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi, khususnya dalam konteks konsep pentahelix dalam pengendalian Covid-19. Memastikan kerja sama pusat sampai ke daerah berjalan dengan baik. Kerja sama mulai dari Gubernur, Bupati, Walikota sampai jalur koordinasi RT/RW dioptimalkan dengan bantuan TNI dan Polri," kata Ganip.

Baca juga: Update Corona: Positif 1.901.490 Orang, 1.740.436 Sembuh & 52.730 Meninggal

Ia juga mengajak untuk menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda untuk mengajak pendisiplinan protokol kesehatan kepada masyarakatnya.

Kedua, meningkatkan penegakan disiplin protokol kesehatan dan pembatasan mobilitas dan aktivitas penduduk. "Konsepnya adalah pemerintah daerah dalam hal ini Satgas Covid daerah dan aparat keamanan harus terus mengawal berjalannya protokol kesehatan 3M serta melakukan kegiatan penegakan disiplin melalui operasi-operasi yustisi di beberapa daerah merah untuk bisa mendisiplinkan masyarakat," kata Ganip.

"Pembatasan aktivitas seperti hajatan, wisata religi, kunjungan-kunjungan tradisi, kemudian kegiatan sosial hendaknya perlu diketatkan," katanya.

Ketiga, meningkatkan jumlah pemeriksaan testing dan memasifkan kegiatan tracing untuk memastikan jumlah pemeriksaan testing bertambah dan kegiatan tracking dilakukan maksimal untuk menjaring pasien terinfeksi termasuk yang tidak bergejala.

Baca juga: Kenaikan COVID-19 di Jakarta Signifikan, Anies: Kita Akan Masuk Fase Genting

Keempat, memastikan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, obat, alkes dan memaksimalkan fungsi karantina terpusat posko daerah. "Pemerintah daerah harus memastikan kecukupan sumber daya nakes, alat kesehatan dan obat-obatan jika diperlukan melakukan konversi TT non Covid untuk mencari TT (tempat tidur) isolasi dan ICU Covid-19," papar Ganip.

"Hal ini sedang dilakukan, pemerintah daerah mengevaluasi ketersediaan TT ini dan sudah diinstruksikan untuk mengkonversi itu sampai dengan 30 sampai 40%," katanya.

Selain itu, kata Ganip, perlu memaksimalkan juga fasilitas karantina terpusat posko daerah level kelurahan, desa sebagai tempat isolasi mandiri suspek Covid-19 dari pelaksanaan PPKM mikro untuk bisa menyeleksi di tingkat Puskesmas, memilah-pilah pasien sesuai dengan derajat tingkat Covid yang dideritanya, mulai dari OTG, ringan, sedang, berat dan kritis. "Hal ini sudah ada manajemennya untuk menyalurkan," katanya.

Kelima, memperketat pelaksanaan PPKM mikro optimalkan peran Posko dan monitoring evaluasi data kasus positif yang nantinya bisa digunakan menyusun strategi pengendalian kasus di beberapa daerah.

"Setiap daerah harus melaksanakan pemantauan rutin data-data jumlah kasus aktif kematian, kesembuhan dan persentase BOR ICU dan isolasi, termasuk juga pengendalian mobilitas penduduk guna menyusun strategi pengendalian kasus berdasarkan data yang ada," papar Ganip.

Ganip pun menegaskan bahwa memaksimalkan peran posko PPKM mikro untuk pengendalian Covid ini sangat penting. "Jadi kita sudah instruksikan untuk pemberdayaan intensifikasi posko PPKM mikro mulai dari tingkat desa sampai ke dengan tingkat pusat," katanya.

Keenam, mulai mengantisipasi kenaikan kasus pada periode libur Idul Adha yang akan datang. "Menjelang Idul Adha perlu mengantisipasi meningkatnya potensi penularan Covid-19 yang disebabkan peningkatan mobilitas penduduk, terutama di pusat perbelanjaan dan tempat wisata, serta tradisi halal bihalal, kunjungan keluarga, ziarah makam, kerumunan penonton prosesi penyembelihan kurban dan lain sebagainya," ungkap Ganip.

"Ini harus sedini mungkin kita antisipasi agar tidak menimbulkan lonjakan lonjakan Covid yang lebih memperparah dari kondisi sekarang," katanya.
(abd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1174 seconds (0.1#10.140)