Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Jangan Hanya Sebatas Seremonial
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap 5 Juni diharapkan tidak hanya menjadi seremonial belaka. Masyarakat harus dilibatkan dalam upaya merestorasi lingkungan.
Hal itu diungkapkan pengurus DPP Balitbang Partai Golkar, Azka Aufary Ramli. Menurutnya, pembangunan infrastruktur di berbagai daerah Indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, tingkat pembangunan yang tinggi, ibarat sebuah pedang bermata dua. Apalagi jika pembangunan tersebut tidak mengindahkan ekosistem lingkungan hidup. Hal tersebut menjadi sebuah elegi tersendiri di tengah megahnya pembangunan dan sekaratnya kondisi lingkungan Indonesia.
"Jika kita hanya sibuk membangun tanpa menjaga kelesetarian lingkungan, bencana banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, perubahan iklim drastis, krisis keanekaragaman hayati, polusi dan sebagainya akan terus menghantui," kata Azka Rabu (9/6/2021).
Azka menjelaskan, menjaga kelestarian hidup adalah tugas bersama dan dibutuhkan ketegasan dari pemerintah atau pihak yang terlibat langsung. Memang insvestasi terhadap lingkungan hidup tidak instan, butuh waktu yang lama, apalagi jika ingin melakukan restorasi lingkungan. Hingga saat ini, Azka menilai kebijakan restorasi di Indonesia masih belum jelas dan seperti tidak tegas, karena mayoritas hanya menerjemahkan sebagai penghijauan hutan belaka. Padahal lebih dari itu. Adapun yang diatur adalah rehabilitasi, penghijauan, dan reforestasi atau penghutanan kembali.
“Restorasi kelestarian lingkungan hidup ala pemerintah Indonesia perlu dibenahi, karena saat ini masih belum jelas dan terkesan ambigu. Pemerintah Indonesia perlu tergas, karena restorasi tidak hanya berbicara penghijauan hutan saja," ujarnya.
Azka menyatakan restorasi lingkungan yang dicita-citakan oleh pemerintah Indonesia, tidak akan tercapai tanpa adanya keikutsertaan dari lapisan masyarakat, sehingga pemerintah sangat perlu melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya. “Saya pikir isu lingkungan hidup bukan hanya masalah satu atau dua tahun ke depan, namun diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang, karena membutuhkan waktu yang jika ingin melakukan restorasi lingkungan yang mengacu pada Sustainable Developmnet, untuk itu mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya menjadi hal ceremonial dan insidental saja," pungkasnya.
Hal itu diungkapkan pengurus DPP Balitbang Partai Golkar, Azka Aufary Ramli. Menurutnya, pembangunan infrastruktur di berbagai daerah Indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, tingkat pembangunan yang tinggi, ibarat sebuah pedang bermata dua. Apalagi jika pembangunan tersebut tidak mengindahkan ekosistem lingkungan hidup. Hal tersebut menjadi sebuah elegi tersendiri di tengah megahnya pembangunan dan sekaratnya kondisi lingkungan Indonesia.
"Jika kita hanya sibuk membangun tanpa menjaga kelesetarian lingkungan, bencana banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, perubahan iklim drastis, krisis keanekaragaman hayati, polusi dan sebagainya akan terus menghantui," kata Azka Rabu (9/6/2021).
Baca Juga
Azka menjelaskan, menjaga kelestarian hidup adalah tugas bersama dan dibutuhkan ketegasan dari pemerintah atau pihak yang terlibat langsung. Memang insvestasi terhadap lingkungan hidup tidak instan, butuh waktu yang lama, apalagi jika ingin melakukan restorasi lingkungan. Hingga saat ini, Azka menilai kebijakan restorasi di Indonesia masih belum jelas dan seperti tidak tegas, karena mayoritas hanya menerjemahkan sebagai penghijauan hutan belaka. Padahal lebih dari itu. Adapun yang diatur adalah rehabilitasi, penghijauan, dan reforestasi atau penghutanan kembali.
“Restorasi kelestarian lingkungan hidup ala pemerintah Indonesia perlu dibenahi, karena saat ini masih belum jelas dan terkesan ambigu. Pemerintah Indonesia perlu tergas, karena restorasi tidak hanya berbicara penghijauan hutan saja," ujarnya.
Azka menyatakan restorasi lingkungan yang dicita-citakan oleh pemerintah Indonesia, tidak akan tercapai tanpa adanya keikutsertaan dari lapisan masyarakat, sehingga pemerintah sangat perlu melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaannya. “Saya pikir isu lingkungan hidup bukan hanya masalah satu atau dua tahun ke depan, namun diperlukan persiapan dan perencanaan yang matang, karena membutuhkan waktu yang jika ingin melakukan restorasi lingkungan yang mengacu pada Sustainable Developmnet, untuk itu mari kita bersama-sama menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya menjadi hal ceremonial dan insidental saja," pungkasnya.
(cip)