Cegah Corona, Satgas Nilai PPKM Mikro di 12 Provinsi Perlu Dievaluasi
loading...

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan, bahwa PPKM di 12 provinsi perlu dievaluasi, karena tak mengalami perkembangan. Foto/BNPB
A
A
A
JAKARTA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 (virus Corona) WikuAdisasmito mengungkapkan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di 12 provinsi perlu dievaluasi. Pasalnya dari hasil laporan pelaksanaan maupun pembentukan posko tidak mengalami perkembangan.
Baca juga: Update Corona 11 Juni 2021: 1.894.025 Positif, 1.735.144 Sembuh, 52.566 Meninggal
“Berkaca dari hal tersebut tentunya pelaksanaan PPKM mikro yang sudah berlangsung selama 16 minggu ini perlu dievaluasi. Berdasarkan laporan pelaksanaan PPKM mikro terakhir terdapat 12 provinsi yang tidak mengalami perkembangan laporan pelaksanaan maupun pembentukan posko pada dua minggu terakhir,” katanya dalam konferensi persnya, Jumat (11/6/2021).
Baca juga: Atasi Corona di Lamongan, Panglima TNI Bersama Kapolri Pimpin Apel Satgas
Wiku menyebutkan kedua belas provinsi tersebut adalah Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Maluku Utara. Lalu NTB, NTT, Papua, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Selatan.
Baca juga: Update Corona 7 Juni 2021: 1.863.031 Positif, 1.711.565 Sembuh, 51.803 Meninggal
“Untuk itu, saya minta kepada seluruh gubernur terutama pada 12 provinsi ini untuk berkoordinasi dengan bupati dan wali kotanya untuk memantau dan melaporkan pelaksanaan PPKM mikro di tingkat desa/kelurahan,” ujarnya.
Wiku menegaskan bahwa jika tidak ada laporan terkait operasional posko maka pemerintah akan kehilangan alat navigasi. Sehingga akan mempersulit dan menghambat upaya penanganan pandemi covid-19 secara efektif.
“PPKM mikro yang selama 13 minggu kemarin telah terbukti berhasil menurunkan kasus Covid-19 nasional secara drastis tentunya perlu untuk terus dipertahankan. Tantangan yang saat ini kita hadapi adalah dampak dari periode libur Idul Fitri kemarin ditambah dengan pelaksanaan PPKM mikro pada beberapa daerah yang mulai lengah,” ungkapnya.
Baca juga: Update Corona 11 Juni 2021: 1.894.025 Positif, 1.735.144 Sembuh, 52.566 Meninggal
“Berkaca dari hal tersebut tentunya pelaksanaan PPKM mikro yang sudah berlangsung selama 16 minggu ini perlu dievaluasi. Berdasarkan laporan pelaksanaan PPKM mikro terakhir terdapat 12 provinsi yang tidak mengalami perkembangan laporan pelaksanaan maupun pembentukan posko pada dua minggu terakhir,” katanya dalam konferensi persnya, Jumat (11/6/2021).
Baca juga: Atasi Corona di Lamongan, Panglima TNI Bersama Kapolri Pimpin Apel Satgas
Wiku menyebutkan kedua belas provinsi tersebut adalah Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, DKI Jakarta, Gorontalo, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Maluku Utara. Lalu NTB, NTT, Papua, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Selatan.
Baca juga: Update Corona 7 Juni 2021: 1.863.031 Positif, 1.711.565 Sembuh, 51.803 Meninggal
“Untuk itu, saya minta kepada seluruh gubernur terutama pada 12 provinsi ini untuk berkoordinasi dengan bupati dan wali kotanya untuk memantau dan melaporkan pelaksanaan PPKM mikro di tingkat desa/kelurahan,” ujarnya.
Wiku menegaskan bahwa jika tidak ada laporan terkait operasional posko maka pemerintah akan kehilangan alat navigasi. Sehingga akan mempersulit dan menghambat upaya penanganan pandemi covid-19 secara efektif.
“PPKM mikro yang selama 13 minggu kemarin telah terbukti berhasil menurunkan kasus Covid-19 nasional secara drastis tentunya perlu untuk terus dipertahankan. Tantangan yang saat ini kita hadapi adalah dampak dari periode libur Idul Fitri kemarin ditambah dengan pelaksanaan PPKM mikro pada beberapa daerah yang mulai lengah,” ungkapnya.
(maf)
Lihat Juga :